Apa itu RAID 6?

RAID 6, yang juga dikenal sebagai double-parity RAID, adalah salah satu skema RAID yang bekerja dengan menyimpan data di beberapa disk dan memungkinkan operasi I/O berjalan secara bersamaan dengan lebih seimbang, sehingga meningkatkan performa.

Tidak semua jenis RAID (redundant array of independent disks) menawarkan redundansi, tetapi RAID 6 melakukannya.

Bagaimana cara kerja RAID 6?

RAID 6 menggunakan dua parity stripe, yaitu metode membagi data di beberapa hard disk atau SSD, pada setiap disk. Dengan ini, RAID 6 bisa menahan kegagalan dua disk dalam satu set RAID sebelum terjadi kehilangan data.

Dalam sistem RAID konvensional, data disimpan di berbagai lokasi pada beberapa hard disk, yang meningkatkan waktu rata-rata antar kegagalan serta meningkatkan toleransi terhadap kesalahan.

Pada pendekatan RAID 4, jumlah bit dalam blok data di beberapa disk dijumlahkan, lalu totalnya disimpan di satu disk khusus yang disebut parity disk. Jika sebuah disk gagal, data bisa dipulihkan dengan menggunakan bit dari parity disk dan bit dari disk yang masih berfungsi. Sementara itu, dalam RAID 5, informasi parity disebar secara diagonal di semua disk dalam satu set RAID. Jika satu disk gagal, data asli bisa direkonstruksi dari informasi parity yang tersisa di disk yang masih berfungsi.

Apa keunggulan RAID 6?

RAID 6 menawarkan toleransi tinggi terhadap kegagalan disk dan cocok digunakan di lingkungan yang butuh penyimpanan jangka panjang, seperti arsip data. RAID 6 juga lebih hemat ruang penyimpanan dibanding RAID 10, yang hanya bisa menyimpan setengah kapasitas totalnya karena menggunakan mirroring.

Jika RAID 6 menggunakan jumlah disk minimum, yaitu empat, maka kapasitas yang bisa dipakai untuk data hanya setengahnya, karena dua disk digunakan untuk parity. Namun, semakin banyak disk yang ditambahkan, semakin besar persentase kapasitas yang bisa digunakan.

Misalnya, jika ada delapan disk dalam RAID 6, parity hanya menghabiskan 25% kapasitas total. Sebagai perbandingan, RAID 10 akan selalu menggunakan setengah dari total kapasitasnya untuk perlindungan, berapa pun jumlah disk yang digunakan.

Apa kekurangan RAID 6?

RAID 6 harus menghitung dua set parity secara terpisah, yang menyebabkan performa penulisan lebih lambat. RAID 6 juga lebih mahal karena membutuhkan dua disk tambahan untuk parity. Biasanya, RAID controller dengan coprocessor khusus bisa membantu mempercepat perhitungan parity.

Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk membangun ulang array setelah kegagalan disk cukup lama, bahkan pada array berukuran sedang bisa memakan waktu hingga 24 jam.

RAID 6 juga memerlukan perangkat keras khusus. Jadi, penting untuk menggunakan controller yang memang mendukung RAID 6.

Aplikasi RAID 6

Kemampuan RAID 6 untuk menangani kegagalan dua disk secara bersamaan tanpa kehilangan data menjadikannya pilihan yang lebih baik daripada RAID 5 untuk aplikasi misi-kritis, seperti di sektor kesehatan, perbankan, dan pertahanan.

Jika dua disk gagal di RAID 5, data akan hilang. Namun, pada RAID 6, data tetap aman meskipun ada dua disk yang gagal sekaligus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *