Apa Itu Arus?
Arus listrik adalah aliran pembawa muatan listrik, biasanya berupa elektron atau atom yang kekurangan elektron. Simbol umum untuk arus adalah huruf kapital I. Satuan standar untuk arus adalah ampere (A). Satu ampere arus berarti satu coulomb muatan listrik (6,24 × 1018 pembawa muatan) melewati satu titik dalam satu detik.
Dalam fisika, arus dianggap mengalir dari titik yang lebih positif ke titik yang lebih negatif, yang disebut arus konvensional atau arus Franklin. Namun, karena elektron bermuatan negatif, mereka sebenarnya mengalir dari titik yang lebih negatif ke titik yang lebih positif.
Perbedaan Arus DC dan AC
Arus listrik dapat berupa arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC). Arus searah (DC) selalu mengalir dalam satu arah, meskipun besarannya bisa berubah seiring waktu. Sementara itu, dalam arus bolak-balik (AC), aliran muatan listrik berubah arah secara periodik.
Frekuensi AC, yaitu jumlah siklus penuh per detik, diukur dalam hertz (Hz). Contoh arus DC murni adalah arus yang dihasilkan oleh baterai. Sementara itu, listrik yang keluar dari stopkontak di rumah adalah arus AC.
Densitas Arus
Densitas arus adalah jumlah arus listrik per satuan luas penampang dan biasanya dinyatakan dalam ampere per meter persegi, ampere per sentimeter persegi, atau ampere per milimeter persegi.
Semakin besar arus dalam suatu konduktor, semakin tinggi pula densitas arusnya. Namun, dalam beberapa kondisi, densitas arus dapat bervariasi di berbagai bagian konduktor listrik. Contohnya adalah efek kulit (skin effect), di mana densitas arus lebih tinggi di bagian luar konduktor dibandingkan bagian dalamnya. Efek ini terjadi pada arus AC dengan frekuensi tinggi.
Selain itu, setiap arus listrik akan menghasilkan medan magnet. Semakin besar arusnya, semakin kuat medan magnet yang dihasilkan. Pada arus DC yang berdenyut atau arus AC, medan magnet ini dapat berubah menjadi gelombang elektromagnetik, yang menjadi prinsip dasar komunikasi nirkabel.