Active Defense (Pertahanan aktif) adalah penggunaan tindakan ofensif untuk mengungguli lawan dan membuat serangan lebih sulit dilakukan. Dengan memperlambat atau menggagalkan penyerang sehingga mereka tidak dapat melanjutkan atau menyelesaikan serangan mereka, meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan membuat kesalahan dan mengungkapkan keberadaan mereka atau mengungkapkan vektor serangan mereka.

Meskipun istilah pertahanan aktif sering dikaitkan dengan aplikasi militer dan perlindungan infrastruktur kritis serta sumber daya kunci (CIKR), ini juga berlaku untuk keamanan teknologi informasi (TI). Dalam keamanan siber, pertahanan aktif meningkatkan biaya finansial dari sebuah serangan dalam hal pemborosan daya pemrosesan dan waktu penyerang. Menerapkan strategi yang didorong oleh ofensif sangat penting untuk dapat mendeteksi dan menghentikan tidak hanya aktor ancaman eksternal, tetapi juga orang dalam dan penyerang dengan berbagai motivasi termasuk ransomware, pemerasan, dan cryptojacking.

Pertahanan aktif melengkapi tindakan yang didorong oleh ofensif dan memungkinkan organisasi untuk secara proaktif mendeteksi dan menggagalkan serangan lebih awal serta mengumpulkan intelijen ancaman yang diperlukan untuk memahami serangan dan mencegah terulangnya kejadian serupa. Terkadang, pertahanan aktif mencakup serangan balik terhadap penyerang, tetapi ini biasanya disediakan untuk militer dan penegak hukum yang memiliki sumber daya dan wewenang untuk memastikan atribusi dan mengambil tindakan yang sesuai.

Teknologi penipuan dapat digunakan untuk mendeteksi penyerang sejak dini dalam siklus serangan dengan mengaburkan permukaan serangan dengan umpan digital yang realistis dan menarik. Pengalihan dapat menipu penyerang untuk terlibat dan membuat mereka percaya bahwa mereka sedang meningkatkan serangan mereka, padahal sebenarnya, mereka membuang-buang waktu dan daya pemrosesan mereka serta memberikan intelijen balasan kepada pembela. Informasi forensik yang dikumpulkan melalui pertahanan aktif kemudian dapat diterapkan pada strategi pertahanan dan menghentikan serangan langsung, mengidentifikasi artefak forensik, dan mempercepat respons insiden untuk mencegah serangan muncul kembali.

Perkembangan Teknologi Terbaru dalam Pertahanan Aktif

Seiring dengan kemajuan teknologi, pertahanan aktif dalam keamanan siber telah mengalami perkembangan signifikan. Salah satu inovasi terbaru adalah penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam strategi pertahanan. AI kini memainkan peran penting dalam pertahanan siber dengan kemampuannya mempercepat deteksi serangan dan merespons ancaman lebih cepat dibandingkan manusia. AI mampu menganalisis pola serangan dan mendeteksi anomali secara real-time, sehingga memberikan respons yang lebih efisien terhadap potensi ancaman. Namun, di sisi lain, teknologi ini juga dapat disalahgunakan oleh penyerang untuk merancang serangan yang lebih canggih dan sulit dideteksi.
(BIZTECH.PROXSISGROUP.COM)

Selain itu, inovasi berkelanjutan dalam teknologi keamanan siber diperlukan untuk melawan ancaman yang semakin canggih. Data enkripsi dan teknologi blockchain menawarkan cara untuk melindungi informasi dari akses yang tidak sah. Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman siber telah menjadi lebih umum. Teknologi ini memungkinkan deteksi ancaman yang lebih cepat dan tanggapan yang lebih efektif. (KEMHAN.GO.ID)

Dengan integrasi teknologi-teknologi ini, pertahanan aktif menjadi lebih adaptif dan proaktif dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *