Apa Itu N_Port ID Virtualization (NPIV)?
N_Port ID Virtualization (NPIV) adalah standar Fibre Channel (FC) yang memungkinkan pembuatan beberapa port virtual pada satu port node fisik (N_Port). Setiap port virtual ini akan muncul sebagai entitas unik dalam jaringan FC. Standar NPIV mendefinisikan bagaimana beberapa World Wide Port Name (WWPN) dapat diberikan ke satu port fisik pada host bus adapter (HBA) atau storage adapter dalam jaringan Storage Area Network (SAN) berbasis FC.
Setiap entitas fisik dalam jaringan FC diberikan World Wide Name (WWN) yang dikodekan secara permanen ke dalam perangkat, termasuk adaptor jaringan dan port-nya. Jika WWN diberikan ke adaptor, itu disebut World Wide Node Name (WWNN). Jika WWN diberikan ke port, itu disebut WWPN. WWN memiliki ukuran 64-bit atau 128-bit dan mirip dengan alamat MAC pada kartu jaringan.
Agar SAN mengenali suatu perangkat, WWN-nya harus terdaftar dalam jaringan tersebut. Jaringan menggunakan WWN untuk komunikasi port-ke-port. Namun, jaringan tidak hanya bergantung pada WWN port saja. Saat sebuah port masuk ke jaringan FC, ia menggunakan WWN untuk mengidentifikasi dirinya, lalu menghasilkan Fibre Channel Identifier (FCID) — ID 24-bit yang digunakan SAN untuk merutekan frame dalam jaringan.
Dalam jaringan FC atau jaringan yang tidak mendukung NPIV, terdapat hubungan satu-ke-satu antara FCID, port fisik, dan WWPN-nya. Namun, NPIV memungkinkan penetapan beberapa WWPN ke satu port, di mana setiap port virtual memiliki WWPN tersendiri selain yang digunakan oleh port fisik. Oleh karena itu, adaptor jaringan dan FC switch harus mendukung NPIV agar teknologi ini dapat digunakan dalam SAN.
Seperti pada port fisik, WWPN untuk port virtual juga harus terdaftar dalam SAN. Ketika port virtual masuk ke jaringan, ia diberikan FCID, yang memungkinkan port tersebut berkomunikasi dengan jaringan. Dari perspektif jaringan, setiap port virtual terlihat dan diperlakukan seperti port fisik.
Meskipun NPIV dapat digunakan dalam berbagai skenario, teknologi ini paling efektif dalam lingkungan server virtual. Dengan menetapkan port virtual ke mesin virtual (VM) pada host, setiap VM dapat mengakses penyimpanan SAN seolah-olah terhubung langsung ke port fisik. Hal ini memungkinkan penggunaan fitur seperti LUN zoning dan LUN masking untuk membatasi akses data, sehingga sebuah VM hanya dapat melihat penyimpanan yang diperuntukkan bagi dirinya sendiri. Tanpa NPIV, semua VM pada satu host akan berbagi WWPN dan FCID yang sama, yang berarti semua LUN yang terlihat oleh port fisik juga akan terlihat oleh semua VM tanpa pemisahan akses.