Apa itu kode objek?

Kode objek (object code) adalah kode yang dapat dibaca oleh mesin dan memberikan instruksi ke platform komputasi target, sebagaimana ditentukan oleh sistem operasi dan arsitektur perangkat kerasnya. Kode objek ditulis dalam bahasa biner (0 dan 1) karena ini adalah satu-satunya bahasa yang dapat dipahami oleh komputer. Kode ini biasanya dikemas dalam format yang dapat dieksekusi sehingga dapat dimuat ke dalam memori komputer untuk diproses. Prosesor menggunakan data ini untuk menjalankan operasi yang ditentukan oleh perangkat lunak.

Kode objek harus sesuai dengan arsitektur set instruksi (ISA) prosesor. Contoh ISA yang umum adalah complex instruction set computer (CISC) dan reduced instruction set computer (RISC). ISA merupakan bagian dari mikroarsitektur prosesor, berfungsi sebagai antarmuka antara perangkat keras dan perangkat lunak. ISA juga mendefinisikan serangkaian perintah yang dapat dijalankan oleh CPU. Oleh karena itu, kode objek harus dibuat secara spesifik untuk arsitektur dan ISA prosesor, tidak peduli bagaimana cara pembuatannya.

Kode sumber vs kode objek

Kode objek sering dibandingkan dengan kode sumber; keduanya memainkan peran penting dalam pengembangan perangkat lunak. Kode sumber lebih mudah dibaca manusia dan lebih mudah untuk dikelola dibandingkan kode objek. Oleh karena itu, kode sumber lebih umum digunakan pada tahap awal pengembangan program. Para pengembang menulis kode dalam format teks biasa, sering kali menggunakan lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) untuk mempermudah pengelolaan kode dan proses pengembangannya.

Pada titik tertentu dalam proses pengembangan, kode sumber diterjemahkan menjadi kode objek. Untuk mencapai tahap ini, pengembang harus terlebih dahulu membuat file teks yang berisi kode sumber. Biasanya mereka menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti C, C++, C#, Visual Basic, Java, atau Python. Banyak bahasa lain juga memungkinkan pembuatan, pembacaan, dan pembaruan kode dengan lebih mudah dibandingkan kode objek.

Dalam beberapa kasus, kode sumber tingkat tinggi dikonversi menjadi kode assembly atau bytecode sebelum diubah menjadi kode objek. Kode assembly harus sesuai dengan platform target. Baik kode assembly yang dibuat dengan bahasa tingkat rendah maupun tingkat tinggi, harus diarahkan ke platform yang sesuai.

Pada akhirnya, perangkat lunak harus berakhir sebagai kode objek karena prosesor tidak memahami kode sumber. Dengan demikian, kode sumber dan kode objek dapat dianggap sebagai versi sebelum dan sesudah dari sebuah program perangkat lunak.

Bagaimana kode objek dibuat?

Pendekatan spesifik untuk mengonversi kode sumber menjadi kode objek bergantung pada bahasa pemrograman dan lingkungan eksekusi perangkat lunak.

Salah satu pendekatan umum untuk menghasilkan kode objek dari kode sumber adalah dengan menggunakan kompiler, yang merupakan program khusus untuk menerjemahkan kode sumber ke dalam kode objek, kode assembly, bytecode, atau bahasa pemrograman lainnya. Jika kompiler digunakan untuk membuat kode objek, biasanya kode ini kemudian dikirim ke linker, sebuah program yang menggabungkan file objek dengan elemen lain untuk menghasilkan kode yang dapat dieksekusi.

Beberapa sumber menganggap kode objek sebagai kategori besar yang mencakup bytecode dan kode mesin. Sumber lain menggunakan istilah kode objek dan kode mesin secara bergantian, sementara beberapa membedakan keduanya dengan mengatakan bahwa kode objek dikonversi menjadi kode mesin sebelum dimuat ke dalam memori.

Untuk menghasilkan kode objek, terkadang kode sumber diterjemahkan menjadi kode assembly terlebih dahulu, lalu dikonversi menjadi kode objek menggunakan assembler. Sebuah assembler adalah aplikasi perangkat lunak yang bertujuan utama menerjemahkan kode assembly ke kode objek untuk platform tertentu.

Selain itu, beberapa bahasa pemrograman seperti Java dan C# menggunakan kompiler untuk mengonversi kode sumber menjadi bytecode atau kode perantara lainnya. Kode ini kemudian dikonversi oleh interpreter yang berjalan pada setiap platform. Dengan cara ini, kode perantara yang sama dapat digunakan di berbagai platform tanpa perlu dikompilasi ulang.

Dengan perkembangan terbaru dalam teknologi kompilasi dan eksekusi, banyak pengembang kini menggunakan teknik Just-In-Time (JIT) Compilation yang memungkinkan kode sumber dikompilasi secara dinamis saat runtime, meningkatkan efisiensi eksekusi pada berbagai platform.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *