Apa itu Enterprise Agility?

Enterprise agility adalah paradigma untuk meningkatkan metodologi agile di luar tim pengembangan. Upaya transformasi agile yang berhasil dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi biaya operasional, dan memfasilitasi keterlibatan karyawan. Beberapa ciri khas dari enterprise agility mencakup tim lintas fungsi yang lebih kecil dan siklus pengembangan yang lebih pendek serta lebih iteratif, yang diinformasikan oleh metrik bisnis yang tepat untuk meningkatkan upaya agility dalam skala besar.

Enterprise agility semakin populer karena perubahan yang semakin cepat akibat disrupsi digital, pandemi COVID-19, perubahan iklim, dan regulasi baru. Organisasi agile yang telah berhasil dalam pengembangan perangkat lunak berada dalam posisi terbaik untuk memperluas praktik ini ke seluruh organisasi guna meningkatkan dampak agility di lebih banyak aspek bisnis.

Inisiatif enterprise agility mencakup lebih banyak tim yang beragam dibandingkan dengan pendekatan agile tradisional yang berfokus pada peran-peran IT. Tim agile tradisional mungkin terdiri dari pengembang, penguji, dan tim operasi, yang sering disebut sebagai DevOps. Seiring waktu, berbagai ahli telah memperluas cakupan ini dengan melibatkan ahli bisnis (BizDevOps), tim keamanan (DevSecOps), serta insinyur dan ilmuwan data (DataOps).

Enterprise agility adalah perluasan alami dari konsep inti agile ke lebih banyak tim yang beragam, termasuk HR, hukum, keuangan, pemasaran, dan berbagai disiplin teknik lainnya.

Dalam pengembangan perangkat lunak tradisional, istilah Agile dengan huruf kapital mengacu pada metodologi yang sudah dikenal luas. Namun, tidak ada kesepakatan umum mengenai cakupan dan proses enterprise agility. Beberapa sumber menggambarkannya sebagai agile untuk proyek-proyek besar atau sebagai cara untuk mengoordinasikan tim agile dalam skala perusahaan. Namun, ada konsensus bahwa enterprise agility mencakup peningkatan komunikasi, pembentukan tim lintas fungsi, dan koordinasi berdasarkan metrik yang dapat ditindaklanjuti.

Perlu dicatat bahwa menjadi organisasi yang agile bukanlah tugas yang mudah dan penuh risiko. Banyak organisasi mengalami kesulitan dalam mengadopsi praktik pengembangan perangkat lunak agile. Menerapkan model operasi agile di lebih banyak aspek bisnis menghadapi tantangan seperti reorganisasi tim, pemantauan metrik yang tepat, dan dukungan eksekutif.

Kerangka kerja agile yang populer dan dapat diperluas untuk mendukung enterprise agility meliputi:

Manfaat Enterprise Agility

Beberapa manfaat utama dari enterprise agility meliputi:

  • Peningkatan kepuasan pelanggan.
  • Keselarasan yang lebih baik antara ide bisnis baru dan kebutuhan pelanggan.
  • Peningkatan keterlibatan karyawan melalui tujuan bersama.
  • Komunikasi yang lebih tepat waktu dan transparan.
  • Peningkatan kinerja operasional.
  • Perencanaan dan penganggaran yang lebih akurat.

Mengukur Enterprise Agility

Salah satu tantangan terbesar dalam mengadopsi enterprise agility adalah mengidentifikasi metrik yang sesuai untuk mendukung tujuan bisnis tradisional bersamaan dengan tujuan proses agile. Titik awal yang baik adalah menginventarisasi dan menyederhanakan tujuan serta hasil utama, seperti yang umum dilakukan di organisasi berkinerja tinggi seperti Google, Microsoft, dan LinkedIn.

Menentukan metrik yang sesuai untuk enterprise agility tidak selalu mudah. Tim perlu berpikir tentang cara meningkatkan metrik bisnis secara bersamaan dengan meningkatkan proses yang diperlukan. Alat value stream mapping dapat membantu dalam menyusun dan memantau metrik yang lebih rinci.

Beberapa metrik awal yang dapat digunakan untuk melacak upaya enterprise agility meliputi:

  • Waktu siklus untuk menciptakan nilai baru.
  • Waktu tunggu untuk memulai proyek.
  • Pekerjaan per unit nilai baru.
  • Waktu yang dibutuhkan untuk membatalkan proyek yang gagal.
  • Akurasi estimasi proyek.
  • Jumlah pekerjaan yang diukur dalam user story points.
  • Rata-rata waktu untuk menyelesaikan suatu masalah.

Strategi Menjadi Organisasi Agile

Perubahan ke arah agility dalam organisasi umumnya dimulai dengan fokus yang kuat pada peningkatan nilai pelanggan dalam langkah-langkah kecil. Aspek manusia dan kecerdasan emosional juga penting untuk membawa seluruh tim ke dalam proses ini. Secara umum, perubahan adalah hal yang sulit, dan upaya enterprise agility dapat melibatkan perubahan dalam struktur organisasi, proses, alat, dan metrik.

Elemen-elemen utama yang dapat memfasilitasi transformasi agile di seluruh perusahaan meliputi:

  • Mengembangkan tujuan bersama yang menginspirasi karyawan dan menyenangkan pelanggan.
  • Menciptakan budaya tim agile yang meningkatkan komunikasi dalam tim dan mengurangi hambatan komunikasi antar kelompok.
  • Mengadopsi mindset berbasis produk dibanding proyek untuk memfasilitasi kemajuan bertahap dan pembelajaran yang lebih cepat.
  • Menggunakan praktik seperti pertemuan Three Amigos untuk menyertakan lebih banyak perspektif di awal proyek.
  • Mendorong setiap anggota tim untuk berlatih lintas peran.
  • Menciptakan alur kerja pengembangan bisnis yang memungkinkan tim menciptakan nilai dalam langkah-langkah kecil.

Contoh Organisasi Agile

Spotify menerapkan struktur organisasi agile berbasis guild, chapter, dan tribe pada tahun 2012. Pendekatan ini meningkatkan komunikasi dan menyederhanakan banyak proses bisnis.

Barclays, sebuah bank, mengadopsi pendekatan agile untuk meningkatkan keselarasan antara output dan penciptaan nilai.

Panera Bread menerapkan framework DAD untuk memperbaiki hubungan antara IT dan bisnis lainnya.

Spark New Zealand, penyedia telekomunikasi utama di negara tersebut, mengadopsi proses kerja agile di seluruh perusahaan pada 2012.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *