Apa itu Privasi Internet of Things (IoT)?

Privasi Internet of Things (IoT) adalah langkah-langkah khusus yang diperlukan untuk melindungi informasi individu agar tidak terekspos dalam lingkungan IoT. Langkah-langkah ini diperlukan karena dalam ekosistem IoT, hampir setiap entitas fisik atau logis dapat diberikan pengidentifikasi unik dan kemampuan untuk berkomunikasi secara mandiri melalui Internet atau jaringan serupa.

Sebagai titik akhir atau “perangkat” dalam lingkungan IoT yang mengirimkan data yang dikumpulkan secara otomatis melalui internet, mereka biasanya menampilkan data tersebut pada aplikasi seluler dan bekerja bersama dengan titik akhir lainnya. Interoperabilitas perangkat sangat penting dalam ekosistem IoT agar, misalnya, elemen jaringan dalam rumah pintar dapat bekerja bersama dengan lancar.

Data yang dikirimkan oleh satu perangkat mungkin tidak menimbulkan masalah privasi jika dilihat secara individual. Misalnya, meter pintar yang digunakan untuk pemantauan jarak jauh dan pengumpulan data oleh perusahaan utilitas adalah hal yang umum dan biasanya tidak berbahaya. Namun, ketika data yang terfragmentasi dari beberapa perangkat IoT dikumpulkan, dikorelasikan, dan dianalisis, informasi sensitif tentang lokasi atau pola hidup seseorang dapat terungkap.

Konsep penghubungan perangkat dan objek lainnya ini masih relatif baru, terutama dalam hal konektivitas global dan transfer data otomatis yang menjadi inti dari Internet of Things. Oleh karena itu, risiko keamanan belum selalu dipertimbangkan dalam desain produk, yang dapat membuat bahkan benda sehari-hari menjadi titik kerentanan. Contohnya, pada tahun 2014, peneliti di Context Information Security menemukan kerentanan pada bohlam pintar berbasis Wi-Fi yang memungkinkan mereka meminta kredensial Wi-Fi perangkat tersebut dan menggunakannya untuk mengakses jaringan.

Apa saja masalah privasi IoT?

Skeptisisme dan kecurigaan terhadap sistem IoT sering kali berakar pada kekhawatiran tentang keamanan siber dan privasi. Semakin sulit bagi bisnis untuk memastikan perangkat IoT mereka aman karena peretas dan aktor jahat semakin canggih. Selain itu, ada masalah kepercayaan publik. Konsumen merasa privasi data mereka terancam dan khawatir tentang baik bisnis yang seharusnya menjaga data mereka maupun peretas yang berniat jahat.

Berikut beberapa risiko privasi yang masih menghambat potensi penuh IoT:

  • Data yang berlebihan. Ada miliaran perangkat yang terhubung di seluruh dunia yang menghasilkan data dalam jumlah besar setiap hari. Ini memberikan banyak peluang bagi pelaku kejahatan untuk melanggar privasi konsumen.
  • Intrusi ke ruang pribadi. Peretas dapat menargetkan perangkat IoT atau jaringan yang tidak aman untuk mengakses informasi pribadi (PII) atau data sensitif lainnya.
  • Berbagi data pribadi. Beberapa produsen perangkat mungkin menyertakan dalam syarat dan ketentuan mereka bahwa mereka membagikan data pengguna dengan pihak ketiga. Jika pengguna tidak membaca perjanjian dengan cermat, mereka bisa saja tanpa sadar memberikan izin untuk membagikan data sensitif mereka.

Peran Keamanan IoT dalam Menjamin Privasi

Perangkat IoT yang terhubung ke internet dapat beroperasi dengan kinerja tinggi di lokasi terpencil, yang sering kali sangat berguna. Namun, ini juga berarti bahwa peretas menemukan cara-cara baru untuk menyerang perangkat ini. Serangan denial-of-service dan malware adalah beberapa metode yang sering digunakan.

Kurangnya pengujian dan pembaruan perangkat lunak wajib sebelum dan selama penerapan IoT membuat banyak organisasi rentan terhadap serangan. Jika produsen perangkat IoT tidak memperhatikan masalah keamanan, mereka bisa menjadi target utama aktor jahat.

Selain itu, efek “ikut-ikutan” dalam berbagai industri seperti layanan kesehatan, asuransi, dan otomotif juga bisa menjadi masalah. Perusahaan sering mengadopsi teknologi IoT sebagai bagian dari transformasi Industry 4.0 tanpa benar-benar menguji keamanannya terlebih dahulu. Hal ini bisa berujung pada jaringan IoT yang rentan.

Kerangka Kerja Privasi IoT Saat Ini

Seiring dengan semakin banyaknya jaringan IoT, regulasi dan kerangka kerja tata kelola menjadi semakin penting. Regulasi yang paling terkenal termasuk General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa dan Data Protection Act 2018 di Inggris. GDPR, misalnya, mengatur penggunaan data pribadi warga negara UE, bahkan ketika data tersebut digunakan di luar UE.

Organisasi yang berupaya meningkatkan perlindungan privasi IoT mencakup Industry IoT Consortium dan IoT Security Foundation. Di AS, California telah menerapkan California Consumer Privacy Act, yang mencakup aturan tentang privasi IoT.

Untuk meningkatkan privasi data IoT, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah berikut:

  • Secara eksplisit memberi tahu konsumen tentang bagaimana data mereka digunakan.
  • Mengharuskan konsumen memberikan izin sebelum data mereka digunakan.
  • Menyediakan kontrol akses yang komprehensif dan metrik untuk membatasi akses data hanya kepada pengguna yang sah.

Meskipun saat ini upaya ini masih dipegang oleh perusahaan swasta, kemungkinan besar pembuat kebijakan akan berperan lebih besar di masa depan untuk memastikan privasi IoT yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *