Apa itu file server?

File server adalah komputer yang bertanggung jawab untuk menyimpan dan mengelola data, sehingga komputer lain dalam jaringan yang sama bisa mengakses file tersebut. Dengan adanya file server, pengguna dapat berbagi informasi dalam jaringan tanpa harus mentransfer file secara fisik.

File server berfungsi sebagai pusat penyimpanan dan berbagi data BLOB untuk klien, yang bisa digunakan dalam jaringan lokal (LAN) atau bahkan diakses melalui internet.

File server membuat penyimpanan, keamanan, dan berbagi file dalam organisasi menjadi lebih mudah. Namun, file server juga sering menjadi target hacker dan ransomware, sehingga perlu perhatian khusus dalam mengamankannya dari serangan.

Hampir semua organisasi perlu berbagi informasi dan data antar penggunanya. Alih-alih menggunakan email atau USB drive untuk memindahkan data, file server dapat dijadikan sebagai tempat penyimpanan utama yang bisa diakses oleh banyak orang. Ini sangat berguna untuk kolaborasi antar lokasi yang berbeda dan mempermudah transfer file berukuran besar.

File server sangat penting dalam operasional bisnis. Penggunaannya bisa sesederhana berbagi folder di satu komputer atau sekompleks virtual appliance redundan yang tersedia secara global.

Bagaimana cara kerja file server?

File server hanya membuat sistem file jarak jauh bisa diakses oleh klien. Server ini bisa menyimpan berbagai jenis data, seperti file eksekusi, dokumen, foto, atau video.

Biasanya, file server menyimpan data dalam bentuk BLOB (Binary Large Object) atau file biasa tanpa melakukan pemrosesan atau pengindeksan tambahan. Namun, beberapa fungsi tambahan atau plugin bisa ditambahkan untuk memberikan fitur ekstra.

File server sendiri tidak menyediakan cara bawaan untuk berinteraksi langsung dengan data. Sebagai contoh, database tidak dianggap sebagai file server karena database hanya menangani data terstruktur yang diakses melalui query.

Biasanya, file server memiliki fitur tambahan agar bisa diakses oleh banyak pengguna sekaligus:

  • Manajemen izin untuk menentukan siapa yang bisa mengakses, mengedit, atau menghapus file.
  • File locking untuk mencegah beberapa pengguna mengedit file yang sama secara bersamaan.
  • Penyelesaian konflik agar data tetap aman jika ada file yang ditimpa.
  • Distributed file system untuk membuat data lebih redundan dan selalu tersedia dengan menyimpannya di beberapa server di lokasi berbeda.

Protokol dan program file server

Ada beberapa protokol yang digunakan dalam file server, masing-masing memiliki fitur dan kompatibilitas yang berbeda.

Server Message Block (SMB) adalah protokol paling umum untuk file server dalam LAN. Protokol ini secara native didukung oleh Windows dan macOS, sementara Linux dan Unix bisa mengakses atau menyediakan layanan SMB menggunakan Samba atau CIFSD.

SMB mudah diatur dan dikelola, serta dapat terintegrasi dengan Active Directory dari Microsoft. Versi utama SMB terdiri dari SMB1, SMB2, dan SMB3, tetapi SMB1 tidak lagi dianggap aman dan sebaiknya tidak digunakan.

Network File System (NFS) lebih sering digunakan oleh sistem operasi Linux dan Unix, sehingga kurang umum untuk file server pengguna akhir tetapi masih banyak digunakan dalam akses file antar server.

File Transfer Protocol (FTP) dan Secure FTP (SFTP) digunakan untuk mengirim file melalui internet. FTP umumnya digunakan untuk mengunduh dan mengunggah file, bukan untuk menjalankan file langsung dari sistem file jarak jauh. Contoh software FTP server meliputi FileZilla dan Microsoft Internet Information Services (IIS).

Keamanan file server

File server menyimpan data yang sangat penting dalam organisasi. Kehilangan data ini bisa berdampak besar pada bisnis. Oleh karena itu, file server harus dilindungi dari kegagalan, bencana, serangan, dan ransomware.

Backup adalah langkah penting dalam mengelola file server. Backup yang baik memastikan bahwa data tetap tersedia atau bisa dipulihkan jika terjadi kegagalan perangkat keras atau serangan.

Praktik terbaik adalah menyimpan beberapa salinan data penting dan memastikan bahwa beberapa di antaranya berada di lokasi fisik berbeda serta offline atau tidak terhubung ke jaringan. Dengan begitu, jika bencana alam merusak data center atau ransomware mengenkripsi file server, file masih bisa dipulihkan. Pengujian backup secara rutin juga sangat penting.

File server merupakan target bernilai tinggi bagi penyerang, sehingga sebaiknya diisolasi dari internet. Audit terhadap izin akses file harus dilakukan secara rutin, dan update berkala harus diterapkan agar file server tidak mudah dieksploitasi. Sistem monitoring atau auditing juga dapat membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan, sehingga bisa mencegah pencurian atau enkripsi file oleh malware.

File server vs. NAS vs. cloud storage

Menyimpan dan berkolaborasi dalam file adalah kebutuhan mendasar bagi sebagian besar bisnis. Menggunakan file server adalah cara paling dasar untuk memenuhi kebutuhan ini, tetapi ada alat lain yang bisa digunakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Network-attached storage (NAS) adalah perangkat keras file server khusus yang mencakup penyimpanan dan jaringan. NAS tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari perangkat desktop kecil dengan satu hingga dua hard drive, hingga server besar yang bisa menampung puluhan hard drive. Perangkat kelas atas dapat dikustomisasi untuk menyediakan kapasitas penyimpanan besar hingga petabyte atau akses berkecepatan tinggi agar banyak pengguna dapat mengakses video dan file secara bersamaan. Beberapa NAS juga bisa digunakan sebagai direct-attached storage, yaitu server yang membuat penyimpanan tersedia bagi server lain sebagai disk khusus.

Penyimpanan cloud seperti DropBox, OneDrive, dan Box semakin populer untuk penyimpanan file bisnis. Layanan ini dapat secara otomatis menyinkronkan, mengamankan, dan mencadangkan file. Kesederhanaan dan kemudahan penggunaannya membuatnya cocok untuk bisnis kecil hingga menengah. Namun, penyimpanan cloud lebih mahal untuk penyimpanan dalam jumlah besar dan bisa jadi sulit untuk dikelola. Oleh karena itu, organisasi besar atau mereka yang membutuhkan penyimpanan untuk video atau file besar mungkin mendapatkan keuntungan lebih dari file server tradisional.

Sistem manajemen dokumen mirip dengan file server tetapi khusus untuk menyimpan dokumen. Contoh sistem manajemen dokumen yang populer adalah Microsoft SharePoint dan DocuWare. Sistem ini menambahkan fitur pengindeksan file, pencarian, dan retensi ke file server, serta lebih cocok untuk dokumen seperti Microsoft Word, spreadsheet, atau PDF (Portable Document Format). Namun, sistem ini kurang cocok untuk data berbentuk blob seperti file executable atau video.

Kelebihan dan kekurangan file server

Menggunakan file server memiliki kelebihan dan kekurangan:

  • Kelebihan file server
    • biaya relatif rendah
    • mudah diperluas dan dikustomisasi
    • dapat memiliki kapasitas besar
    • dapat memiliki performa tinggi
  • Kekurangan file server
    • memerlukan administrasi
    • harus diamankan dengan baik
    • terbatas dalam metadata bawaan dan manipulasi file
    • perlu perencanaan untuk kapasitas tambahan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *