Open Api, juga disebut API publik, adalah antarmuka pemrograman aplikasi yang tersedia untuk pengembang perangkat lunak. Open Api dipublikasikan di internet dan dibagikan secara bebas, memungkinkan pemilik layanan yang dapat diakses melalui jaringan untuk memberikan akses universal kepada konsumen.
Meskipun beberapa orang menganggap Open Api dan publik sebagai istilah yang sama, ada yang membedakan keduanya. Open Api dibagikan secara bebas, sementara API publik biasanya lebih membatasi dalam hal berbagi aset. Sebuah organisasi mungkin ingin membagikan API mereka secara publik sambil tetap menjaga keamanan dan pengelolaan aplikasi mereka. Atau, sebuah perusahaan bisa saja menerbitkan serangkaian API untuk mendorong pengembang pihak ketiga menemukan cara baru dalam menggunakan produk perangkat lunaknya.
Open Api dapat dirancang dengan berbagai cara, tetapi prioritas utamanya adalah mudah diakses dan digunakan oleh berbagai klien.
Karena itu, penggunaan protokol eksklusif atau format data khusus dalam pembuatan Open Api kurang disarankan. Sebaliknya, teknologi Open Source dan standar yang didorong oleh komunitas lebih dianjurkan.
API REST vs. API SOAP
Arsitektur Open Api yang paling umum terbagi dalam dua kategori: API REST dan API SOAP.
SOAP menggunakan XML sebagai format pertukaran data, sementara API RESTful biasanya menggunakan JSON. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saat ini, industri lebih condong ke API REST dibandingkan API berbasis SOAP. Banyak API lama masih mendukung SOAP dan REST untuk kompatibilitas dengan klien lama, tetapi implementasi baru biasanya hanya menggunakan REST.
Manajemen Open Api
Setelah sebuah API menjadi publik, sulit bagi organisasi untuk mengendalikan siapa yang menggunakannya dan bagaimana penggunaannya. Oleh karena itu, manajemen API sangat penting untuk menjaga kepuasan pengguna.
Perubahan API yang tidak dikelola dengan baik dapat membuat pengguna kecewa dan merusak reputasi penyedia API.
Keamanan Open Api
Open Api mungkin dapat diakses secara universal, tetapi tetap dapat membatasi akses melalui metode seperti enkripsi data dan mekanisme autentikasi.
Misalnya, Transport Layer Security (TLS) dapat mengenkripsi data yang dikirim melalui jaringan, sementara sertifikat SSL membantu dalam autentikasi identitas pengguna.
Open Api vs. API tertutup
Beberapa API terkenal seperti Jenkins Remote Access API dan GitLab API bersifat terbuka. Namun, banyak API yang bersifat tertutup atau privat. API tertutup tidak dapat diakses secara bebas di internet dan biasanya memerlukan akses melalui firewall atau VPN.
Manfaat Open Api
Open Api menguntungkan baik bagi penerbit maupun pengembang yang menggunakannya.
- Memperluas basis pengguna tanpa biaya pengembangan perangkat lunak spesifik industri.
- Menciptakan peluang pendapatan melalui lisensi.
- Memungkinkan organisasi mempertahankan kode sumber mereka.
Kekurangan Open Api
Open Api bisa menjadi tantangan jika tidak dikelola dengan baik. Organisasi harus memastikan bahwa API mereka tidak memiliki:
- Bug perangkat lunak.
- Masalah performa yang menyebabkan keterlambatan.
- Celah keamanan signifikan.
- Kebocoran data perusahaan.
Contoh Open Api
Banyak Open Api digunakan di media sosial. Misalnya, Facebook memungkinkan alat pihak ketiga membuat album foto atau memposting ke feed berita.
Microsoft SharePoint juga menyediakan API REST yang memungkinkan akses ke layanan pencariannya.
Studi kasus Open Api
Twitter adalah contoh bagaimana Open Api bisa bermanfaat sekaligus menimbulkan tantangan. API Twitter memungkinkan pengembang membuat fitur tambahan seperti TwitPic dan TweetDeck.
Namun, beberapa alat pihak ketiga mengganggu model bisnis Twitter dengan menyisipkan iklan mereka sendiri. Akibatnya, Twitter memberlakukan pembatasan API yang membuat beberapa pengembang kecewa.
Keputusan Twitter ini menyoroti bagaimana organisasi harus mempertimbangkan keseimbangan antara membuka API untuk inovasi dan menjaga kendali atas ekosistem mereka.