Scaled Agile Framework (SAFe) adalah sebuah kerangka kerja untuk menerapkan Agile dalam skala besar di seluruh organisasi. SAFe mendorong waktu ke pasar (time-to-market) yang lebih cepat, peningkatan signifikan dalam kualitas dan produktivitas, serta meningkatkan keterlibatan karyawan.

SAFe mencakup sekumpulan prinsip, proses, dan praktik terbaik yang membantu organisasi besar dalam mengadopsi metodologi Agile, seperti Lean dan Scrum, untuk mengembangkan dan mengirimkan layanan atau produk berkualitas tinggi secara lebih cepat.

SAFe menawarkan basis pengetahuan berupa praktik dan prinsip terintegrasi yang mendukung agility di tingkat enterprise. Kerangka kerja ini juga memberikan pengalaman yang simpel dan ringan bagi tim pengembangan perangkat lunak.

SAFe memiliki empat nilai inti, yaitu: alignment (keselarasan), built-in quality (kualitas bawaan), transparency (transparansi), dan program execution (eksekusi program). Profesional bersertifikat SAFe diakui karena mampu membantu proses transformasi perusahaan menjadi perusahaan Lean-Agile yang sukses.

Program increment planning adalah salah satu acara paling penting dalam SAFe. Tujuan dari program increment adalah menetapkan arah dan aktivitas untuk *release train* selama delapan hingga dua belas minggu ke depan melalui sesi perencanaan skala besar.

Pada awalnya, SAFe menggambarkan tiga level dalam sebuah perusahaan: portfolio, program, dan team. Namun dalam iterasi terbaru, SAFe 5.0, level team dan program digabung menjadi Essential SAFe, yang terdiri dari set minimum peran, event, dan artefak yang dibutuhkan organisasi untuk terus mengirimkan perangkat lunak bisnis melalui Agile Release Train.

Prinsip-prinsip SAFe

SAFe didasarkan pada 10 prinsip dasar Lean-Agile yang mengarahkan dan membentuk peran serta praktik dalam SAFe. Prinsip-prinsip ini meliputi:

  1. Pandangan ekonomi: Variabel ekonomi seperti biaya pengembangan dan produksi, waktu tunggu pengiriman, dan nilai yang dihasilkan harus menjadi dasar pengambilan keputusan di semua level.
  2. Terapkan systems thinking: Semua individu harus memahami tujuan bersama dari sistem yang lebih besar dan berkomitmen mencapainya.
  3. Asumsikan variabilitas; pertahankan opsi: Pertahankan berbagai kebutuhan dan opsi desain selama siklus pengembangan. Ini memberi fleksibilitas bagi tim untuk membangun aplikasi terbaik.
  4. Bangun secara bertahap dengan siklus pembelajaran cepat dan terintegrasi: Kembangkan aplikasi dalam iterasi pendek untuk mengurangi risiko dan mempercepat umpan balik dari pengguna.
  5. Gunakan milestone berdasarkan evaluasi sistem kerja yang objektif: Ukur kemajuan proyek dengan metode objektif, bukan dengan pendekatan fase tradisional.
  6. Visualisasikan dan batasi WIP (Work In Progress), kurangi ukuran batch, dan kelola panjang antrean: Tiga metode ini dapat meningkatkan throughput dan mempercepat delivery.
  7. Terapkan irama kerja, sinkronkan perencanaan lintas domain: Iterasi dengan ritme yang konsisten mempermudah perencanaan dan integrasi antar tim.
  8. Bangkitkan motivasi intrinsik pekerja pengetahuan: Ciptakan lingkungan yang mendukung, berikan umpan balik jujur namun membangun, dan dorong keterlibatan positif.
  9. Desentralisasi pengambilan keputusan: Pemimpin harus menetapkan aturan pengambilan keputusan dan memberdayakan tim untuk mengambil keputusan secara mandiri.
  10. Organisasi berorientasi pada nilai: Tim dan release train harus terus beradaptasi dengan perubahan alur nilai agar tetap relevan dan lincah.

Langkah-langkah implementasi SAFe

Untuk mengimplementasikan SAFe dengan sukses, organisasi perlu mengikuti 12 langkah berikut:

  1. Mencapai tipping point: Diperlukan pemicu perubahan yang jelas dan komunikasi yang kuat dari pimpinan tentang pentingnya bertransformasi ke SAFe.
  2. Melatih agen perubahan Lean-Agile: Identifikasi dan latih agen perubahan dari berbagai bagian organisasi menjadi konsultan program SAFe bersertifikat.
  3. Melatih eksekutif, manajer, dan pemimpin: Agar mereka dapat mendorong adopsi pandangan dan praktik Lean-Agile ke seluruh organisasi.
  4. Membentuk pusat keunggulan Lean-Agile: Supaya seluruh organisasi bisa selaras dalam praktik manajemen proyek Agile.
  5. Identifikasi value stream dan Agile Release Train (ART): Value stream adalah nilai yang diberikan bisnis ke pelanggan. ART adalah tim Agile yang membangun aplikasi untuk menciptakan nilai tersebut.
  6. Buat rencana implementasi: Setelah objektif bisnis ditentukan, prioritaskan dan susun langkah-langkah implementasi SAFe.
  7. Persiapan peluncuran ART: Definisikan ART, tetapkan tenggat waktu, bentuk tim Agile, latih anggota tim, dan lakukan penilaian kesiapan.
  8. Latih tim dan luncurkan ART: Pastikan setiap anggota memahami perannya dan memiliki keterampilan yang diperlukan.
  9. Bimbing pelaksanaan ART: Fokus dari organisasi beralih dari perencanaan ke pembinaan dan dukungan ART.
  10. Luncurkan lebih banyak ART dan value stream: Ulangi proses untuk ART berikutnya dengan pelatihan dan pembinaan.
  11. Perluas ke level portfolio: Terapkan seluruh langkah di atas ke level portfolio untuk menyelaraskan budaya dan strategi perusahaan.
  12. Percepat: Temukan cara untuk terus meningkatkan dan berinovasi agar adopsi SAFe tetap berkelanjutan.

Keuntungan SAFe

Scaled Agile Framework memberikan banyak manfaat, di antaranya:

  • Memberikan kerangka kerja yang ringan dan efisien untuk pengembangan perangkat lunak sambil mempertahankan pengambilan keputusan terpusat.
  • Membantu tim tetap selaras dengan tujuan bisnis dan meningkatkan transparansi.
  • Memudahkan kolaborasi antar tim lintas fungsi.
  • Sangat cocok untuk perusahaan skala besar.
  • Lebih fokus pada manusia dibanding teknologi.

Keterbatasan SAFe

Meski punya banyak kelebihan, SAFe juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:

  • Cenderung terlalu top-down, bukan pendekatan yang berbasis tim.
  • Terlalu mengedepankan praktik dan aturan sendiri, sehingga kurang fleksibel untuk dikustomisasi.
  • Menambahkan lapisan birokrasi yang bisa menyerupai pendekatan waterfall, yang justru dihindari oleh tim Agile.

Perbandingan SAFe vs Scrum

Scrum dan SAFe sama-sama mengacu pada prinsip dan nilai Agile. Scrum lebih cocok untuk tim kecil, sementara SAFe ditujukan untuk organisasi besar.

Scrum adalah metode iteratif untuk pengembangan aplikasi dengan ritme pengiriman yang teratur. Scrum mengandalkan tim lintas fungsi, serangkaian *ceremony*, dan peran pendukung tertentu agar bisa berjalan efektif.

SAFe adalah pendekatan untuk melakukan skala Scrum agar bisa digunakan di perusahaan besar dengan tim yang lebih banyak dan kompleks.

Singkatnya, Scrum adalah kerangka kerja berbasis Agile, sedangkan SAFe adalah kerangka kerja untuk mengimplementasikan Scrum dalam skala enterprise.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *