Apa itu Keamanan Jaringan?

Keamanan jaringan mencakup semua langkah yang diambil untuk melindungi integritas jaringan komputer dan data di dalamnya. Keamanan jaringan penting karena menjaga data sensitif dari serangan siber serta memastikan bahwa jaringan tetap dapat digunakan dan dipercaya. Strategi keamanan jaringan yang efektif menggunakan berbagai solusi keamanan untuk melindungi pengguna dan organisasi dari malware serta serangan siber, seperti serangan distributed denial of service (DDoS).

Sebuah jaringan terdiri dari perangkat yang saling terhubung, seperti komputer, server, dan jaringan nirkabel. Banyak perangkat ini rentan terhadap serangan. Oleh karena itu, keamanan jaringan melibatkan penggunaan berbagai alat perangkat lunak dan perangkat keras yang diterapkan pada jaringan atau dalam bentuk perangkat lunak sebagai layanan (SaaS). Keamanan menjadi semakin penting seiring dengan kompleksitas jaringan yang meningkat dan ketergantungan perusahaan pada data dalam menjalankan bisnis. Metode keamanan harus terus berkembang seiring dengan munculnya metode serangan baru dari aktor ancaman.

Dalam banyak strategi keamanan, tanggung jawab keamanan jaringan tidak hanya ada pada tim IT, tetapi pada semua pengguna. Setiap pengguna dalam jaringan bisa menjadi celah keamanan yang berpotensi dieksploitasi oleh penyerang.

Mengapa Keamanan Jaringan Penting?

Keamanan jaringan sangat penting karena mencegah peretas mengakses data berharga dan informasi sensitif. Jika data jatuh ke tangan yang salah, berbagai masalah dapat muncul, seperti pencurian identitas, kehilangan aset, dan kerusakan reputasi.

Berikut empat alasan utama mengapa melindungi jaringan dan data sangat penting:

  1. Risiko operasional. Organisasi yang tidak memiliki keamanan jaringan yang memadai berisiko mengalami gangguan operasional. Bisnis dan jaringan pribadi bergantung pada perangkat serta perangkat lunak yang tidak dapat berfungsi dengan baik jika terinfeksi virus, malware, atau terkena serangan siber.
  2. Risiko finansial akibat kebocoran data pribadi. Kebocoran data bisa sangat mahal bagi individu dan perusahaan. Organisasi yang menangani informasi identitas pribadi (PII), seperti nomor identitas dan kata sandi, bertanggung jawab untuk menjaga keamanannya. Pelanggaran dapat mengakibatkan denda besar, kerugian keuangan, dan tuntutan hukum.
  3. Risiko finansial akibat pencurian intellectual property (IP). Perusahaan juga dapat kehilangan kekayaan intelektualnya, seperti paten dan produk inovatif, yang dapat menyebabkan hilangnya keunggulan kompetitif.
  4. Persyaratan kepatuhan terhadap regulasi. Banyak pemerintah mengharuskan bisnis untuk mematuhi regulasi keamanan data. Contohnya, organisasi kesehatan di AS harus mengikuti aturan HIPAA, sedangkan perusahaan yang menangani data warga Uni Eropa harus mematuhi GDPR. Pelanggaran terhadap regulasi ini dapat mengakibatkan denda atau sanksi hukum.

Karena pentingnya keamanan jaringan, banyak organisasi berupaya menyediakan panduan dan strategi keamanan terbaru. Beberapa di antaranya adalah MITRE ATT&CK, National Institute of Standards and Technology (NIST), serta Center for Internet Security, yang menawarkan kerangka kerja dan sumber daya keamanan gratis untuk membantu bisnis dalam mengamankan jaringan mereka.

Perkembangan Terbaru dalam Keamanan Jaringan

  • Penerapan Zero Trust Architecture (ZTA). Model keamanan yang mengasumsikan bahwa tidak ada perangkat atau pengguna yang dapat dipercaya secara default, bahkan di dalam jaringan internal.
  • Penggunaan kecerdasan buatan (AI). AI semakin banyak digunakan untuk mendeteksi anomali dan pola serangan yang mencurigakan secara otomatis.
  • Keamanan berbasis cloud. Banyak perusahaan beralih ke solusi keamanan berbasis cloud untuk perlindungan yang lebih fleksibel dan terpusat.
  • Perlindungan terhadap serangan IoT. Seiring dengan meningkatnya perangkat IoT, keamanan jaringan semakin difokuskan pada perlindungan perangkat yang terhubung ke internet.

Bagaimana Keamanan Jaringan Bekerja?

Keamanan jaringan diterapkan menggunakan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak. Tujuan utamanya adalah mencegah akses yang tidak sah ke dalam atau di antara bagian-bagian jaringan.

Tim keamanan atau petugas keamanan menetapkan strategi dan kebijakan yang menjaga jaringan organisasi tetap aman serta memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi keamanan. Semua pengguna jaringan harus mematuhi kebijakan ini. Setiap titik dalam jaringan yang dapat diakses oleh pengguna yang berwenang juga dapat menjadi titik kerentanan, baik karena serangan dari pihak jahat maupun kelalaian pengguna.

Jenis Perangkat Lunak dan Alat Keamanan Jaringan

Pilihan kebijakan dan alat keamanan bervariasi tergantung pada kebutuhan jaringan dan dapat berubah seiring waktu. Keamanan yang kuat biasanya menggunakan berbagai pendekatan, yang dikenal sebagai keamanan berlapis atau pertahanan mendalam, untuk memberikan perlindungan maksimal. Berikut adalah beberapa alat dan perangkat lunak keamanan jaringan yang umum digunakan:

  • Kontrol Akses. Metode ini membatasi akses ke aplikasi dan sistem jaringan hanya untuk pengguna dan perangkat tertentu. Sistem ini menolak akses bagi pengguna dan perangkat yang tidak diotorisasi.
  • Antivirus dan Antimalware. Antivirus dan antimalware dirancang untuk mendeteksi, menghapus, atau mencegah virus dan malware seperti trojan, ransomware, serta spyware agar tidak menginfeksi komputer dan jaringan.
  • Keamanan Aplikasi. Penting untuk memantau dan melindungi aplikasi yang digunakan organisasi, baik yang dibuat sendiri maupun yang dibeli. Malware modern sering kali menargetkan kode sumber terbuka dan kontainer yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak.
  • Analitik Perilaku. Metode ini menganalisis perilaku jaringan dan secara otomatis mendeteksi serta memberi peringatan terhadap aktivitas abnormal.
  • Keamanan Cloud. Penyedia layanan cloud menawarkan alat tambahan keamanan cloud untuk melindungi infrastruktur cloud mereka. Misalnya, Amazon Web Services menyediakan security groups yang mengontrol lalu lintas masuk dan keluar dari aplikasi.
  • Pencegahan Kehilangan Data (DLP). Alat ini memantau data yang sedang digunakan, dikirimkan, atau disimpan untuk mencegah kebocoran data. DLP juga membantu mengklasifikasikan data penting dan melatih karyawan dalam praktik terbaik untuk melindunginya.
  • Keamanan Email. Email adalah salah satu titik paling rentan dalam jaringan. Karyawan dapat menjadi korban phishing dan serangan malware dengan mengklik tautan berbahaya.
  • Firewall. Perangkat lunak atau perangkat keras yang menyaring lalu lintas jaringan masuk dan keluar untuk mencegah akses yang tidak sah. Firewall generasi terbaru memberikan perlindungan tambahan terhadap serangan tingkat aplikasi dan malware canggih.
  • Sistem Deteksi Intrusi (IDS). IDS mendeteksi upaya akses tidak sah dan memberikan peringatan, tetapi tidak memblokirnya.
  • Sistem Pencegahan Intrusi (IPS). IPS dirancang untuk memblokir akses tidak sah ke jaringan.
  • Keamanan Perangkat Seluler. Memantau dan mengontrol perangkat seluler yang terhubung ke jaringan sangat penting dalam keamanan modern.
  • Otentikasi Multifaktor (MFA). Metode yang memerlukan lebih dari satu faktor autentikasi, seperti kombinasi kata sandi dan kode OTP.
  • Segmentasi Jaringan. Memecah jaringan menjadi segmen-segmen kecil untuk meningkatkan kontrol dan visibilitas lalu lintas.
  • Sandboxing. Menjalankan file dalam lingkungan isolasi sebelum diizinkan mengakses jaringan untuk mendeteksi potensi ancaman.
  • Manajemen Keamanan dan Peristiwa (SIEM). Teknik yang mencatat dan menganalisis data jaringan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.
  • Perimeter yang Ditentukan Perangkat Lunak (SDP). SDP menyembunyikan jaringan dari pengguna yang tidak sah menggunakan batasan identitas.
  • Jaringan Pribadi Virtual (VPN). VPN mengamankan koneksi dari perangkat ke jaringan organisasi dengan enkripsi.
  • Keamanan Web. Melindungi penggunaan internet dalam jaringan organisasi dan menjaga keamanan situs web organisasi.
  • Keamanan Nirkabel. Jaringan Wi-Fi sangat rentan terhadap serangan dan membutuhkan pengamanan khusus seperti autentikasi 802.1X.
  • Keamanan Beban Kerja. Melindungi data dan aplikasi yang tersebar di berbagai lingkungan cloud dan hybrid.
  • Akses Jaringan Zero-Trust. Zero-trust hanya memberikan akses minimum yang dibutuhkan pengguna.

Tantangan dalam Keamanan Jaringan

Keamanan jaringan menghadapi berbagai tantangan, termasuk:

  • Metode serangan jaringan yang terus berkembang. Tantangan terbesar dalam keamanan jaringan adalah cepatnya evolusi serangan siber. Pelaku ancaman dan metode mereka terus berubah seiring perkembangan teknologi. Misalnya, teknologi baru seperti blockchain telah memunculkan jenis serangan malware baru seperti cryptojacking. Oleh karena itu, strategi pertahanan keamanan jaringan harus selalu beradaptasi dengan ancaman baru ini.
  • Kepatuhan pengguna. Seperti yang telah disebutkan, keamanan adalah tanggung jawab setiap pengguna jaringan. Sulit bagi organisasi untuk memastikan bahwa semua pengguna mematuhi praktik terbaik keamanan jaringan, sementara strategi tersebut juga harus berkembang untuk menghadapi ancaman terbaru.
  • Akses jarak jauh dan seluler. Semakin banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan bring your own device (BYOD), yang berarti lebih banyak perangkat yang tersebar dan kompleks untuk dilindungi. Kerja jarak jauh juga semakin umum, sehingga keamanan jaringan nirkabel menjadi lebih penting karena pengguna cenderung menggunakan jaringan pribadi atau publik saat mengakses jaringan perusahaan.
  • Mitra pihak ketiga. Penyedia layanan cloud, layanan keamanan terkelola, dan vendor produk keamanan sering kali memiliki akses ke jaringan organisasi, yang dapat membuka potensi kerentanan baru.

Lapisan Jaringan dan Keamanan

Jaringan terdiri dari beberapa lapisan, sebagaimana dijelaskan dalam model Open Systems Interconnection (OSI). Data melewati lapisan-lapisan ini saat bergerak antar perangkat, dan berbagai ancaman siber menargetkan lapisan yang berbeda. Oleh karena itu, setiap lapisan dalam jaringan harus diamankan agar jaringan tetap terlindungi.

Tabel berikut mencocokkan lapisan OSI dengan jenis keamanan jaringan yang sesuai.

Lapisan (ISO 7498-1) Model Keamanan ISO 7498-2
Aplikasi Autentikasi
Presentasi Kontrol akses
Sesi Nonrepudiation
Transport Integritas data
Jaringan Kerahasiaan
Data Link Keandalan dan ketersediaan
Fisik Notarisasi dan tanda tangan

Perhatikan bahwa lapisan ketiga dari bawah disebut “Jaringan”, tetapi keamanan jaringan tidak hanya berlaku untuk lapisan ini. Setiap perangkat dalam jaringan komputer bekerja pada beberapa lapisan saat memproses informasi. Oleh karena itu, setiap lapisan harus diamankan agar jaringan tetap terlindungi. Dengan kata lain, istilah keamanan jaringan dalam konteks ini mengacu pada seluruh infrastruktur perusahaan, bukan hanya lapisan jaringan dalam model OSI.

Sebagai contoh, beberapa orang membedakan antara keamanan cloud dan keamanan jaringan. Keamanan cloud mencakup keamanan aplikasi dan keamanan container, yang berada di luar lapisan jaringan dalam model OSI. Namun, fungsi cloud tersebut masih dianggap bagian dari jaringan perusahaan secara keseluruhan, sehingga keamanannya tetap menjadi bagian dari keamanan jaringan.

Pekerjaan dan Sertifikasi Keamanan Jaringan

Beberapa pekerjaan yang berkaitan dengan keamanan jaringan meliputi:

  • Chief Information Security Officer (CISO) adalah salah satu posisi dengan bayaran tertinggi dalam keamanan jaringan. CISO bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan program keamanan informasi secara keseluruhan.
  • Penetration tester, atau pen tester, bertugas menguji keamanan jaringan dengan mencoba menembusnya untuk mengungkapkan kerentanan. Pengujian ini bisa dilakukan secara otomatis atau manual oleh karyawan maupun penyedia layanan pen testing-as-a-service.
  • Security engineer berfokus pada pengendalian kualitas dalam infrastruktur TI.
  • Security architect merancang, menganalisis, menguji, dan mengembangkan infrastruktur TI suatu organisasi.
  • Security analyst menganalisis strategi keamanan serta melakukan audit keamanan.

Beberapa sertifikasi untuk karir di bidang keamanan jaringan meliputi:

  • Certified Ethical Hacker dari EC-Council (CEH);
  • Global Information Assurance Certification Security Essentials (GSEC);
  • Certified Information Security Manager dari ISACA (CISM);
  • Certified Information Systems Auditor dari ISACA (CISA);
  • Certified Cloud Security Professional dari (ISC)2 (CCSP); dan
  • Certified Information Systems Security Professional dari (ISC)2 (CISSP).

Manfaat Keamanan Jaringan

Berikut adalah manfaat utama dari keamanan jaringan:

  • Fungsi yang Optimal. Menjaga kinerja jaringan tetap tinggi untuk bisnis dan pengguna.
  • Privasi dan Keamanan. Mencegah pelanggaran data yang dapat membahayakan informasi sensitif.
  • Menjaga keamanan informasi penting terkait produk, layanan, dan strategi bisnis.
  • Kepatuhan terhadap Regulasi. Memastikan jaringan memenuhi standar hukum seperti GDPR dan HIPAA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *