Apa Itu Fibonacci poem?
Fibonacci poem, atau biasa disebut Fib, adalah bentuk poem (puisi) dengan jumlah suku kata di setiap barisnya mengikuti deret Fibonacci. Artinya, setiap baris memiliki jumlah suku kata yang merupakan hasil penjumlahan dari dua baris sebelumnya.
Deret Fibonacci sendiri dimulai dengan nol atau satu, kemudian diikuti oleh satu, dan seterusnya dengan aturan bahwa setiap angka (disebut bilangan Fibonacci) merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Secara teknis, jika n = 0, maka baris pertama puisi ini tidak memiliki suku kata sama sekali alias diam sejenak—mirip jeda dalam musik atau ritme di puisi lainnya seperti haiku atau soneta.
Contoh Puisi Fibonacci:
What
is
a Fib?
A poem
mathematical
Syllables are arranged in lines
according to Fibonacci’s sequence of numbers:
One, one, two, three, five, eight, thirteen, twenty-one, thirty-four, fifty-five and so on.
Karena jumlah suku katanya terus bertambah, menulis puisi Fibonacci yang panjang itu cukup menantang! Makanya, kebanyakan hanya terdiri dari enam atau tujuh baris. Meski tidak wajib, beberapa Fib bisa menggunakan rima agar terdengar lebih puitis.
Kenapa Puisi Fibonacci Populer?
Bentuk puisi ini cukup digemari oleh komunitas sastrawan maupun penggemar matematika. Beberapa orang bahkan percaya bahwa Fib bisa menjadi jembatan komunikasi antara matematikawan, fisikawan, ahli kimia, ahli biologi, dan penyair—yang biasanya jarang berinteraksi dalam bidang lain.
Sejarah Puisi Fibonacci
Seperti deretnya, nama puisi ini diambil dari Leonardo Pisano (1170–1250), seorang matematikawan Italia yang lebih dikenal sebagai Fibonacci. Tapi sebenarnya, konsep ini sudah ada jauh sebelum Fibonacci lahir! Katanya, deret ini pernah muncul dalam puisi berbahasa Sanskerta pada abad ke-12. Bahkan lebih jauh lagi, seorang ahli tata bahasa Sanskerta bernama Pingala sudah mencatat pola ini sekitar tahun 500 SM.
Di era modern, istilah Fib pertama kali diperkenalkan oleh Gregory K. Pincus di blog-nya. Ia menantang pembaca untuk membuat versi puisi enam baris dengan 20 suku kata. Tantangan ini menarik perhatian banyak orang, bahkan sampai dibahas di Slashdot, yang akhirnya membuat format puisi ini viral di internet.