Data activation adalah pendekatan pemasaran yang memanfaatkan informasi konsumen dan data analytics untuk membantu perusahaan mendapatkan wawasan real-time tentang perilaku audiens target serta merencanakan strategi pemasaran di masa depan. Daripada sekadar menebak-nebak, data activation menggunakan metode analisis kuantitatif berdasarkan aktivitas pelanggan sebelumnya, demografi, dan pola pembelian. Ini berguna baik untuk kampanye pemasaran digital maupun tradisional. Dengan kemampuan untuk bertindak berdasarkan data secara real-time, perusahaan bisa mengambil keputusan yang lebih cerdas dan menyesuaikan pesan mereka berdasarkan wawasan yang diperoleh.

Data activation memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, pengkategorian, dan analisis data pelanggan, sementara masih banyak perusahaan yang mengandalkan intuisi dibandingkan data nyata dalam pengambilan keputusan pemasaran. Banyak organisasi belum maju dalam aspek ini karena beberapa pemasar dan tenaga penjualan mungkin tidak memiliki data yang lengkap dan akurat. Mereka juga mungkin belum memiliki kemampuan data analytics yang matang. Selain itu, perusahaan sering kali mendapati bahwa data quality antar departemen masih kurang konsisten dan tidak dapat diandalkan.

Faktanya, sebuah studi Forrester tahun 2018 menemukan bahwa hanya sekitar setengah dari pemasar dan penjual B2B yang menyatakan bahwa organisasi mereka mampu menyediakan data pelanggan yang lengkap dan akurat. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk memastikan keberhasilan data activation antara lain bekerja sama dengan mitra untuk layanan data dan analitik, mengadopsi teknologi analitik canggih, serta membangun sistem wawasan yang kuat.

Bagaimana cara kerja data activation?

Data activation melibatkan penggabungan data dari berbagai sumber seperti sistem point of sale (PoS), customer relationship management (CRM), data management platform (DMP), dan basis data lainnya. Tujuannya adalah untuk membantu membentuk strategi pemasaran dan penjualan yang lebih terarah dan terintegrasi. Agar data activation efektif, perlu ada dataset yang kohesif berdasarkan informasi pelanggan yang tersedia, serta data yang akurat dan up-to-date.

Tahapan dalam data activation

Proses dasar dalam data activation bisa dibagi menjadi empat tahap:

  1. Collection – Tahap pertama adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber dan memasukkannya ke dalam satu platform terpusat dengan struktur yang jelas. Data ini bisa berasal dari berbagai tempat seperti website, aplikasi mobile, basis data offline, sistem CRM, media sosial, atau transaksi pelanggan.
  2. Analysis – Setelah data tersimpan di satu tempat, analisis bisa dilakukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang pelanggan. Analisis ini bisa digunakan untuk mengoptimalkan outbound marketing serta menemukan audiens baru yang sesuai dengan target profil. Contoh analisis meliputi audience analysis, sentiment analysis, act-alike modeling, dan data modeling.
  3. Execution – Langkah berikutnya adalah menerapkan wawasan yang diperoleh melalui data activation. Ini bisa mencakup integrasi yang lebih mendalam dalam ekosistem iklan dan pemasaran, serta berbagi segmen data yang telah dikembangkan dengan mitra pemasaran.
  4. Measurement – Tahap terakhir adalah mengukur keberhasilan dari proses data activation. Dengan menyempurnakan strategi berdasarkan hasil yang diperoleh, kinerja bisa terus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Data activation menggabungkan tahapan-tahapan ini. Karena setiap perusahaan memiliki data yang berbeda, menggunakan produk yang berbeda, dan bekerja sama dengan mitra yang berbeda, hasil akhirnya akan selalu unik.

Contoh penerapan data activation

Beberapa aplikasi data activation dalam dunia nyata meliputi:

  • Membuat kategori audiens untuk segmentasi kostumer.
  • Menerapkan personalisasi konten.
  • Merekomendasikan produk yang relevan kepada pelanggan.
  • Menjalankan kampanye iklan dinamis.
  • Menjual data audiens seperti demografi, perilaku, minat, dan informasi perangkat.
  • Mengolah data menjadi grafik, bagan, dan dashboard untuk visualisasi informasi.
  • Mengidentifikasi dan memahami target audiens.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *