Apa itu boomerang employee?
Karyawan bumerang (boomerang employee) adalah istilah untuk seseorang yang meninggalkan sebuah perusahaan dan kemudian kembali bekerja di perusahaan yang sama di masa depan. Karyawan bumerang mungkin meninggalkan perusahaan karena berbagai alasan, seperti mengejar peluang baru, mengurus urusan pribadi, atau memperoleh pengalaman di perusahaan lain. Namun, mereka sering kembali ke mantan perusahaan mereka karena menikmati lingkungan kerja, budaya perusahaan, atau rekan kerja mereka.
Dua puluh delapan persen dari “karyawan baru” sebenarnya adalah mantan karyawan yang kembali setelah meninggalkan perusahaan dalam 36 bulan sebelumnya, menurut sebuah studi oleh Harvard Business Review. Studi ini menemukan bahwa karyawan bumerang lebih cenderung menjadi manajer dibandingkan non-manajer dan rata-rata kembali dalam 13 bulan.
Fenomena karyawan bumerang juga meningkat akibat pandemi COVID-19. Empat puluh tiga persen orang yang berhenti selama pandemi merasa bahwa mereka lebih baik di pekerjaan lama mereka, menurut sebuah studi tahun 2022 oleh perusahaan penggajian UKG menemukan. Selain itu, satu dari lima responden telah kembali ke perusahaan lama mereka.
Mengapa karyawan bumerang kembali?
Karyawan bumerang kembali ke mantan perusahaan mereka karena berbagai alasan, termasuk:
- Pengalaman kerja yang positif. Mereka sering kembali ke perusahaan tempat mereka memiliki pengalaman kerja yang baik, seperti hubungan yang baik dengan kolega dan manajer, peluang pertumbuhan dan pengembangan, serta keseimbangan kerja-hidup yang memadai.
- Budaya perusahaan. Karyawan mungkin tertarik kembali ke perusahaan dengan budaya yang selaras dengan nilai-nilai mereka, termasuk misi bersama, komitmen terhadap keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI), serta lingkungan kerja yang mendukung.
- Keterampilan dan pengalaman baru. Mereka mungkin meninggalkan perusahaan untuk memperoleh keterampilan baru tetapi memutuskan kembali jika merasa bahwa keahlian tersebut bisa menjadi aset bagi perusahaan lama mereka.
- Peluang yang lebih baik. Karyawan mungkin kembali jika mereka menemukan bahwa perusahaan kini menawarkan peluang yang lebih baik, seperti promosi, gaji lebih tinggi, atau fleksibilitas lebih besar.
- Perubahan dalam perusahaan. Mereka juga dapat kembali jika perusahaan telah mengalami perubahan yang membuatnya lebih menarik, seperti tunjangan baru, tim manajemen baru, atau fokus lebih besar pada keterlibatan karyawan.
- Rasa loyalitas. Beberapa karyawan kembali karena merasa memiliki ikatan emosional dengan perusahaan atau sekadar merindukan lingkungan kerja mereka.
Keuntungan dari karyawan bumerang
Secara keseluruhan, mempekerjakan karyawan bumerang bisa menjadi situasi yang saling menguntungkan bagi perusahaan dan karyawan. Berikut beberapa keuntungannya:
- Biaya rekrutmen lebih rendah. Karyawan bumerang biasanya memerlukan orientasi dan pelatihan yang lebih sedikit.
- Peningkatan produktivitas. Mereka sering lebih produktif dibandingkan karyawan baru karena sudah memahami produk dan layanan perusahaan.
- Meningkatkan moral karyawan. Mempekerjakan kembali karyawan lama menunjukkan bahwa perusahaan menghargai mantan pegawainya.
- Meningkatkan budaya perusahaan. Mereka bisa membawa perspektif baru dan ide segar.
- Retensi karyawan lebih kuat. Karyawan bumerang lebih cenderung bertahan lebih lama dibandingkan karyawan baru.
- Akses ke lebih banyak talenta. Perusahaan dapat memanfaatkan pool talenta yang lebih luas dengan tetap terhubung dengan mantan karyawan.
- Risiko lebih rendah. Mereka sudah dikenal oleh perusahaan, sehingga risiko ketidakcocokan lebih kecil.
- Hubungan pelanggan yang lebih baik. Mereka bisa membawa kembali hubungan pelanggan yang telah dibangun sebelumnya.
- Loyalitas merek meningkat. Mempekerjakan karyawan lama menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap karyawannya.
Kerugian dan risiko karyawan bumerang
Mempekerjakan karyawan bumerang juga memiliki beberapa risiko, di antaranya:
- Ketidakpuasan karyawan saat ini. Jika karyawan bumerang mendapat gaji lebih tinggi atau perlakuan istimewa, ini bisa menimbulkan ketidakpuasan.
- Masalah kinerja di masa lalu. Jika mereka meninggalkan perusahaan karena masalah kinerja, ada kemungkinan masalah itu muncul kembali.
- Ekspektasi yang tidak realistis. Mereka mungkin berharap kondisi masih sama seperti sebelumnya.
- Kurangnya perspektif baru. Mereka mungkin tidak membawa inovasi karena sudah terbiasa dengan cara lama.
- Komitmen jangka pendek. Beberapa karyawan mungkin hanya kembali sementara sebelum menemukan peluang lain.
- Masalah yang belum terselesaikan. Jika mereka meninggalkan perusahaan karena konflik, masalah tersebut bisa tetap ada.
Untuk mengurangi risiko ini, perusahaan harus menilai alasan karyawan meninggalkan perusahaan sebelumnya dan memastikan masalah-masalah tersebut telah diatasi.
Tips strategi rekrutmen karyawan bumerang
Menerapkan strategi rekrutmen karyawan bumerang yang sukses memerlukan pendekatan yang cermat. Berikut beberapa tips utama:
- Pertahankan hubungan baik. Tetap terhubung dengan mantan karyawan melalui komunikasi rutin dan program alumni.
- Kumpulkan umpan balik yang berharga. Lakukan wawancara keluar untuk memahami alasan mereka meninggalkan perusahaan.
- Lacak data karyawan yang keluar. Simpan database mantan karyawan dan informasi kontak mereka.
- Ciptakan lingkungan yang ramah. Bangun budaya yang menghargai karyawan bumerang.
- Gunakan referensi karyawan. Dorong karyawan saat ini untuk merekomendasikan mantan kolega.
- Tampilkan perubahan di perusahaan. Soroti perubahan positif yang telah dilakukan perusahaan.
- Sesuaikan pendekatan rekrutmen. Sesuaikan komunikasi dengan mantan karyawan untuk menunjukkan bahwa perusahaan menghargai pengalaman mereka.
- Tawarkan kompensasi yang kompetitif. Pastikan gaji dan tunjangan menarik.
- Evaluasi keberhasilan strategi. Pantau efektivitas rekrutmen karyawan bumerang secara berkala.