Digital trust (Kepercayaan digital) adalah keyakinan pengguna terhadap kemampuan manusia, teknologi, dan proses dalam menciptakan dunia digital yang aman. Kepercayaan digital diberikan kepada perusahaan yang telah membuktikan kepada pengguna bahwa mereka dapat menyediakan keamanan, privasi, perlindungan, keandalan, dan etika data dalam program atau perangkat mereka. Saat seseorang memutuskan untuk menggunakan produk suatu perusahaan, mereka secara tidak langsung mengonfirmasi kepercayaan digital mereka terhadap bisnis tersebut.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Kepercayaan digital membedakan layanan yang dapat diandalkan dari yang tidak, membantu pengguna memilih perusahaan yang aman dibandingkan dengan yang kurang dapat dipercaya. Ini menciptakan ikatan antara pengguna dan perusahaan, memastikan bahwa pengguna menerima layanan yang mereka butuhkan secara aman, terjamin, dan andal. Semakin banyak kepercayaan digital yang dimiliki suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan mereka menarik lebih banyak pengguna.

Kepercayaan digital digunakan oleh perusahaan penyedia layanan digital dan konsumennya. Pengguna mempertimbangkan kepercayaan digital saat mencari layanan atau perangkat. Konsumen lebih cenderung memilih perusahaan yang dapat dipercaya dibandingkan dengan yang tidak. Sementara itu, perusahaan berusaha membangun kepercayaan digital dari konsumen dengan meningkatkan keamanan, privasi, dan keandalan layanan mereka.

Kepercayaan digital mendorong perusahaan untuk mengurangi risiko karena hal ini dapat memengaruhi kepercayaan konsumen secara negatif. Para pemimpin bisnis mulai melibatkan tim keamanan siber dan privasi sejak tahap awal pengembangan produk, bukan di akhir. Langkah ini memastikan bahwa perusahaan tidak mengabaikan aspek keamanan hanya demi mempercepat peluncuran produk mereka ke pasar. Beberapa bisnis juga mulai mengadopsi model zero trust, yang membatasi akses pengguna terhadap data sensitif dan mengurangi peluang peretas untuk membobol sistem.

Manfaat Kepercayaan Digital

Konektivitas yang semakin luas antara bisnis, pemerintah, peralatan industri, dan perangkat pribadi meningkatkan risiko siber dan privasi. Sebagian besar bisnis saat ini beroperasi secara digital, sehingga kepercayaan menjadi faktor yang sama pentingnya dengan inovasi produk. Konsumen semakin sering membagikan informasi pribadi mereka secara online, sehingga kepercayaan mereka terhadap suatu perusahaan menjadi lebih krusial.

Konsumen kini lebih selektif dalam memilih layanan yang terpercaya dan mencari cara untuk memastikan mereka menggunakan sumber yang paling andal. Hal ini mendorong pemimpin bisnis untuk mengevaluasi kembali dan mengubah cara mereka menjalankan perusahaan, terutama dalam meningkatkan keamanan dan keandalan produk mereka. Kebutuhan akan kepercayaan ini memicu transformasi digital (DX), di mana perusahaan mulai fokus pada pengelolaan privasi dan risiko siber serta melibatkan tim keamanan dalam setiap proyek dan anggaran.

Kepercayaan digital memungkinkan konsumen menemukan dan memilih layanan digital yang dapat diandalkan dengan lebih cepat dan mudah, tanpa terganggu oleh pilihan yang tidak aman. Di masa depan, sistem otomatis akan membantu dalam menilai tingkat kepercayaan terhadap suatu program, yang pada akhirnya meningkatkan transparansi dan memperkuat kepercayaan digital.

Kepercayaan Digital di Era IoT

Teknologi Internet of Things (IoT) telah menunjukkan berbagai celah keamanan di berbagai industri. Konsumen mulai kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan produsen dalam menciptakan produk yang aman. Banyak perangkat IoT yang tidak dirancang dengan keamanan sebagai prioritas utama, sehingga rentan terhadap serangan peretas dan kebocoran data. Akibatnya, perusahaan yang gagal menjamin keamanan produknya kehilangan kepercayaan digital dari pengguna.

Tanpa kepercayaan, IoT tidak dapat berkembang sesuai potensinya. Untuk membangun kembali kepercayaan, produsen perangkat IoT harus meningkatkan sistem keamanan mereka, terutama dalam proses autentikasi perangkat. Tanpa metode autentikasi yang kuat, perangkat akan mudah disusupi malware. Selain itu, IoT juga harus melindungi data pribadi pengguna dengan enkripsi, sehingga informasi sensitif tetap aman dari ancaman siber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *