Apa itu Deprovisioning?

Deprovisioning adalah bagian dari siklus hidup karyawan di mana hak akses terhadap perangkat lunak dan layanan jaringan dicabut.

Proses deprovisioning biasanya dilakukan ketika seorang karyawan meninggalkan perusahaan atau berpindah peran dalam organisasi. Ini merupakan kebalikan dari provisioning, yaitu proses saat karyawan diberikan hak akses ke perangkat lunak dan layanan TI selama onboarding. Sementara itu, deprovisioning dilakukan sebagai bagian dari proses offboarding.

Selama offboarding, deprovisioning mencakup penghapusan akun karyawan pada server file, komputer individu, dan server autentikasi seperti Microsoft Active Directory.

Mengapa Deprovisioning Penting?

Selain mencegah mantan karyawan mengakses sumber daya perusahaan, deprovisioning juga membantu membebaskan ruang penyimpanan, port, sertifikat, dan perangkat perusahaan untuk digunakan kembali di masa mendatang.

Organisasi harus melakukan audit dan mencatat informasi penting selama proses deprovisioning, termasuk informasi seperti siapa yang memberikan otorisasi, tanggal deprovisioning dilakukan, dan tindakan apa saja yang diambil. Demi alasan kepatuhan, beberapa organisasi menyimpan akun yang sudah dicabut untuk sementara waktu. Hal ini berguna jika mereka perlu memulihkan kredensial, file, atau alur kerja selama proses audit.

Melakukan deprovisioning dengan benar sangat penting setiap kali seorang karyawan keluar atau berganti posisi untuk memastikan data perusahaan tetap aman. Berdasarkan survei dari Beyond Identity, ditemukan bahwa 56% mantan karyawan yang masih memiliki akses digital menggunakan akses tersebut untuk merugikan mantan perusahaan mereka. Informasi ini menunjukkan pentingnya manajemen akses yang baik dalam melindungi data perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *