Apa itu Keamanan API?
Keamanan API (Application Programming Interface) adalah serangkaian kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk melindungi API dari serangan berbahaya dan kerentanan.
Karena API menjadi komponen utama dalam interaksi berbasis web, mereka sering menjadi target peretas. Sebagai respons, autentikasi dasar yang hanya memerlukan nama pengguna dan kata sandi kini digantikan oleh berbagai metode keamanan, seperti token keamanan, autentikasi multifaktor (MFA), dan API Gateway.
Apa itu API?
API adalah kode yang memungkinkan dua komponen perangkat lunak untuk berkomunikasi dan berbagi data. Contohnya, aplikasi cuaca pada ponsel menggunakan API untuk mendapatkan informasi cuaca harian dari sebuah layanan. Untuk memberikan pembaruan cuaca kepada pengguna, aplikasi tersebut “berbicara” dengan sistem layanan cuaca melalui API.
API dapat dibuat dengan dua gaya utama:
- REST (Representational State Transfer): Gaya arsitektur untuk layanan web yang sederhana dan populer.
- SOAP (Simple Object Access Protocol): Protokol pesan yang memungkinkan elemen-elemen aplikasi yang terdistribusi untuk saling berkomunikasi.
REST API biasanya menggunakan HTTP, TLS, dan format data berbasis teks seperti JSON, yang mudah dibaca oleh manusia.
Pentingnya Keamanan API
Dengan semakin berkembangnya teknologi seperti Internet of Things (IoT), arsitektur microservices, dan serverless, API menjadi semakin penting. Namun, hal ini juga membuat API lebih rentan terhadap serangan siber.
Menurut laporan Salt Security, pada tahun 2022, 94% organisasi menghadapi masalah keamanan pada API mereka, dan 20% mengalami pelanggaran data akibat celah keamanan API. Ancaman umum meliputi:
- Serangan man-in-the-middle
- SQL injection
- Serangan DDoS
Organisasi seperti OWASP telah merilis daftar ancaman keamanan API dalam laporan “Critical OWASP Top 10 API Security Threats“.
Cara Kerja Keamanan API
Keamanan API melibatkan beberapa fitur berikut:
- Autentikasi: Memverifikasi bahwa aplikasi klien memiliki identitas yang valid.
- Otorisasi: Menentukan data dan tindakan yang dapat diakses oleh klien.
- Mengurangi kerentanan: API harus dirancang untuk meminimalkan risiko keamanan.
- Input pengguna: Memvalidasi semua input pengguna untuk mencegah eksploitasi.
- Perlindungan dari serangan: Menggunakan teknik seperti prepared statements untuk menghindari SQL injection.
- Pembersihan input: Menghapus tag HTML dan JavaScript untuk mencegah XSS.
- Throttling dan Rate-Limiting: Membatasi jumlah permintaan untuk mencegah serangan DoS.
- Monitoring Log: Memantau aktivitas API untuk mendeteksi upaya akses tidak sah.
Jenis Keamanan API dan Alatnya
Beberapa alat yang sering digunakan untuk melindungi API meliputi:
- OAuth: Standar terbuka untuk autentikasi berbasis token.
- API Gateway: Mengelola dan mengamankan lalu lintas API.
- TLS: Protokol untuk mengenkripsi komunikasi.
- SAML: Standar terbuka untuk berbagi informasi identitas dengan aman.
Praktik Terbaik untuk Keamanan API
Untuk menjaga keamanan API, organisasi dapat menerapkan langkah-langkah berikut:
- Selalu autentikasi dan otorisasi semua permintaan API.
- Gunakan gateway API untuk memantau lalu lintas dan mencegah penyalahgunaan.
- Enkripsi semua permintaan dan respons API menggunakan TLS.
- Validasi semua input untuk mencegah serangan injeksi.
- Pastikan token API disimpan dengan aman.
- Perbarui API secara berkala untuk menambal kerentanan keamanan.
Dengan langkah-langkah di atas, API dapat tetap aman dan mendukung performa program yang andal.