Apa itu Agri-Tech?
Agri-tech, kadang disebut juga ag-tech, agtech, atau pertanian digital, adalah penerapan teknologi dan alat digital dalam pertanian. Ini mencakup berbagai teknologi, termasuk otomatisasi, bioteknologi, pemantauan informasi, dan analisis data.
Agri-tech dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan hasil panen, mengurangi biaya, dan meningkatkan keberlanjutan. Teknologi ini menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya permintaan pangan dan ancaman perubahan iklim terhadap ketahanan pangan.
Meskipun paling sering digunakan dalam hortikultura dan pertanian, agri-tech juga diterapkan dalam kehutanan, akuakultur, serta oleh pembuat anggur untuk vitikultura.
Dampak Agri-Tech terhadap Produksi Pertanian
Agri-tech mengubah industri pertanian dan perkebunan yang menyumbang sekitar 20% dari aktivitas ekonomi AS, menurut laporan “Feeding the Economy” tahun 2023.
Agri-tech digunakan untuk mengeksplorasi cara kerja baru dalam pertanian dan meningkatkan praktik yang sudah ada. Teknologi ini dapat mengotomatiskan pekerjaan fisik di pertanian dan menggunakan data dari proses pertanian untuk meningkatkan prediksi panen. Analisis data dan pembelajaran mesin digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan dalam industri pertanian dengan menganalisis data produksi dalam jumlah besar.
Produksi pertanian yang efisien memiliki dampak positif terhadap lingkungan, memungkinkan petani menerapkan praktik berkelanjutan yang mengurangi jejak karbon sekaligus meningkatkan keuntungan. Agri-tech juga dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan populasi global yang diproyeksikan mencapai hampir 10 miliar pada tahun 2050, menurut Prospek Populasi Dunia 2022 dari PBB.
Apa Saja Contoh Teknologi Pertanian?
- Pemantauan Presisi. Citra satelit dan drone digunakan bersama sensor Internet of Things (IoT) untuk memantau kesehatan tanaman dan kondisi tanah. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mengoptimalkan jadwal irigasi, memprediksi pola cuaca, dan mengendalikan hama secara digital.
- Peralatan Otomatis. Traktor modern dilengkapi navigasi GPS, sistem kemudi otomatis, dan alat hidrolik. Traktor otonom mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia dan meningkatkan efisiensi. Robot juga digunakan untuk panen, pemantauan, dan penanaman.
- Rumah Kaca Pintar. Membantu pertanian vertikal yang menghemat ruang, memperpanjang musim tanam, dan meningkatkan hasil panen di area yang kurang cocok untuk pertanian. Selain itu, lingkungan yang tertutup membantu mengurangi konflik antara petani dan spesies lokal.
- Manajemen Ternak. Sistem ini menggunakan sensor untuk melacak kesehatan hewan ternak. Sistem pemerahan otomatis memungkinkan sapi menentukan jadwal pemerahannya sendiri, meningkatkan fleksibilitas peternak dan kesejahteraan hewan.
- Manajemen Rantai Pasokan. Teknologi seperti blockchain, analisis big data, dan pembelajaran mesin membantu melacak hasil pertanian dari ladang hingga meja makan, meningkatkan efisiensi dan mengurangi limbah.
- Bioteknologi. Digunakan untuk meningkatkan hasil panen dengan memberikan sifat-sifat yang menguntungkan bagi tanaman. Rekayasa genetika memungkinkan tanaman lebih tahan terhadap hama, kekeringan, dan kondisi lingkungan yang ekstrem.
Apa Keuntungan dari Agri-Tech?
- Peningkatan efisiensi dan produktivitas. Sistem otomatisasi mengurangi penggunaan sumber daya, seperti irigasi pintar yang memonitor kelembapan tanah untuk menghemat air.
- Peningkatan akuisisi dan analisis data. Membantu petani dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.
- Penurunan biaya tenaga kerja dan peningkatan kondisi kerja. Alat otomatis mengurangi kerja fisik dan meningkatkan efisiensi operasional.
- Dampak lingkungan yang lebih rendah. Pertanian presisi mengurangi dampak seperti emisi dari mesin pertanian dan pencemaran pestisida.
- Transparansi lebih besar dalam rantai pasokan. Memberikan visibilitas real-time dari produksi hingga distribusi, meningkatkan ketertelusuran pangan.
Apa Tantangan dalam Agri-Tech?
- Biaya tinggi untuk investasi awal dan pemeliharaan. Dapat menjadi hambatan bagi petani kecil.
- Risiko serangan siber. Perangkat pertanian yang sebelumnya tidak terhubung ke internet kini menjadi target peretasan.
- Ketiadaan standar. Kurangnya standar data membuat sulitnya interoperabilitas antar sistem agri-tech.
- Ketergantungan berlebihan pada sistem teknologi. Jika sistem otomatis gagal, dapat berdampak negatif pada produksi tanpa deteksi dini.
Masa Depan Agri-Tech
Petani bersedia mengadopsi agri-tech, tetapi masih ada hambatan. Menurut survei McKinsey tahun 2022, 43% petani fokus mencoba produk baru untuk meningkatkan hasil panen. Jika tantangan biaya, keamanan, dan standarisasi dapat diatasi, agri-tech bisa membantu mengatasi perubahan iklim dan ketahanan pangan.
Pertanian presisi yang didukung kecerdasan buatan, sensor pintar, dan analisis data menawarkan peluang untuk sistem pangan yang lebih efisien dan berkelanjutan. Laporan 2018 dari World Economic Forum (WEF) menyoroti beberapa teknologi yang dapat meningkatkan sistem pangan pada 2030, yang kini sudah mulai digunakan, termasuk teknologi sensor pangan untuk keamanan dan ketertelusuran, IoT untuk transparansi rantai pasokan, blockchain, serta analitik big data.