Apa itu Open Core Model (Perangkat Lunak Open Core)?
Model open core adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang menggabungkan atribut dari model open source dan closed source.
Di bawah strategi bisnis open core, sebuah perusahaan menawarkan versi “inti” dari produk perangkat lunak dengan fitur terbatas sebagai perangkat lunak open source dan gratis. Sementara itu, versi lain dari produk yang sama dengan add-on dirilis secara bersamaan sebagai perangkat lunak komersial proprietary, yang terkadang disebut sebagai perangkat lunak freemium.
Biasanya, versi gratis dari perangkat lunak ini didasarkan pada proyek open source yang sudah ada dan dirancang untuk dijalankan pada sebuah server. Ini memungkinkan perusahaan untuk membangun basis pengguna dan kontributor yang dapat menambah kode sumber.
Perusahaan kemudian mengembangkan versi enterprise dari perangkat lunak tersebut, dengan nilai proprietary yang biasanya terkonsentrasi pada area yang kurang dari proyek open source. Fitur tambahan ini biasanya menargetkan kebutuhan pelanggan korporat, seperti skalabilitas vertikal, integrasi pihak ketiga, peningkatan keamanan, dan kecepatan yang lebih tinggi.
Vendor Perangkat Lunak Open Core
Contoh perusahaan yang memproduksi perangkat lunak open core meliputi:
Vendor mapan seperti Microsoft dan IBM juga telah mengadopsi model open source dan open core.
Manfaat dan Kelemahan Model Open Core
Manfaat dari produk open core termasuk biaya kepemilikan total yang lebih rendah, pengembangan yang lebih cepat, dan produktivitas yang lebih tinggi dalam manajemen TI atau administrasi. Komunitas open source sering kali juga menyediakan alat pengembang berkualitas tinggi, API, dan framework.
Namun, hasil dari upaya open core bergantung pada kualitas implementasi fitur closed source dan peningkatan kegunaan dari produk total yang dibangun di atas inti open source. Beberapa upaya open source juga kurang dalam kemudahan penggunaan, pengalaman pengguna, dokumentasi, atau produktivitas karena kurangnya koneksi antara pengembang korporat dan pengguna nonteknis seperti pengembang warga dan analis bisnis.
Selain itu, konsep model open core itu sendiri kontroversial. Kritikus mengatakan bahwa perangkat lunak tidak dapat dianggap “open” jika biaya tambahan diperlukan, dan bahwa model open core mengaburkan batas antara lisensi perangkat lunak dan penggunaan wajar.