Apa Itu Master Boot Record (MBR)?

Master Boot Record (MBR) adalah informasi yang terdapat pada sektor pertama dari sebuah hard disk atau drive yang dapat dilepas. MBR berfungsi untuk mengidentifikasi bagaimana dan di mana sistem operasi (OS) berada agar dapat dimuat (booting) ke dalam penyimpanan utama atau RAM komputer.

MBR juga berisi sebuah program yang membaca catatan sektor boot dari partisi tempat OS berada. Selanjutnya, catatan tersebut memuat program yang akan mengisi sisa OS ke dalam RAM.

Memahami Master Boot Record

Sederhananya, MBR adalah jenis sektor boot yang menyimpan informasi tentang partisi dalam hard disk. MBR juga menyimpan informasi tentang OS agar bisa dimuat saat proses booting. Di dalamnya terdapat program yang menentukan partisi mana yang digunakan untuk boot sistem. Tanpa MBR, sistem tidak dapat menyala.

MBR memiliki ukuran sekitar 512 byte. Sebagai sektor pertama dalam hard disk, MBR memiliki alamat spesifik: Cylinder 0, Head 0, Sector 1. MBR dibuat saat proses partisi pada sistem Windows dan DOS. Namun, MBR tidak berada di dalam partisi, sehingga media penyimpanan yang tidak dipartisi, seperti disket, tidak memiliki MBR. MBR juga bisa berfungsi sebagai chain boot loader yang independen dari OS.

MBR kadang disebut sebagai partition sector atau master partition table karena berisi tabel yang menentukan lokasi partisi dalam media penyimpanan. Nama lain yang umum digunakan adalah sector zero, master boot block, dan master partition boot sector.

Cara Kerja Master Boot Record

Saat komputer dinyalakan, sistem akan menjalankan program BIOS yang tersimpan dalam read-only memory (ROM). BIOS memiliki kode untuk mencari dan menjalankan MBR agar dapat menemukan partisi dalam hard disk dan memuat OS.

Pada tahap awal, BIOS akan mengevaluasi perangkat keras sistem dan mengecek perangkat boot yang tersedia yang memiliki MBR. BIOS kemudian membaca sektor pertama ke alamat 0000:7C00H dan memeriksa apakah tanda tangan terakhir adalah 55AAH. Jika cocok, kontrol diserahkan ke MBR untuk memulai OS. Jika tanda tangan tidak cocok, BIOS akan mencari perangkat boot lain. Jika tidak ditemukan, OS tidak bisa dimuat dan akan muncul pesan error.

Untuk menentukan partisi sistem, kode boot dalam MBR akan menggunakan kode boot volume dari partisi tersebut. Kemudian, kode boot partisi akan digunakan untuk memuat OS dan memulai sistem. Jika proses ini gagal—misalnya karena MBR hilang—maka komputer tidak bisa menyala.

Bagian-Bagian Master Boot Record

Master Boot Record terdiri dari tiga bagian utama:

1. Master Boot Routine

Master boot routine berukuran 446 byte dan berisi kode pemuatan yang bersifat variabel, yaitu informasi yang dibutuhkan oleh MBR. Setelah hard disk melakukan booting, MBR akan menyerahkan kontrol kepada OS yang terdaftar dalam tabel partisi.

2. Disk Partition Table (DPT)

DPT berada di sektor pertama hard disk dan berisi informasi tentang partisi serta lokasinya. Ukurannya adalah 64 byte. MBR mendukung hingga empat partisi utama (masing-masing 16 byte). Jika dibutuhkan lebih banyak partisi, partisi tambahan bisa dibuat dengan metode partisi yang diperpanjang.

3. Kode Identifikasi

Kode identifikasi menentukan bahwa sektor tersebut adalah MBR. Ukurannya adalah 2 byte, dengan nilai khas AA55H atau 55AAH.

Perbedaan antara Master Boot Record dan GUID Partition Table

MBR dan GUID Partition Table (GPT) adalah dua metode yang digunakan untuk menyimpan informasi partisi. Saat melakukan partisi hard disk, pengguna bisa memilih salah satu dari kedua metode ini. GPT lebih disukai daripada MBR karena mendukung ukuran partisi yang lebih besar. Misalnya, partisi pada disk MBR hanya bisa mencapai maksimal 2 terabyte (TB) dengan ukuran alokasi unit 512 byte. Ini berarti hard disk yang lebih besar dari 2 TB tidak bisa sepenuhnya digunakan dengan MBR. Di sisi lain, GPT memungkinkan ukuran partisi hingga 9,3 zettabyte.

Windows mendukung hingga 128 partisi dalam satu disk GPT tanpa perlu membuat partisi tambahan. Sebaliknya, MBR hanya mendukung empat partisi utama, dan jika ingin menambahkan partisi lain, harus menggunakan partisi yang diperpanjang.

Selain itu, MBR hanya menyimpan informasi boot di satu lokasi, sehingga rentan terhadap kerusakan. Sementara itu, GPT menyimpan beberapa salinan data yang tersebar di seluruh hard disk, sehingga lebih mudah untuk memulihkan data yang rusak. GPT juga memiliki fitur pemeriksaan otomatis untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan lebih cepat.

Disk MBR bisa dikonversi menjadi GPT menggunakan antarmuka Windows. Proses ini memerlukan pemindahan data ke disk GPT, lalu menghapus semua partisi di MBR, memilih disk MBR yang akan dikonversi, dan akhirnya mengubahnya menjadi GPT.

Cara Memperbaiki Masalah pada Master Boot Record

Dua masalah umum pada MBR adalah kerusakan fisik pada hard disk dan serangan virus. Jika MBR rusak, sistem bisa terganggu dan tidak dapat melakukan booting.

Pada sistem Windows, masalah ini bisa diperbaiki dengan fitur perbaikan sistem otomatis. Proses ini memerlukan perangkat eksternal seperti compact disc (CD) atau digital video disc (DVD). Pengguna harus mengubah perangkat boot utama di BIOS ke perangkat tersebut, lalu mengakses opsi perbaikan sistem untuk mengembalikan MBR secara otomatis.

Windows juga memungkinkan perbaikan manual melalui command prompt dengan menggunakan perintah seperti bootrec untuk menganalisis dan memperbaiki masalah. Pada Windows 10, perintah ini dapat diakses melalui opsi startup lanjutan.

Lihat juga: sector, runlevel, Preboot Execution Environment, dan Unified Extensible Firmware Interface.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *