D2C (Direct-to-consumer, atau Direct2Consumer) adalah strategi penjualan ritel business-to-consumer (B2C) di mana bisnis langsung membangun, memasarkan, menjual, dan mengirimkan produk kepada pelanggan tanpa perantara.
Dengan menggunakan model D2C, proses distribusi menjadi lebih sederhana karena menghilangkan peran pihak ketiga seperti pengecer dan distributor. Hal ini memungkinkan perusahaan D2C menawarkan produk dengan harga lebih murah dibandingkan brand yang menggunakan model ritel tradisional, sekaligus memberikan kontrol penuh atas operasional bisnis. Karena tidak bergantung pada distributor ritel tradisional, perusahaan D2C dapat menggunakan strategi pemasaran dan periklanan langsung untuk membangun identitas brand mereka.
Selain itu, dengan tidak menggunakan model distribusi tradisional, perusahaan D2C bisa bereksperimen dengan berbagai distribution channel, seperti e-commerce langsung, pop-up shop, dan kemitraan di media sosial.
Perkembangan D2c
Brand D2C terus berkembang di pasar ritel dengan menawarkan kenyamanan, kualitas produk, serta opsi pengiriman yang lebih hemat biaya. Beberapa contoh perusahaan yang sukses dengan model D2C dari Indonesia adalah Erigo (Industri: Fashion & Apparel), Somethinc (Industri: Skincare & Kosmetik), dan Avoskin (Industri: Skincare & Beauty) yang telah mengubah industri mereka masing-masing.
Agar lebih jelas, simak perbedaan antara model bisnis D2c dengan Tradisional
Aspek | Direct-to-Consumer (D2C) | Model Bisnis Tradisional |
---|---|---|
Saluran Penjualan | Langsung ke konsumen melalui website, media sosial, atau toko fisik milik sendiri. | Mengandalkan perantara seperti distributor, grosir, dan retailer. |
Kontrol Produk | Perusahaan memiliki kendali penuh atas produk, harga, dan distribusi. | Kontrol produk terbagi dengan distributor dan pengecer. |
Harga | Lebih kompetitif karena tidak ada biaya tambahan dari perantara. | Bisa lebih mahal karena ada margin keuntungan untuk distributor dan pengecer. |
Data Pelanggan | Perusahaan langsung mengumpulkan data pelanggan untuk pemasaran dan pengembangan produk. | Data pelanggan biasanya dikelola oleh perantara, sehingga produsen kurang mendapatkan insight langsung. |
Strategi Pemasaran | Fokus pada pemasaran digital, media sosial, dan iklan langsung. | Mengandalkan pemasaran tradisional seperti iklan di toko fisik, brosur, dan promosi oleh pengecer. |
Pengalaman Pelanggan | Interaksi langsung dengan pelanggan, memberikan pengalaman yang lebih personal. | Pengalaman pelanggan dikendalikan oleh perantara. |
Kecepatan ke Pasar | Lebih cepat dalam meluncurkan produk baru karena tidak bergantung pada jaringan distribusi pihak ketiga. | Lebih lambat karena harus melalui berbagai tahapan distribusi sebelum mencapai pelanggan. |
Skalabilitas | Membutuhkan strategi digital dan logistik yang baik untuk berkembang. | Lebih mudah berkembang karena didukung oleh jaringan distributor yang sudah ada. |
Kelebihan dan Kekurangan Strategi D2C
Kelebihan model D2C:
- Kontrol penuh atas profit margin, tanpa perantara.
- Pengelolaan bisnis dari awal hingga akhir, terutama dalam customer experience, citra brand, dan reputasi. Pengecer umumnya tidak memprioritaskan satu brand tertentu kecuali menguntungkan bagi mereka.
- Penjualan langsung menciptakan komunikasi antara pelanggan dan brand, membantu membangun loyalitas, memahami preferensi pelanggan, serta mendorong pembelian berulang dan rekomendasi.
- Pengumpulan data pelanggan dari toko online, termasuk data demografi, perilaku pembelian, traffic web, iklan berbayar, dan remarketing.
Kekurangan model D2C:
- Bersaing dengan raksasa ritel seperti Amazon dan Walmart. Terutama dalam hal pengiriman, sulit menyaingi layanan gratis pengiriman dua hari dari Amazon.
- Harus mampu mengkomunikasikan nilai brand tanpa dukungan dari pengecer besar.
- Beban lebih besar dalam pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan.
Contoh Bisnis D2C yang Sukses
Beberapa contoh perusahaan yang sukses menggunakan model D2C:
- Dollar Shave Club – Layanan berlangganan yang menyediakan produk cukur dan perawatan pria.
- Keeps – Layanan telemedicine yang menawarkan solusi kesehatan pria tanpa harus ke dokter.
- Casper – Merek kasur yang menyederhanakan pengalaman belanja kasur dengan pilihan terbatas namun berkualitas.
- Warby Parker – Mengirimkan sampel frame kacamata secara gratis untuk dicoba pelanggan sebelum membeli.
- Blue Apron – Layanan pengiriman bahan makanan segar dan siap olah untuk memudahkan memasak di rumah.