Apa Itu Kanban?

Kanban adalah sistem visual yang digunakan untuk mengelola dan melacak pekerjaan saat bergerak melalui suatu proses. Kata “kanban” berasal dari bahasa Jepang dan secara kasar diterjemahkan sebagai “kartu yang dapat dilihat.”

Toyota memperkenalkan dan menyempurnakan penggunaan kanban dalam sistem relay untuk menstandarisasi aliran suku cadang dalam lini produksi Just-In-Time (JIT) mereka pada tahun 1950-an. Pendekatan ini terinspirasi dari studi Toyota tentang supermarket di Inggris, di mana mereka mendapatkan ide untuk menerapkan teknik pengisian stok rak toko ke lantai pabrik. Toyota menyadari bahwa rak toko hanya diisi dengan produk dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan dan akan diisi ulang hanya ketika ada sinyal visual—dalam hal ini, ruang kosong di rak. Pada tahun 1953, Toyota mulai menerapkan pendekatan ini di bengkel mesin utama mereka. Kanban kemudian berkembang menjadi sistem visual untuk melacak pekerjaan melalui produksi.

Kanban dapat berbentuk pengaturan tradisional—dengan sinyal fisik berupa tag atau label—atau dalam bentuk eKanban, yang berarti kanban elektronik.

Cara Kerja Kanban

Dalam manufaktur, kanban dimulai dengan pesanan pelanggan dan mengikuti produksi secara berurutan. Pada dasarnya, kanban adalah kartu dengan nomor inventaris yang dilekatkan pada suatu bagian atau komponen. Tepat sebelum komponen dipasang, kartu kanban dilepas dan dikirim ke rantai pasokan sebagai permintaan untuk komponen baru. Dalam lingkungan produksi ramping (lean production), suatu komponen hanya akan diproduksi (atau dipesan) jika ada kartu kanban untuk itu. Karena semua permintaan suku cadang ditarik dari pesanan, kanban sering disebut sebagai “sistem tarik” (pull system).

Ada enam aturan umum dalam sistem kanban:

  1. Proses hilir hanya dapat menarik item dalam jumlah yang ditentukan pada kanban.
  2. Proses hulu hanya dapat mengirim item ke hilir dalam jumlah dan urutan yang ditentukan oleh kanban.
  3. Tidak ada item yang dibuat atau dipindahkan tanpa kanban.
  4. Kanban harus selalu menyertai setiap item.
  5. Barang yang cacat atau jumlah yang tidak sesuai tidak boleh dikirim ke proses hilir berikutnya.
  6. Jumlah kanban harus dipantau dengan cermat untuk mengungkap masalah dan peluang perbaikan.

Konsep memberikan petunjuk visual untuk mengurangi inventaris yang tidak perlu juga telah diterapkan dalam pengembangan perangkat lunak agile. Dalam konteks ini, inventaris adalah pekerjaan yang sedang berjalan (WIP), dan pekerjaan baru hanya dapat ditambahkan jika ada “ruang kosong” di papan visualisasi tugas tim.

Papan Kanban

Papan kanban memiliki tampilan yang mirip dengan value stream map. Dengan menggunakan papan kanban, tim pengembang dapat melacak dan membuat laporan tentang aliran pekerjaan, termasuk pekerjaan yang memberikan nilai tambah dan yang tidak.

Untuk setiap langkah yang diuraikan di baris atas papan, tim harus menentukan rata-rata waktu siklus—jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pada tahap tersebut—dan periode tunggu yang tidak menambah nilai antara langkah-langkah tersebut. Ketika seorang pengembang menyelesaikan suatu tugas yang sedang dikerjakan, mereka akan memindahkan kartu ke tahap menunggu, lalu melanjutkan ke tugas berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *