Apa itu artefak dalam pengembangan perangkat lunak?

Artefak adalah hasil sampingan dari pengembangan perangkat lunak yang membantu menggambarkan arsitektur, desain, dan fungsi perangkat lunak. Artefak bisa diibaratkan seperti peta jalan yang digunakan pengembang untuk menelusuri seluruh proses pengembangan perangkat lunak.

Artefak bisa berupa database, model data, dokumen cetak, atau skrip. Artefak ini berguna untuk pemeliharaan dan pembaruan perangkat lunak, karena pengembang bisa menggunakannya sebagai referensi saat menghadapi masalah. Biasanya, artefak didokumentasikan dan disimpan dalam repositori agar bisa diakses kapan saja.

Artefak perangkat lunak biasanya dibuat selama proses pengembangan dan bisa merujuk ke metode atau proses tertentu dalam pengembangan perangkat lunak. Misalnya, sebuah build perangkat lunak berisi kode pengembang serta berbagai artefak lainnya. Beberapa artefak menjelaskan cara kerja perangkat lunak, sementara yang lain membantu perangkat lunak berjalan. Contohnya, artefak kode bisa mencakup dependensi, kode sumber, atau daftar sumber daya. Artefak ini disimpan dalam repositori agar tetap terorganisir dan mudah diakses.

Contoh penggunaan artefak dalam pengembangan perangkat lunak

Artefak dapat mencakup hal-hal berikut:

  • Diagram. Membantu pengembang memetakan struktur perangkat lunak.
  • Gambar. Desain atau referensi visual yang membantu dalam pengembangan.
  • Catatan rapat. Pilihan desain dan aspek penting yang dicatat dalam bentuk transkrip penuh atau sebagian.
  • Dokumentasi perangkat lunak. Dokumen yang menjelaskan karakteristik dan atribut perangkat lunak.
  • Kode sumber. Sistem fundamental yang memungkinkan kode berjalan.
  • Prototipe. Versi dasar perangkat lunak yang membantu pengembang membangun versi awal yang berfungsi.
  • Evaluasi risiko. Menyertakan potensi risiko perangkat lunak agar pengembang dapat mengidentifikasi masalah dengan cepat.

Artefak juga bisa berupa studi kasus, model data, dokumen desain, skrip, Unified Modeling Language, dan produk kerja lainnya.

Mengapa artefak perangkat lunak penting?

Setelah dibuat, artefak tetap penting sepanjang proses pengembangan perangkat lunak. Artefak membantu membuat pengembangan lebih mudah seiring waktu. Jika artefak yang menjelaskan arsitektur, desain, dan fungsi perangkat lunak hilang, pengembang mungkin akan kesulitan saat terjadi masalah. Dengan menyimpan artefak di repositori, pengembang bisa mengaksesnya kapan saja dari satu lokasi.

Artefak mendefinisikan perilaku dan fungsi perangkat lunak, seperti urutan kontrol atau permintaan database. Dengan adanya artefak, pengembang bisa memahami cara kerja perangkat lunak tanpa harus melihat kode secara mendalam. Ini juga bermanfaat bagi pengembang baru yang bergabung dalam tim, karena artefak membantu mereka memahami proses pemikiran pengembang sebelumnya.

Jenis-jenis artefak perangkat lunak

Artefak biasanya dikategorikan ke dalam tiga jenis utama:

  • Artefak terkait kode. Kode yang menjadi dasar perangkat lunak dan memungkinkan pengujian sebelum peluncuran. Artefak ini mencakup kode terkompilasi, skrip setup, rangkaian pengujian, objek yang dihasilkan, dan log selama pengujian serta quality assurance.
  • Artefak manajemen proyek. Dibuat setelah pengembangan kode untuk menguji fungsionalitasnya. Contohnya meliputi standar minimum, tolok ukur, pernyataan visi proyek, peta jalan, catatan perubahan, rencana manajemen lingkup, dan rencana kualitas.
  • Artefak dokumentasi. Melacak dokumen penting, termasuk diagram, perjanjian pengguna akhir, dokumentasi internal, atau panduan tertulis.

Best practice dalam mengelola artefak perangkat lunak

Beberapa best practice dalam mengelola artefak meliputi penggunaan repositori untuk menyimpan artefak dan memastikan pengelolaannya berjalan dengan baik.

Repositori dapat bersifat lokal, remote, atau virtual. Repositori lokal adalah tempat penyimpanan internal yang mudah diakses. Repositori remote memungkinkan pengguna menyimpan dan mengakses artefak dari jarak jauh menggunakan server pihak ketiga. Repositori virtual dirancang untuk menggabungkan artefak dari repositori lokal dan remote dalam satu tempat.

Seorang manajer repositori artefak bertanggung jawab untuk memindahkan, menyalin, dan menghapus artefak agar repositori tetap rapi. Saat sebuah artefak dipindahkan, disalin, atau dihapus, metadata yang terkait juga harus diperbarui. Selain itu, penting untuk memiliki cadangan alternatif untuk menyimpan artefak demi dokumentasi dan kesinambungan.

Pengembang juga sebaiknya diberi kebebasan memilih alat mereka sendiri, sehingga proses pengiriman artefak ke produksi menjadi lebih mudah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *