BIOS (basic input/output system) adalah program yang digunakan oleh mikroprosesor komputer untuk memulai sistem komputer setelah dinyalakan. BIOS juga mengelola aliran data antara sistem operasi (OS) dan perangkat yang terhubung, seperti hard disk, adaptor video, keyboard, mouse, dan printer.

Sejarah BIOS

Istilah BIOS pertama kali diperkenalkan pada tahun 1975 oleh ilmuwan komputer Amerika, Gary Kildall. BIOS diintegrasikan ke dalam komputer pribadi pertama IBM pada tahun 1981 dan sejak saat itu menjadi bagian integral dari komputer selama beberapa waktu. Namun, popularitas BIOS telah menurun seiring dengan munculnya teknologi baru: Unified Extensible Firmware Interface (UEFI). Intel mengumumkan rencana pada tahun 2017 untuk menghentikan dukungan sistem BIOS lama pada tahun 2020, menggantinya dengan UEFI.

Fungsi BIOS

Fungsi utama BIOS adalah bertindak sebagai perantara antara sistem operasi dan perangkat keras yang digunakan. Secara teori, BIOS selalu menjadi penghubung antara mikroprosesor dan perangkat input/output. Dalam beberapa kasus, BIOS dapat mengatur aliran data langsung ke memori dari perangkat seperti kartu video yang membutuhkan kecepatan tinggi untuk efektivitasnya.

Bagaimana Cara Kerja BIOS?

BIOS sudah termasuk dalam komputer sebagai firmware pada sebuah chip di motherboard. Berbeda dengan sistem operasi seperti Windows atau macOS yang dapat diinstal ulang, BIOS merupakan program tetap yang disimpan dalam chip EPROM (erasable programmable read-only memory). Ketika pengguna menyalakan komputer, mikroprosesor mengambil kontrol dan menjalankan BIOS yang tersimpan di chip EPROM tersebut.

Saat proses booting, BIOS terlebih dahulu memeriksa apakah semua perangkat keras yang diperlukan telah terpasang dan berfungsi. Perangkat keras yang berisi file yang diperlukan untuk memulai sistem disebut sebagai boot device. Setelah memastikan boot device berfungsi dengan baik, BIOS kemudian memuat sistem operasi atau bagian penting dari OS ke dalam RAM dari hard disk atau perangkat penyimpanan lainnya.

4 Fungsi Utama BIOS

BIOS mengidentifikasi, mengonfigurasi, menguji, dan menghubungkan perangkat keras komputer ke sistem operasi segera setelah komputer dinyalakan. Kombinasi langkah-langkah ini disebut sebagai boot process.

Empat fungsi utama BIOS adalah sebagai berikut:

  1. Power-on self-test (POST). Menguji perangkat keras komputer sebelum sistem operasi dimuat.
  2. Bootstrap loader. Mencari dan memuat sistem operasi.
  3. Software/drivers. Menemukan perangkat lunak dan driver yang diperlukan untuk menjalankan sistem operasi.
  4. Complementary metal-oxide semiconductor (CMOS) setup. Program konfigurasi yang memungkinkan pengguna mengubah pengaturan perangkat keras dan sistem.

Mengakses BIOS

Dengan BIOS, sistem operasi dan aplikasi tidak perlu memahami detail perangkat keras seperti alamat perangkat I/O. Ketika konfigurasi perangkat berubah, hanya program BIOS yang perlu diperbarui.

Pengguna dapat mengakses dan mengonfigurasi BIOS melalui BIOS Setup Utility. Cara mengakses BIOS Setup Utility sedikit berbeda tergantung pada merek dan model komputer yang digunakan. Namun, langkah-langkah berikut umumnya digunakan:

  • Restart atau matikan komputer.
  • Ketika komputer menyala kembali, perhatikan pesan seperti “entering setup” atau serupa. Biasanya disertai dengan tombol yang harus ditekan, misalnya Del, Tab, Esc, atau salah satu tombol fungsi (F1-F12).
  • Segera tekan tombol yang ditentukan untuk masuk ke BIOS Setup Utility.

Di dalam BIOS Setup Utility, pengguna dapat mengubah pengaturan perangkat keras, mengelola pengaturan memori, mengubah urutan booting, atau mereset password BIOS.

Keamanan BIOS

Keamanan BIOS sering diabaikan dalam aspek keamanan siber, namun tetap harus dikelola dengan baik untuk mencegah peretas menjalankan kode berbahaya di sistem operasi. Pada tahun 2017, grup keamanan Cylance menemukan celah keamanan yang memungkinkan ransomware masuk ke motherboard melalui UEFI.

Eksploitasi lain yang melibatkan BIOS adalah Plundervolt. Plundervolt dapat mengganggu suplai daya komputer saat data sedang ditulis ke memori, menyebabkan kesalahan yang membuka celah keamanan. Intel merilis patch BIOS untuk mengatasi ancaman ini.

Produsen BIOS

Pada awalnya, BIOS dimiliki oleh IBM. Namun, beberapa perusahaan seperti Phoenix Technologies berhasil merekayasa ulang BIOS IBM untuk menciptakan versi mereka sendiri. Hal ini memungkinkan perusahaan lain membuat komputer non-IBM yang kompatibel dengan BIOS. Salah satu perusahaan yang melakukan ini adalah Compaq.

Saat ini, banyak produsen motherboard yang menyertakan chip BIOS dalam produknya. Beberapa di antaranya adalah:

  • AMI
  • Asus
  • Foxconn
  • Hewlett Packard (HP)
  • Ricoh

Mengetahui produsen motherboard penting bagi pengguna yang ingin memperbarui BIOS atau driver chipset mereka. Pembaruan driver dapat meningkatkan kinerja komputer atau memperbaiki celah keamanan di tingkat BIOS. Setiap produsen memiliki metode unik untuk memperbarui driver mereka.

Seiring perkembangan teknologi, banyak komputer modern telah beralih ke UEFI, yang menawarkan fitur lebih canggih dibandingkan BIOS tradisional, seperti antarmuka grafis, dukungan untuk penyimpanan lebih besar dari 2 TB, dan waktu booting lebih cepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *