Foo (dibaca FOO) adalah istilah yang digunakan oleh programmer sebagai pengganti sementara untuk nilai yang dapat berubah, bergantung pada kondisi atau informasi yang diteruskan ke program. Foo dan kata-kata serupa dikenal secara formal sebagai variabel metasinaktik.

Cara kerja foo dalam pemrograman

Penggunaan variabel metasinaktik dapat sangat membantu saat membuat contoh kode. Dengan menggunakan placeholder yang tidak bermakna, programmer tidak perlu membuat nama unik untuk setiap nilai variabel. Hal ini memungkinkan fokus pada konsep inti dan tujuan fungsional dari kode.

Sebagai contoh, ketika mendefinisikan template untuk membuat perintah baru, sintaks perintah dapat ditulis seperti ini:

Command foo (arg1, arg2)

Kata “foo” di sini berarti “nama yang Anda berikan untuk perintah ini.” Sementara itu, “arg1” dan “arg2” adalah argumen atau informasi yang akan didefinisikan dan diteruskan bersama dengan perintah.

Asal-usul istilah foo

Istilah foo tidak hanya digunakan di dunia pemrograman. Namun, asal usul kata ini tampaknya agak tidak jelas.

Eric Raymond, penulis New Hacker Dictionary, mencatat bahwa dalam komik strip era 1930-1950 karya Bill Holman, “Smokey Stover,” huruf “F-O-O” sering muncul tanpa penjelasan, sebagai semacam lelucon yang berulang pada plat nomor, bingkai foto, atau tanda papan sandwich.

Ada juga bukti bahwa penggunaan istilah foo berasal dari frasa era Perang Dunia II, FUBAR. Hal ini tidak mengherankan, karena “foo” dan “bar” sering digunakan bersama sebagai variabel metasinaktik, seperti contoh berikut:

int max(int foo, int bar)
{
int result;
if (foo > bar)
result = foo;
else
result = bar;
return result;
}

Meskipun foo dianggap sebagai variabel metasinaktik standar, Raymond mencatat bahwa nama variabel ini dapat bervariasi berdasarkan lokasi geografis. Dia mencantumkan qux, waldo, fred, xyzzy, dan thud sebagai nama lain yang kadang digunakan.

Di Inggris, fred, barney, dan wombat cukup umum digunakan. Sementara itu, di Prancis sering ditemukan penggunaan toto, tata, titi, dan tutu. Sedangkan di Selandia Baru, blarg dan wibble lebih sering muncul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *