Apa itu Device-Agnostic (Device Agnosticism)?
Device agnosticism, atau device-agnostic, adalah kemampuan suatu komponen komputasi untuk bekerja dengan berbagai sistem tanpa memerlukan adaptasi khusus.
Istilah ini dapat diterapkan pada perangkat keras maupun perangkat lunak. Dalam konteks TI, agnostisisme mengacu pada segala sesuatu yang dirancang agar kompatibel dengan sistem yang paling umum digunakan.
Apa itu Desain Device-Agnostic?
Desain device-agnostic mengutamakan pendekatan desain terlebih dahulu sebelum mengembangkan konten. Sebelum konten sebuah situs web dibuat, pengembang web akan memikirkan bagaimana tampilan situs tersebut di berbagai perangkat. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Sering kali, desain device-agnostic disamakan dengan desain responsif. Namun, desain responsif hanya mengacu pada situs web yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ukuran layar perangkat yang berbeda. Sementara itu, device agnosticism menuntut kompatibilitas yang lebih luas di berbagai perangkat dan platform.
Apa itu Pendekatan Device-Agnostic?
Pendekatan device-agnostic mendorong kompatibilitas fungsi inti suatu sistem di berbagai perangkat dan platform.
Misalnya, aplikasi mobile yang device-agnostic kompatibel dengan sebagian besar sistem operasi seperti Android, Apple iOS, atau Microsoft Windows. Selain itu, aplikasi tersebut dapat digunakan di berbagai perangkat, termasuk notebook, laptop, komputer desktop, smartwatch, tablet, dan smartphone.
Website device-agnostic dirancang agar dapat diakses dengan baik oleh pengunjung yang menggunakan berbagai jenis perangkat, mulai dari ponsel, desktop, hingga smart TV. Perangkat periferal device-agnostic juga dapat beroperasi dengan berbagai platform komputasi umum, sering kali dengan konektivitas nirkabel.
Tantangan dalam Pendekatan Device-Agnostic
Device agnosticism menjadi tantangan besar dalam pengembangan aplikasi mobile, terutama karena tren IT consumerization yang mendorong perusahaan untuk mengizinkan karyawan menggunakan perangkat pribadi mereka di lingkungan kerja.
Dalam lingkungan seperti ini, kemampuan perangkat lunak dan sistem untuk bekerja di berbagai perangkat yang beragam membantu meningkatkan kolaborasi dan mencegah permintaan dukungan yang berlebihan. Akibatnya, tren menuju device agnosticism semakin meningkat seiring dengan meningkatnya consumerization dalam TI.
Selain itu, perkembangan teknologi AI dan komputasi awan semakin mendukung adopsi device-agnosticism. AI dapat membantu optimalisasi tampilan dan kinerja aplikasi di berbagai perangkat, sementara layanan cloud memungkinkan akses yang lebih fleksibel tanpa bergantung pada satu perangkat tertentu.