Apa Itu Point-to-Point Protocol (PPP)?
Point-to-Point Protocol (PPP) adalah sekumpulan protokol komunikasi komputer yang menyediakan cara standar untuk mentransfer data multiprotokol melalui koneksi point-to-point. PPP memiliki tiga komponen utama:
- Cara untuk mengenkapsulasi datagram multiprotokol;
- Link Control Protocol untuk membangun, mengonfigurasi, dan menguji koneksi data link; serta
- Serangkaian protokol kontrol jaringan terpisah yang digunakan untuk menetapkan dan mengonfigurasi berbagai jenis protokol layer jaringan.
Dalam model Open Systems Interconnection (OSI), PPP beroperasi pada Layer 2 atau data link layer, yang menjadi dasar bagi protokol layer jaringan untuk beroperasi di atasnya.
Secara operasional, PPP adalah protokol peer-to-peer, yang berarti kedua sisi dari koneksi bisa digunakan untuk membangun komunikasi PPP. Namun, dalam penggunaan nyata, biasanya ada server PPP yang berfungsi sebagai pusat koneksi bagi banyak klien PPP.
Server PPP akan tetap diam hingga ada klien PPP yang mencoba membangun koneksi. Jika server dikonfigurasi untuk autentikasi, maka server akan meminta autentikasi dari klien. PPP dapat menggunakan Challenge-Handshake Authentication Protocol (CHAP) atau Password Authentication Protocol (PAP). Setelah autentikasi berhasil, langkah terakhir adalah menentukan Network Control Protocol (NCP) yang akan digunakan antara kedua sistem. Salah satu NCP yang paling umum digunakan adalah Internet Protocol Control Protocol. Setelah NCP ditetapkan, klien dan server bisa mulai bertukar data dan mengirimkan paket antara satu sama lain.
Untuk Apa PPP Digunakan?
PPP adalah protokol full-duplex yang bisa digunakan pada berbagai media fisik, seperti kabel tembaga twisted-pair, serat optik, atau koneksi satelit. PPP adalah protokol standar yang dijelaskan dalam Request for Comments (RFC) 1661 yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) pada tahun 1994.
PPP dapat digunakan dalam berbagai media, mulai dari modem dial-up hingga koneksi Secure Sockets Layer (SSL)-encrypted virtual private network (VPN). PPP menggunakan varian dari High-level Data Link Control (HDLC) untuk enkapsulasi paket. Sebagai contoh, sebuah aplikasi keamanan tinggi dalam jaringan perusahaan dapat terhubung ke jaringan melalui VPN dan membangun link SSL. Klien aplikasi kemudian bisa membuat terowongan PPP di atas koneksi tersebut, yang akan membawa paket IP ke server aplikasi.
PPP juga digunakan untuk mentransmisikan data Layer 3 seperti IP melalui koneksi langsung antara dua node, baik itu secara fisik maupun melalui link langsung. Karena IP dan TCP tidak mendukung koneksi point-to-point secara langsung, PPP digunakan untuk memungkinkan komunikasi melalui Ethernet atau media fisik lainnya.
Namun, penggunaan paling populer dari PPP adalah pada masa kejayaan modem dial-up di pertengahan hingga akhir 1990-an. Pengguna menginstal perangkat lunak klien PPP di komputer yang terhubung dengan modem dan menggunakan protokol ini untuk menelepon dan mengautentikasi ke penyedia layanan internet (ISP). Server PPP kemudian akan terhubung ke internet di sisi backend dan bertindak sebagai titik akses internet gabungan bagi semua klien dial-up.
Protokol point-to-point kadang dianggap sebagai bagian dari suite protokol TCP/IP. Ada berbagai varian PPP yang masih digunakan, seperti PPP over Ethernet (PPPoE) dan PPP over ATM. PPPoE masih banyak digunakan oleh ISP yang menawarkan layanan Digital Subscriber Line (DSL). Namun, pengguna biasanya tidak secara langsung berinteraksi dengan PPP, karena konfigurasinya ditangani secara otomatis oleh modem atau router DSL yang mendukung PPPoE.