Behavioral targeting adalah penyajian konten dan pemasaran berdasarkan pilihan sebelumnya dari seorang pengguna di berbagai situs web. Teknik periklanan yang sudah mapan ini bergantung pada perilaku sebelumnya pengguna di web untuk menyesuaikan konten iklan. Behavioral targeting adalah teknik di balik periklanan perilaku daring (OBA).

Metode penargetan ini menggunakan data dari berbagai halaman tujuan situs web dan halaman pengunjung untuk memberikan iklan yang lebih relevan dengan minat pengguna. Teknik ini dapat melacak pengguna di satu situs web, satu domain, atau jaringan situs — dengan dua pendekatan berbeda.

Pemasar mungkin menggunakan behavioral targeting karena pemasaran tradisional berisiko tidak terhubung dengan audiens yang tepat dan mungkin tidak cukup efektif untuk meyakinkan individu untuk menjadi pelanggan. Pemasaran tradisional mungkin gagal menarik minat audiens. Namun, behavioral targeting akan memanfaatkan data dan teknologi pelacakan untuk membuat iklan yang relevan untuk pengguna.

Behavioral targeting menggunakan informasi seperti:

  • Halaman yang dikunjungi oleh pengguna.
  • Pencarian yang dilakukan.
  • Waktu yang dihabiskan di halaman.
  • Iklan dan tautan yang berinteraksi dengan pengguna.
  • Terakhir kali halaman dikunjungi.

Bagaimana Behavioral Targeting Bekerja

Behavioral targeting dibagi menjadi dua kategori: onsite dan network. Onsite behavioral targeting mengumpulkan informasi tentang pengunjung di satu situs web tertentu, sementara network behavioral targeting akan mengumpulkan informasi tentang pengunjung di berbagai situs web. Network behavioral targeting tidak akan mengumpulkan informasi seperti IP atau alamat MAC atau cookie.

Tindakan dan pilihan pengguna biasanya disimpan melalui cookie yang dapat diidentifikasi secara unik dalam cache internet pengguna. Cookie ini digunakan secara berkelanjutan untuk membangun profil pengguna di situs atau jaringan tersebut. Pilihan pengguna dan iklan yang tersedia di jaringan kemudian dibandingkan dengan menggunakan analitik, dan iklan yang paling relevan kemudian ditampilkan.

Kelompok hak pengguna dan privasi sering kali meminta transparansi dalam data apa yang dikumpulkan dan bagaimana data tersebut digunakan. Meskipun data yang dibagikan oleh jaringan ini tidak mencakup nama pengguna, email, atau nomor telepon, data tersebut dapat berisi informasi yang dapat diidentifikasi secara unik, termasuk ID perangkat, alamat MAC, cookie, atau alamat IP. Regulasi tentang penggalian data dan periklanan seperti GDPR dapat memiliki dampak mendalam pada praktik ini atau bahkan mengharuskan pencarian metode pelacakan baru.

Behavioral Targeting vs. Contextual Targeting

Behavioral targeting dan contextual targeting adalah teknik pemasaran yang serupa namun memiliki perbedaan penting yang perlu diperhatikan. Sementara behavioral targeting fokus pada menampilkan iklan yang relevan untuk pemirsa, contextual targeting fokus pada menampilkan iklan yang relevan dengan konten pada halaman web. Jadi, sebagai contoh, halaman web tentang hard drive mungkin lebih cenderung menampilkan iklan untuk bagian komputer. Contextual targeting biasanya tidak mengumpulkan informasi tentang pengguna, namun data berbasis perilaku bisa diambil untuk meningkatkan konteks dan relevansi iklan.

Contextual targeting bisa digunakan untuk menghindari GDPR, dengan catatan bahwa tidak ada data pribadi yang dikumpulkan dari pengguna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *