Bimodal IT adalah model operasi TI dua tingkat yang memungkinkan pembuatan sistem dan proses TI yang stabil dan dapat diprediksi serta lincah dan cepat. Istilah ini diciptakan pada tahun 2014 oleh Gartner, yang mendefinisikan dua tingkat sebagai berikut: “Mode 1 adalah tradisional dan berurutan, menekankan keamanan dan ketepatan. Mode 2 bersifat eksploratif dan nonlinier, menekankan kelincahan dan kecepatan.”
Setiap mode memerlukan proses, orang, teknologi, dan anggaran yang berbeda agar dapat beroperasi secara efektif.
Untuk mencapai kapabilitas Bimodal IT, organisasi TI harus mengadopsi “mekanisme tata kelola dan perencanaan yang lebih sesuai, serta menciptakan kapabilitas dan budaya yang memungkinkan mereka untuk bereksperimen lebih banyak, gagal dengan cepat, gagal dalam skala kecil, dan gagal secara terlihat,” tulis analis Simon Mingay dan Mary Mesaglio dalam laporan April 2015 mereka “How to Achieve Enterprise Agility With a Bimodal Capability.”
Kebutuhan TI terhadap Mode 2 menjadi semakin mendesak dalam beberapa tahun terakhir karena perusahaan berlomba untuk beradaptasi dengan ekonomi digital — ekonomi yang didorong oleh teknologi yang menjembatani dunia fisik dan virtual, seperti cloud, mobile, Internet of Things (IoT), dan realitas virtual.
Seiring dengan semakin banyaknya konsumen dan tenaga kerja yang beroperasi di dunia virtual, bisnis menyadari bahwa mereka harus memikirkan kembali tidak hanya sistem TI lama mereka tetapi juga proses bisnis, produk, layanan pelanggan, dan model bisnis mereka. Pergeseran bisnis ini secara luas disebut sebagai transformasi digital dan memerlukan kemitraan erat antara bisnis dan TI.
Pendekatan Gartner bahwa Bimodal IT merupakan sesuatu yang benar-benar baru mendapat kritik. Profesor Emeritus Harvard Business School John Kotter, misalnya, menggambarkan pendekatan serupa dalam makalah Mei 2011 berjudul “Hierarchy and Network: Two Structures, One Organization,” yang diterbitkan dalam Harvard Business Review. Kotter menjelaskan perlunya mendukung dua model operasi TI: mode hierarkis yang mempromosikan konsistensi dan optimasi serta mode “jaringan” yang lebih kolaboratif, egaliter, dan adaptif.
Analis IT dari MarkoInsights, Kurt Marko, berpendapat bahwa TI selalu menerapkan model dua tingkat. “Apakah Anda menyebutnya sistem lama versus sistem baru, penerapan brownfield versus greenfield, atau teknologi yang bersifat pemeliharaan versus disruptif, dikotomi antara lama dan baru telah ada sejak awal TI,” tulis Marko dalam analisisnya pada Juni 2015 “Bimodal IT: A New Buzzword For Old Concepts Presents a Teachable Moment.”
Forrester Research dalam laporan April 2016, “The False Promise of Bimodal IT,” menyatakan bahwa dua kelompok TI yang bekerja dengan kecepatan berbeda “pada dasarnya tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dan perusahaan akan kelincahan.” Forrester Research telah lama menggunakan istilah IT MOOSE untuk merujuk pada anggaran nondiskresioner yang diperlukan untuk menjalankan dan memelihara sistem TI, yang berbeda dengan pengeluaran diskresioner untuk inovasi TI. MOOSE adalah singkatan dari “Maintain and Operate the Organization, Systems and Equipment.”
Bagaimana Membuat Strategi Bimodal IT: Pertimbangan Mode 1
Menurut Gartner, kesalahpahaman umum yang dimiliki organisasi saat membuat strategi Bimodal IT adalah bahwa proses dan budaya TI Mode 1 tidak perlu berubah.
“Namun, yang segera dipelajari oleh CIO adalah bahwa saat meningkatkan skala bimodal, Mode 2 tidak dapat berhasil tanpa perubahan pada Mode 1,” tulis analis Gartner Donna Scott dan Mingay dalam laporan Juli 2017 mereka, “Scaling Bimodal — Fusing IT with the Business.”
Saat organisasi beralih ke pendekatan bimodal, mereka harus merenovasi sistem TI lama mereka karena sering kali sistem ini rapuh. “Satu perubahan kecil pada sistem lama bisa menyebabkan pemadaman besar yang memengaruhi kemampuan bisnis untuk menjual dan bertransaksi.”
CIO harus bekerja sama dengan tim infrastruktur dan operasi untuk menegakkan praktik manajemen perubahan yang ketat.
Sistem Front Office vs. Sistem Back Office
Gartner merekomendasikan organisasi untuk memulai dengan proyek kecil dan “belajar dengan melakukannya, bukan hanya membaca.” Mode 1 cenderung melibatkan sistem pencatatan seperti aplikasi ERP. Mode 2 berfokus pada sistem inovasi dan aplikasi front office yang memengaruhi pengalaman pelanggan dengan teknologi seperti cloud, big data, analitik, dan IoT.
Memulai Mode 2: Agile, Lean, DevOps
- Agile adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang menekankan fleksibilitas dan pragmatisme.
- Lean management berfokus pada perbaikan berkelanjutan dan penghapusan proses bisnis yang tidak perlu.
- DevOps menggabungkan tugas pengembangan aplikasi dan operasi sistem.
Pentingnya Strategi Tata Kelola Bimodal
Model operasi berbasis akuntabilitas bisnis-TI bersama memerlukan perubahan tata kelola yang mendukung organisasi datar dan tim yang mengatur diri sendiri.
Apa Arti Bimodal IT bagi CIO
Kebutuhan bisnis akan TI dua kecepatan mengubah peran CIO secara signifikan, menjadikannya lebih berfokus pada transformasi digital. Beberapa perusahaan bahkan membagi peran CIO, menunjuk wakil CIO untuk menangani operasi sehari-hari.
Dengan semakin kompleksnya lanskap teknologi, perusahaan perlu memastikan bahwa strategi Bimodal IT diterapkan dengan seimbang agar dapat tetap kompetitif di era digital.