Apa itu budaya perusahaan?
Budaya perusahaan adalah kumpulan nilai, keyakinan, etika, dan sikap yang mencirikan sebuah organisasi dan membimbing praktiknya. Dalam beberapa hal, budaya organisasi dapat diartikulasikan dalam pernyataan misi atau visi perusahaan.
Semua organisasi, baik itu perusahaan besar yang telah lama berdiri, startup, perusahaan nirlaba, atau lembaga pemerintah, memiliki budaya perusahaan dan kesempatan untuk membentuknya.
Elemen budaya perusahaan mencakup lingkungan fisik organisasi, praktik manajemen sumber daya manusia, dan kebiasaan kerja staf. Budaya perusahaan juga tercermin dalam sejauh mana suatu organisasi menekankan hierarki, proses, inovasi, kolaborasi, persaingan, keterlibatan komunitas, dan interaksi sosial.
Budaya perusahaan yang mencerminkan budaya global yang lebih luas biasanya lebih sukses daripada yang bertentangan dengannya. Misalnya, dalam budaya global saat ini yang menghargai transparansi, kesetaraan, dan komunikasi, perusahaan yang tertutup dengan struktur hierarki yang ketat kemungkinan akan kesulitan merekrut dan mempertahankan karyawan, serta menarik pelanggan dan pemangku kepentingan.
Banyak organisasi menentukan dan kemudian mengembangkan jenis budaya perusahaan yang mereka inginkan. Mereka meresmikannya melalui pernyataan nilai bersama dan kebijakan yang dirancang untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut.
Organisasi lain membiarkan budaya mereka berkembang secara organik dan kebetulan. Organisasi semacam itu mungkin berakhir dengan budaya yang buruk atau bahkan toksik karena mereka tidak secara sadar atau hati-hati menciptakan lingkungan yang lebih mendukung.
Budaya organisasi menentukan bagaimana karyawan berperilaku dan cara mereka berinteraksi satu sama lain, dengan mitra bisnis, dan pelanggan. Budaya ini juga menentukan bagaimana organisasi bereaksi terhadap perubahan, perkembangan, dan krisis, serta memengaruhi kemampuan organisasi untuk berinovasi dan sukses.
Jenis-jenis budaya perusahaan
Para ahli telah mengidentifikasi berbagai jenis budaya perusahaan dan menetapkan kriteria untuk mengklasifikasikannya. Misalnya, penulis dalam artikel Harvard Business Review tahun 2018, “The Leader’s Guide to Corporate Culture,” membangun kerangka kerja berdasarkan dua sumbu: bagaimana orang berinteraksi (dari independensi hingga interdependensi) dan bagaimana mereka merespons perubahan (dari fleksibilitas hingga stabilitas).
Artikel tersebut mencantumkan dua jenis budaya dalam setiap kuadran:
- Tujuan dan kepedulian dalam kuadran fleksibilitas dan interdependensi.
- Ketertiban dan keamanan dalam kuadran interdependensi dan stabilitas.
- Otoritas dan hasil dalam kuadran stabilitas dan independensi.
- Kesenangan dan pembelajaran dalam kuadran independensi dan fleksibilitas.
Sementara itu, Robert Quinn dan Kim Cameron dari University of Michigan mengidentifikasi empat jenis budaya perusahaan:
- Budaya klan. Organisasi memiliki atmosfer kekeluargaan yang menekankan mentoring, kerja sama tim, dan kebersamaan.
- Budaya adhokrasi. Pendekatan dinamis dan kewirausahaan yang menghargai pengambilan risiko dan budaya inovasi.
- Budaya pasar. Pendekatan berorientasi hasil yang menghargai persaingan dan pencapaian.
- Budaya hierarki. Struktur dan kontrol yang digunakan untuk memastikan efisiensi dan stabilitas.
Bagaimana budaya perusahaan dibentuk?
Budaya perusahaan dapat berkembang secara organik atau dibentuk melalui kebijakan dan strategi kepemimpinan. Faktor eksternal, seperti lokasi geografis dan tren sosial, serta faktor internal, seperti nilai-nilai pimpinan dan kebijakan SDM, semuanya berperan dalam membentuk budaya organisasi.
Para ahli menyarankan para pemimpin bisnis untuk merancang strategi perekrutan, praktik kerja, dan kebijakan personel yang menarik dan mempertahankan karyawan yang memiliki nilai dan sifat yang diinginkan. Misalnya, perusahaan yang menekankan layanan pelanggan mungkin memprioritaskan kandidat dengan pengalaman di bidang tersebut.
Peran keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dalam budaya perusahaan
Keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) semakin menjadi perhatian dalam lingkungan kerja. Selain kepatuhan terhadap hukum, perusahaan menerapkan kebijakan DEI untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.
Beberapa tujuan utama strategi DEI meliputi:
- Peningkatan inovasi. Perspektif yang beragam mendorong umpan balik konstruktif dan ide-ide baru.
- Ekspansi basis pelanggan. Organisasi inklusif lebih menarik bagi klien yang beragam.
- Peningkatan budaya tempat kerja. Lingkungan yang inklusif meningkatkan rasa memiliki dan produktivitas karyawan.
- Peningkatan retensi karyawan. Karyawan cenderung bertahan di organisasi dengan strategi DEI yang efektif.
Contoh budaya perusahaan yang sukses
Beberapa perusahaan yang diakui atas budaya perusahaannya meliputi:
- Google. Fokus pada lingkungan kerja yang menyenangkan dan kolaboratif.
- Netflix. Budaya fleksibel dan inovatif yang menekankan otonomi karyawan.
- SpaceX. Budaya ambisius yang berkontribusi pada pencapaian luar biasa dalam industri luar angkasa.
Budaya perusahaan yang kuat dan sehat dapat meningkatkan produktivitas, daya tarik bagi karyawan, serta kesuksesan jangka panjang organisasi.