Apa itu Digital Disruption?

Digital disruption adalah perubahan yang terjadi ketika teknologi digital baru dan model bisnis memengaruhi nilai dari produk dan layanan yang sudah ada. Peningkatan pesat dalam penggunaan perangkat seluler untuk keperluan pribadi dan kerja, yang kadang disebut sebagai consumerization of IT, telah meningkatkan potensi digital disruption di berbagai industri.

Secara umum, digital disruption terjadi setelah munculnya inovasi digital, seperti big data, machine learning, internet of things, atau tren BYOD. Inovasi digital ini kemudian memengaruhi ekspektasi dan perilaku pelanggan, sehingga organisasi harus menyesuaikan cara mereka menciptakan produk dan layanan, membuat materi pemasaran, serta mengevaluasi umpan balik pelanggan. Pergeseran strategi digital ini dapat terjadi di tingkat individu, organisasi, industri, atau bahkan masyarakat secara keseluruhan.

Digital Disruption vs. Disruptive Technology

Istilah digital disruption dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi klise dan sering disalahgunakan untuk menggambarkan produk digital apa pun atau penggunaan digitalisasi dalam bersaing dengan pesaing di pasar. Digital disruption sering kali disalahartikan sebagai disruptive technology, istilah yang diciptakan oleh profesor Harvard Business School, Clayton M. Christensen, untuk menggambarkan teknologi baru yang menggantikan teknologi yang sudah mapan.

Contoh Digital Disruption

Beberapa contoh digital disruption meliputi:

  • Industri kamera digital menggantikan fotografi film dan layanan pencetakan foto.
  • Model bisnis berbasis langganan, seperti yang digunakan oleh Amazon, Hulu, dan Netflix, mengubah industri media dan hiburan dengan cara baru dalam mengakses serta memonetisasi konten.
  • Produk freemium, seperti Spotify, LinkedIn, atau Dropbox, memungkinkan pengguna mencoba versi dasar produk sebelum memilih untuk membayar layanan penuh, sehingga menempatkan lebih banyak fokus pada kekuatan merek di balik produk atau layanan tersebut.
  • Layanan on-demand, seperti Uber, menggantikan layanan tradisional seperti taksi.
  • Meningkatnya penggunaan e-book telah mengubah industri cetak dan penerbitan.

Pentingnya Digital Disruption

Penting bagi organisasi untuk merangkul digital disruption agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif. Ketika suatu industri mengalami digital disruption, ini biasanya menandakan adanya perubahan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, memahami disrupsi digital memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada sekaligus menciptakan peluang bagi pelanggan baru.

Selain itu, digital disruption membantu perusahaan memahami perilaku manusia serta bagaimana tren berkembang dari waktu ke waktu. Berikut adalah beberapa praktik terbaik agar digital disruption menjadi peluang, bukan ancaman:

  • Jangan takut untuk menjadi pihak yang menyebabkan disrupsi dengan mengeksplorasi inisiatif-inisiatif baru.
  • Konsolidasikan aset data dan gunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
  • Kembangkan ide untuk produk, layanan, atau kanal yang benar-benar baru.
  • Manfaatkan data pelanggan dengan cara inovatif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *