Continuous modeling adalah pendekatan dalam manajemen data center yang mengombinasikan alat manajemen infrastruktur (DCIM) dengan alat simulasi teknik.
Alat DCIM tradisional memberikan admin tampilan menyeluruh terhadap sistem manajemen gedung (BMS), manajemen aset IT (ITAM), dan sistem manajemen jaringan (NMS) dalam suatu organisasi. Agar data center bisa berjalan dengan andal dan hemat biaya, sistem mekanik dan kelistrikan juga harus diperhitungkan.
Kebanyakan alat analisis teknik hanya berfokus pada sistem mekanik dan kelistrikan secara terpisah, serta hanya dapat memberikan gambaran snapshot dari data status. Data status ini memang berguna untuk troubleshooting setelah masalah terdeteksi—misalnya soal aliran udara—tetapi tidak cukup untuk mencegah masalah sejak awal. Selain itu, data status juga tidak bisa membantu admin dalam menyeimbangkan kebutuhan deployment dan penghematan energi dengan risiko downtime mekanik atau listrik.
Dengan continuous modeling, data yang dikumpulkan oleh DCIM dan alat analisis teknik seperti computational fluid dynamics (CFD) bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ini memungkinkan administrator data center untuk menggunakan data real-time, matematika, dan alat simulasi guna memvisualisasikan serta menghitung dampak perubahan pada gedung, perangkat keras, atau infrastruktur jaringan terhadap sistem mekanik dan listrik. Pendekatan ini membantu admin dalam mengambil keputusan berbasis data untuk perencanaan kapasitas dan penghematan energi. Model yang dibuat pun bisa divalidasi atau diperbarui secara terus-menerus.