Apa itu Baterai Lithium Polymer (LiPo)?
Baterai lithium polymer adalah baterai isi ulang yang menggunakan elektrolit polimer sebagai pengganti elektrolit cair. Sering disingkat sebagai LiPo, LIP, Li-poly, atau lithium-poly, baterai ini memiliki bobot ringan dan memberikan energi spesifik lebih tinggi dibandingkan banyak jenis baterai lainnya.
Konstruksi Baterai Lithium Polymer
Polimer adalah zat alami atau sintetis yang terdiri dari molekul besar yang tersusun dari unit-unit kimia lebih sederhana. Contohnya, DNA adalah polimer dari nukleotida.
Baterai LiPo sejati menggunakan polimer semipadat (gel) atau padat yang sangat konduktif sebagai elektrolit serta lithium sebagai salah satu elektroda. Namun, baterai LiPo yang tersedia secara komersial sebenarnya adalah hibrida yang menggunakan gel polimer atau elektrolit cair dalam format kantong.
Baterai ini memiliki lapisan polimer yang juga mengandung elektrolit, zat yang memungkinkan ion lithium bergerak di antara elektroda baterai, yaitu anoda dan katoda. Lapisan ini juga berfungsi untuk memisahkan elektroda dan dapat digunakan untuk mematikan baterai jika terlalu panas, misalnya saat pengisian atau pemakaian.
Jika lapisan pemisah ini dirancang untuk mematikan baterai saat suhu meningkat, biasanya terdiri dari setidaknya satu lapisan polietilena dan satu lapisan polipropilena. Lapisan polietilena akan menghentikan aliran arus saat suhu melewati ambang batas tertentu, sementara lapisan polipropilena memberikan dukungan mekanis tambahan.
Jenis-jenis Baterai Lithium Polymer
Ada berbagai jenis baterai LiPo dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing, yang dikategorikan berdasarkan material aktifnya:
- Lithium cobalt oxide
- Lithium-ion manganese oxide
- Lithium-ion ternary
- Lithium iron phosphate
Struktur lapisan polimer dalam setiap jenis baterai ini berbeda, yang menyebabkan perbedaan pada kepadatan energi (Wh/kg), kepadatan daya (W/kg), bobot baterai, dan tingkat keamanannya.
Aplikasi Baterai Lithium Polymer
LiPo memiliki ketebalan yang lebih tipis, fleksibilitas, dan bobot lebih ringan, menjadikannya cocok untuk perangkat seperti smartphone, tablet, dan wearable devices. LiPo juga digunakan dalam drone dan kendaraan listrik, serta perangkat radio kontrol.

Perbandingan Baterai Lithium Ion vs. Lithium Polymer
Li-ion dan LiPo memiliki beberapa kesamaan:
- Keduanya dapat diisi ulang.
- Menggunakan material yang sama untuk katoda dan anoda.
- Memiliki pemisah elektroda untuk memungkinkan pergerakan ion bermuatan.
- Membutuhkan pengisi daya khusus dan perlindungan sirkuit.
- Rentan terhadap masalah seperti overcharging, over-discharging, dan korsleting internal.
Namun, ada beberapa perbedaan utama:
- LiPo menggunakan pemisah berbahan polimer mikro-berpori, sementara Li-ion menggunakan film pemisah berpori.
- Kemasan Li-ion biasanya dari baja tahan karat atau aluminium dengan bentuk silinder, sementara LiPo dikemas dalam kantong aluminium foil.
- LiPo lebih murah untuk diproduksi dan lebih ringan, tetapi lebih rentan terhadap kerusakan fisik seperti sobekan.
Mana yang Lebih Baik: Li-ion atau LiPo?
Pilihan antara Li-ion dan LiPo bergantung pada aplikasi penggunaannya. LiPo memiliki keunggulan dalam bobot yang lebih ringan dan fleksibilitas bentuk, sehingga cocok untuk perangkat tipis dan kecil seperti smartphone. Namun, Li-ion memiliki umur pakai lebih panjang, kapasitas lebih besar, dan performa lebih baik untuk penggunaan daya tinggi.
Dengan perkembangan teknologi, perbedaan antara Li-ion dan LiPo semakin menipis. Banyak baterai LiPo modern menggunakan gel elektrolit alih-alih polimer padat murni, sehingga kinerjanya tidak jauh berbeda dengan Li-ion.