Apa itu Lisp (bahasa pemrograman)?

Lisp, singkatan dari list processing, adalah bahasa pemrograman fungsional yang dirancang untuk memanipulasi string data dengan mudah. Sebagai salah satu bahasa pemrograman tertua yang masih digunakan, Lisp memiliki beberapa dialek berbeda dan telah memengaruhi perkembangan bahasa lain.

Salah satu fitur unik dari versi awal Lisp dibandingkan dengan kebanyakan bahasa pemrograman lainnya adalah kode bisa langsung diinterpretasikan tanpa kompilator. Kode sumbernya dapat langsung diparsing dan dijalankan di sistem. Namun, saat ini sebagian besar versi Lisp memerlukan kompilasi sebelum dijalankan dalam bentuk image. Ini memungkinkan eksekusi program yang lebih cepat dibandingkan interpretasi langsung.

Apa saja dialek Lisp yang berbeda?

Sejak pertama kali dibuat, Lisp telah mengalami banyak perubahan dan iterasi sesuai kebutuhan. Implementasi bahasa ini disebut sebagai dialek — banyak di antaranya bersifat open source. Beberapa bahasa berbasis Lisp yang paling banyak digunakan saat ini meliputi:

  • Clojure
  • Emacs Lisp
  • Common Lisp
  • Julia
  • Racket
  • Scheme

Dalam Lisp, semua komputasi diekspresikan sebagai fungsi dari setidaknya satu objek. Objek tersebut bisa berupa fungsi lain, elemen data seperti konstanta atau variabel, atau struktur data. Kemampuan Lisp untuk bekerja dengan ekspresi simbolik dibandingkan angka menjadikannya sangat berguna dalam aplikasi kecerdasan buatan (AI). Meskipun tidak sepopuler C, Python, atau Perl, Lisp masih digunakan dalam pemrograman AI serta berbagai fungsi lainnya. Lisp tetap populer di dunia akademik, di mana mahasiswa mempelajari teknik pemrograman Lisp dan kemudian mengaplikasikannya di sektor swasta setelah lulus.

Keuntungan Lisp

Ada beberapa alasan mengapa bahasa pemrograman Lisp masih bertahan setelah bertahun-tahun. Salah satu alasan utamanya adalah karena dianggap relatif mudah dipelajari, yang membuatnya tetap populer di lingkungan akademik. Keuntungan lainnya meliputi:

  • akses ke macro yang kuat dan mudah diintegrasikan;
  • bahasanya sendiri dapat diprogram ulang untuk memenuhi berbagai kebutuhan;
  • dapat dijalankan di berbagai platform; dan
  • banyak programmer menemukan bahwa pengkodean dalam Lisp lebih cepat dengan footprint kode yang lebih kecil.

Siapa yang menggunakan Lisp?

Lisp digunakan di lingkungan akademik untuk berbagai fungsi, mulai dari pemrograman dasar dan AI hingga machine learning dan komputasi kuantum. Di luar dunia akademik, dialek Lisp digunakan oleh:

  • programmer AI simbolik;
  • profesional komputasi kuantum;
  • pengembang sistem tertanam;
  • mereka yang mencari bahasa scripting yang cepat; dan
  • tim pengembang kecil atau dengan staf terbatas.

Saat ini, dialek Lisp digunakan untuk berbagai skenario, mulai dari pengembangan aplikasi web berbasis HTML hingga perangkat lunak yang mengoperasikan dan mengontrol sistem transportasi massal, termasuk London Tube.

Aplikasi komersial Common Lisp mencakup Grammarly, yang menggunakan AI untuk menganalisis teks dan memberikan saran perbaikan, serta Boeing, yang menjalankan server dengan varian Lisp. Pengguna Lisp Clojure atau ClojureScript meliputi Amazon, Capital One, dan Walmart.

Sejarah Lisp

John McCarthy dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dikreditkan sebagai pencipta versi pertama Lisp pada tahun 1959. Implementasi resmi pertama dari bahasa ini dilakukan pada komputer mainframe IBM 704 menggunakan kartu berlubang (punch cards). Antara tahun 1960-an hingga 2000-an, lebih dari selusin dialek utama Lisp dikembangkan dan digunakan dalam berbagai aplikasi.

Pada tahun 1990-an, popularitas Lisp mulai menurun seiring dengan semakin banyaknya programmer yang beralih ke bahasa pemrograman yang lebih modern. Namun, ilmuwan komputer dan pengusaha Paul Graham membantu membangkitkan kembali minat terhadap Lisp. Dalam esainya yang berjudul “Beating the Averages” yang ditulis pada awal 2000-an, Graham menulis tentang ketertarikannya dalam menggunakan Lisp untuk platform perangkat lunak startup-nya guna mendapatkan keunggulan kompetitif. Graham menyatakan: “Hipotesis kami adalah jika kami menulis perangkat lunak dalam Lisp, kami akan bisa menyelesaikan fitur lebih cepat daripada pesaing kami, serta membuat fitur dalam perangkat lunak yang tidak bisa mereka buat. Dan karena Lisp sangat high-level, kami tidak membutuhkan tim pengembang besar, sehingga biaya kami lebih rendah.” Banyak pembaca esai ini yang terinspirasi oleh pemikirannya, sehingga penggunaan Lisp kembali meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *