Apa itu Autoscaling?

Autoscaling adalah metode otomatis untuk menambah atau mengurangi sumber daya komputasi, memori, atau jaringan berdasarkan lonjakan lalu lintas dan pola penggunaan. Tanpa autoscaling, sumber daya akan terkunci pada konfigurasi tetap, sehingga tidak dapat menyesuaikan kebutuhan saat permintaan meningkat atau menurun.

Autoscaling menjadi elemen penting dalam komputasi awan modern. Salah satu keunggulan utama komputasi awan adalah memungkinkan pengguna hanya membayar sesuai kebutuhan, yang dicapai melalui penggunaan sumber daya elastis — infrastruktur yang dapat disesuaikan sesuai permintaan.

Autoscaling juga berkaitan dengan konsep instans “burstable” yang menyediakan level sumber daya dasar dan mampu meningkat ketika kebutuhan memori dan CPU melonjak.

Bagaimana Autoscaling Bekerja?

Autoscaling bekerja dengan cara yang berbeda tergantung pada platform dan sumber daya yang digunakan. Namun, ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua jenis autoscaling.

1. Konfigurasi Awal: Pengguna mendefinisikan tipe instans virtual dengan kapasitas tertentu sesuai kebutuhan beban kerja. Konfigurasi ini disebut sebagai launch configuration.
2. Kebijakan Autoscaling: Pengguna menetapkan batas kapasitas, sehingga lebih banyak sumber daya dapat ditambahkan saat lonjakan lalu lintas terjadi. Contoh: autoscaling bandwidth jaringan memungkinkan penyesuaian bandwidth secara otomatis untuk memenuhi permintaan.
3. Pengiriman Sumber Daya: Dalam beberapa kasus, layanan langsung menyediakan lebih banyak kapasitas. Di kasus lain, kebijakan autoscaling meluncurkan instans baru untuk menambah kapasitas yang sudah ada.

Tujuan Autoscaling

Autoscaling memastikan beban kerja aplikasi di cloud dapat memberikan kinerja optimal di berbagai kondisi. Tanpa autoscaling, layanan dapat menjadi tidak tersedia saat terjadi lonjakan lalu lintas yang tidak terduga.

Contohnya, saat situs belanja menghadapi lonjakan trafik selama acara diskon besar, autoscaling memastikan ketersediaan layanan dengan menambah sumber daya untuk menangani beban tambahan tersebut.

Jenis-jenis Autoscaling

Ada tiga jenis utama autoscaling:

  • Reaktif: Sumber daya ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan lonjakan lalu lintas secara real-time.
  • Prediktif: Menggunakan AI dan pembelajaran mesin untuk memprediksi kapan sumber daya tambahan akan dibutuhkan.
  • Terjadwal: Sumber daya ditambahkan sebelum waktu puncak tertentu, seperti acara besar atau jam sibuk harian.

Manfaat Autoscaling

Autoscaling menawarkan berbagai manfaat, seperti:

  • Biaya lebih rendah: Hanya menggunakan sumber daya saat dibutuhkan, mengurangi pengeluaran untuk sumber daya tidak terpakai.
  • Otomatisasi: Menghilangkan kebutuhan untuk penambahan sumber daya manual, membuat proses lebih efisien.
  • Kinerja andal: Memastikan tingkat kinerja yang telah ditentukan terpenuhi.
  • Toleransi kesalahan: Memonitor kesehatan beban kerja dan mengganti sumber daya secara otomatis jika ada yang bermasalah.
  • Ketersediaan layanan: Menjaga layanan tetap berjalan meskipun terjadi lonjakan lalu lintas.

Penyedia Autoscaling

Berbagai penyedia layanan cloud menawarkan fitur autoscaling, termasuk:

  • Amazon Web Services (AWS): AWS menyediakan AWS Auto Scaling untuk berbagai layanan dan Amazon EC2 Auto Scaling untuk instans komputasi EC2.
  • Google Cloud Platform: Menawarkan autoscaling untuk grup instans terkelola di Google Compute Engine.
  • Microsoft Azure: Fitur Azure AutoScale mendukung VM, aplikasi web, dan layanan lainnya.
  • IBM Cloud: Menyediakan Cluster Autoscaler untuk menyesuaikan jumlah node dalam klaster.
  • Oracle Cloud Infrastructure: Menawarkan autoscaling pada instans komputasi dan fitur load balancer elastis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *