Apa itu Data Availability?

Data availability (Ketersediaan Data) adalah istilah yang digunakan oleh produsen penyimpanan komputer dan penyedia layanan penyimpanan untuk menggambarkan bagaimana data harus selalu tersedia dengan tingkat performa yang dibutuhkan, baik dalam kondisi normal maupun saat terjadi gangguan atau bencana.
Secara umum, data availability dicapai melalui sistem redundansi dalam penyimpanan dan akses data. Beberapa vendor menekankan pentingnya memiliki data center dengan pendekatan berbasis penyimpanan (storage-centric) dibandingkan berbasis server (server-centric).

Ketersediaan data mencakup aspek aksesibilitas dan kontinuitas informasi. Jika data tidak dapat diakses dengan cepat, layanan bisa terganggu, yang akhirnya berdampak pada waktu dan pendapatan organisasi.

Ada beberapa metode untuk memastikan data selalu tersedia, seperti penggunaan storage area network (SAN) atau network-attached storage (NAS). Data availability juga bisa diukur berdasarkan seberapa sering data dapat diakses (misalnya, vendor menjanjikan 99,999% uptime) dan seberapa besar aliran data yang dapat diproses dalam satu waktu.

Tantangan dalam Data Availability

Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi ketersediaan data, di antaranya:

  • Kegagalan server host. Jika server tempat data disimpan mengalami kegagalan, data tidak akan bisa diakses.
  • Kualitas data. Data yang tidak konsisten, redundant, atau tidak lengkap bisa menjadi tidak berguna dalam operasional IT.
  • Data lama (legacy data). Data yang sudah usang atau tidak diperbarui bisa kehilangan relevansinya.
  • Kegagalan penyimpanan. Jika perangkat penyimpanan fisik rusak, data bisa hilang atau tidak dapat diakses.
  • Gangguan jaringan. Jika jaringan mengalami crash, data yang diakses melalui jaringan tersebut juga menjadi tidak tersedia.
  • Transfer data yang lambat. Kecepatan transfer data bisa terganggu tergantung pada lokasi penyimpanan dan lokasi pengguna yang mengaksesnya.
  • Kompatibilitas data. Data yang dapat diakses dalam satu sistem mungkin tidak kompatibel dengan sistem lain.
  • Keamanan dan serangan siber. Ancaman seperti ransomware dapat mengunci akses ke data penting perusahaan.

Best Practices untuk Mengelola Data Availability

Berikut adalah beberapa praktik terbaik untuk mengatasi tantangan dalam ketersediaan data:

  • Redundansi dan backup. Melakukan backup data adalah langkah penting dalam memastikan ketersediaan data. Data cadangan sebaiknya disimpan di lokasi terpisah atau dalam jaringan terdistribusi. Jika data utama hilang atau rusak, backup dapat digunakan untuk pemulihan. Banyak sistem penyimpanan menggunakan konfigurasi RAID untuk redundansi.
  • Menggunakan alat pencegahan kehilangan data (DLP). DLP membantu mencegah kebocoran atau kerusakan data dalam data center.
  • Erasure coding. Teknik perlindungan data ini membagi data menjadi fragmen, memperluasnya, lalu mengenkripsi fragmen dengan redundansi tambahan. Data kemudian disimpan di berbagai lokasi. Jika ada kegagalan pada satu drive, data masih bisa direkonstruksi dari fragmen lain.
  • Menerapkan kebijakan retensi data. Data atau perangkat yang tidak lagi digunakan harus diarsipkan atau dihancurkan dengan aman.
  • Otomatisasi failover ke backup. Sistem bisa dikonfigurasi agar secara otomatis beralih ke backup atau lingkungan failover jika terjadi kegagalan pada drive utama atau kehilangan data.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *