Apa itu DigitalOcean?
DigitalOcean Inc. adalah penyedia layanan komputasi awan yang berbasis di New York City dengan pusat data yang tersebar di seluruh dunia. Mereka menawarkan platform Infrastructure as a Service (IaaS) untuk pengembang perangkat lunak. DigitalOcean sangat populer di kalangan pengembang open source dan menjadi pesaing utama Amazon Web Services (AWS).
DigitalOcean menyediakan berbagai layanan, tetapi fokus utamanya adalah untuk hosting aplikasi dan website. Untuk menggunakan lingkungan IaaS dari DigitalOcean, pengembang dapat meluncurkan mesin virtual pribadi (VM), yang disebut sebagai droplet. Droplet DigitalOcean mirip dengan Amazon Elastic Compute Cloud atau instans Azure, tetapi tidak mendukung instans Microsoft Windows.
Pengembang bisa memilih ukuran droplet, lokasi pusat data, serta sistem operasi Linux yang ingin digunakan. Selain itu, alih-alih memilih distribusi Linux, pengembang juga bisa membuat droplet dari image VM yang sudah berisi aplikasi bawaan—opsi ini disebut sebagai one-click apps.
DigitalOcean menawarkan lima jenis droplet:
- Basic: Fleksibel dan cocok untuk organisasi yang ingin meng-host website dan lingkungan pengujian dengan kebutuhan komputasi ringan.
- General Purpose: Dirancang untuk beban kerja produksi yang membutuhkan performa komputasi yang stabil.
- CPU-Optimized: Cocok untuk tugas yang memerlukan banyak daya CPU dengan performa yang dapat diprediksi, seperti pemrosesan data atau AI.
- Memory-Optimized: Ideal untuk beban kerja yang membutuhkan banyak memori tetapi penggunaan CPU sedang atau rendah.
- Storage-Optimized: Menyediakan minimal 150 GB penyimpanan per vCPU dengan teknologi NVMe untuk mempercepat performa disk melebihi SSD.
Untuk apa DigitalOcean digunakan?
Produk DigitalOcean bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti:
- Membuat VM;
- Menyediakan dan menerapkan cluster Kubernetes;
- Mengelola basis data;
- Membangun dan menerapkan aplikasi menggunakan App Platform;
- Menyediakan object storage dan block storage;
- Mengelola jaringan dengan virtual private cloud, load balancers, dan firewall;
- Memanfaatkan berbagai alat pengembang dan pemantauan.
Pengembang juga bisa menggunakan panel kontrol DigitalOcean atau API open source untuk mengelola dan memantau droplet mereka. Panel ini memungkinkan pengembang melakukan scale-up atau rebuild droplet berdasarkan perubahan beban kerja, serta melakukan backup dan mengatur lalu lintas jaringan.
Produk DigitalOcean
Selain Droplets, DigitalOcean juga menawarkan:
- Kubernetes: Layanan Kubernetes terkelola untuk memudahkan penyebaran cluster Kubernetes.
- App Platform: Platform as a Service (PaaS) yang memungkinkan pengembang menerapkan kode langsung ke server DigitalOcean, mendukung container, serta integrasi dengan GitHub dan GitLab.
- Penyimpanan: DigitalOcean menyediakan Block Storage untuk menambahkan volume penyimpanan ke droplet serta object storage untuk menyimpan data dalam jumlah besar.
- CDN: Jaringan distribusi konten (CDN) yang memungkinkan pengguna mengakses jaringan server edge untuk mempercepat akses data.
- Managed Databases: Layanan database terkelola yang mengurangi beban administrasi seperti konfigurasi dan pemeliharaan.
- Networking: Termasuk Virtual Private Cloud, cloud firewalls, load balancers, DNS, dan floating IPs.
- Developer Tools: API, CLI, GitHub Actions, Terraform Provider, dan container registry.
- Manajemen: Alat pemantauan sistem, pengelolaan sumber daya proyek, dan kolaborasi tim.
Kelebihan dan Kekurangan DigitalOcean
Kelebihan:
- Mudah digunakan: UI yang ramah pengguna dan panel kontrol yang intuitif.
- API: Tersedia untuk otomatisasi dan integrasi.
- Dokumentasi lengkap: Banyak panduan resmi untuk membantu pengguna.
- Uptime tinggi: Menawarkan SLA 99,99% yang setara dengan AWS.
Kekurangan:
- Terbatas pada Linux: Tidak mendukung Windows secara native.
- Model pembayaran: Pengguna tetap dikenakan biaya meskipun instans dimatikan.
- Lokasi terbatas: Penyebaran pusat data lebih sedikit dibanding AWS.
Sejarah DigitalOcean
DigitalOcean didirikan pada tahun 2011 oleh Ben dan Moisey Uretsky, bersama Mitch Wainer, Jeff Carr, dan Alec Hartman. Beta-nya diluncurkan pada 2012 dan tumbuh pesat hingga memiliki 10.000 server cloud di tahun yang sama.
Tahun 2018, DigitalOcean meluncurkan Kubernetes dan layanan database PostgreSQL. Pada 2019, mereka mengakuisisi Nanobox, lalu pada 2021 mereka membeli Nimbella untuk memperkuat layanan serverless-nya. Tahun 2022, DigitalOcean merilis DigitalOcean Functions dan mengakuisisi CSS-Tricks.
Setiap Oktober, DigitalOcean juga mengadakan Hacktoberfest, sebuah event open source global yang bekerja sama dengan Intel, AppWrite, dan DeepSource.
DigitalOcean vs AWS
AWS adalah platform cloud komprehensif dari Amazon yang menawarkan berbagai layanan termasuk komputasi, penyimpanan, database, AI, hingga keamanan. DigitalOcean lebih cocok untuk aplikasi kecil hingga menengah, sedangkan AWS lebih sesuai untuk proyek skala besar.
Perbedaan utama:
- DigitalOcean hanya mendukung Linux, sementara AWS mendukung Windows dan Linux.
- DigitalOcean lebih murah ($0.007/jam) dibanding AWS EC2 t2.micro ($0.0116/jam).
- AWS menawarkan lebih banyak alat keamanan dibanding DigitalOcean.
Alternatif lain dari DigitalOcean dan AWS meliputi Google Cloud, Heroku, dan Microsoft Azure.