Apa itu Apparent Power (Daya Semu)?
Daya semu adalah ukuran daya arus bolak-balik (AC) yang dihitung dengan mengalikan arus root-mean-square (rms) dengan tegangan root-mean-square. Dalam sirkuit arus searah (DC), atau dalam sirkuit AC dengan impedansi berupa resistansi murni, tegangan dan arus berada dalam fase, dan rumus berikut berlaku:
P = ErmsIrms
Dalam rumus ini, P adalah daya dalam satuan watt, Erms adalah tegangan rms dalam volt, dan Irms adalah arus rms dalam ampere. Namun, dalam sirkuit AC, impedansi terdiri dari reaktansi selain resistansi. Akibatnya, tegangan dan arus tidak berada dalam fase yang sama, sehingga penentuan daya menjadi lebih kompleks.
Bagaimana Daya Semu Dibandingkan dengan Daya Nyata dan Daya Reaktif?
Dalam sirkuit AC, hasil kali tegangan rms dan arus rms disebut daya semu. Ketika impedansi adalah resistansi murni, daya semu sama dengan daya nyata. Namun, ketika terdapat reaktansi, daya semu lebih besar daripada daya nyata.

Selisih vektor antara daya semu dan daya nyata disebut daya reaktif, yang diukur dalam satuan volt-ampere reaktif (VAR). Daya reaktif adalah energi yang disimpan dan kemudian dilepaskan sebagai medan magnet pada induktor atau medan elektrostatik pada kapasitor.
Jika Pa mewakili daya semu dalam sirkuit AC kompleks, Pt mewakili daya nyata, dan Pr mewakili daya reaktif, maka rumus berikut berlaku:
Pa2 = Pt2 + Pr2
Bagaimana Daya Semu Berbeda dari Daya Aktif?
Daya semu adalah total daya yang tersedia untuk menjalankan komputer, menerangi lampu, dan mengoperasikan sistem manufaktur.
Jika seluruh daya yang tersedia tidak digunakan, daya aktif atau daya nyata adalah daya yang benar-benar digunakan untuk beban tertentu. Hal ini penting karena daya aktif inilah yang digunakan oleh perusahaan listrik dan yang dibebankan kepada pelanggan dalam tagihan mereka.
Rasio antara daya aktif dan daya semu disebut faktor daya. Nilainya berkisar antara 0,0 hingga 1,0.
Perbandingan Volt-Ampere dan Watt
Volt-ampere (VA) dan watt (W) digunakan untuk mengukur daya dalam sirkuit listrik. Keduanya digunakan dalam sistem DC dan AC. Dalam sirkuit DC, nilai W dan VA biasanya sama. Namun, dalam sistem AC, nilai W dan VA bisa berbeda. W menunjukkan “daya nyata” dan VA menunjukkan “daya semu.”
VA menunjukkan konsumsi energi perangkat listrik, yaitu seberapa besar arus yang digunakan perangkat saat beroperasi. VA dihitung dengan mengalikan volt (V) dan ampere (A). Volt mengukur gaya elektromotif yang mendorong elektron melalui sirkuit, sementara ampere mengukur aliran atau arus elektron dalam sirkuit. Resistansi membatasi atau memperlambat aliran elektron.
Aplikasi Daya Semu dan Volt-Ampere
Efisiensi energi adalah tujuan utama di banyak organisasi, terutama di pusat data yang merupakan konsumen listrik besar. Saat menentukan atribut daya dan kebutuhan pusat data, pengetahuan tentang VA dan daya semu sangat penting.
VA membantu menyederhanakan perhitungan penggunaan daya, yang kemudian digunakan untuk menentukan suplai daya, pemutus sirkuit, dan komponen manajemen daya lainnya.
Daya semu berguna dalam menghitung ukuran uninterruptible power supply (UPS), misalnya. Saat menentukan ukuran UPS, pengetahuan tentang kebutuhan daya berbagai perangkat, seperti server, laptop, dan sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC), sangat penting, begitu pula kebutuhan keseluruhan pusat data.