Apa Itu Pseudo-Random Number Generator (PRNG)?
Pseudo-random number generator (PRNG) adalah program yang digunakan dalam aplikasi probabilitas dan statistik ketika dibutuhkan banyak angka acak. Sebagian besar program ini menghasilkan deretan panjang angka satu digit, biasanya dalam basis 10 (sistem desimal). Ketika sampel besar angka pseudo-random diambil, setiap digit dalam himpunan {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} akan muncul dengan frekuensi yang sama, meskipun tidak selalu merata dalam urutannya.
Banyak algoritma telah dikembangkan untuk mencoba menghasilkan urutan angka yang benar-benar acak—deretan angka yang secara teoritis tidak dapat diprediksi berdasarkan angka-angka sebelumnya dalam suatu urutan. Namun, keberadaan algoritma itu sendiri, tidak peduli seberapa canggihnya, berarti angka berikutnya masih bisa diprediksi! Hal ini melahirkan istilah pseudo-random untuk deretan angka yang dihasilkan oleh mesin. Meskipun untuk sebagian besar aplikasi mereka setara dengan angka acak, secara definisi ketat, mereka tetap bukan angka acak yang sebenarnya.
PRNG vs. Angka Acak Sejati
Beberapa matematikawan percaya bahwa ekspansi desimal dari bilangan irasional seperti pi (rasio keliling lingkaran terhadap diameternya dalam bidang Euclidean), e (basis logaritma natural), atau akar kuadrat dari bilangan yang bukan kuadrat sempurna (seperti √2 atau √10) adalah benar-benar acak.
Namun, komputer dapat diprogram untuk menghitung angka-angka ini hingga ribuan, jutaan, bahkan triliunan digit desimal. Sejumlah digit bisa dipilih dari posisi jauh setelah tanda desimal, atau hanya menggunakan setiap digit ke-2, ke-3, ke-4, atau ke-n. Tetapi, karena ada algoritma yang bisa menentukan angka-angka tersebut, beberapa ahli teori berpendapat bahwa angka-angka ini juga tetap pseudo-random—bukan benar-benar acak.
Apakah Angka Acak Sebenarnya Ada?
Pertanyaan yang muncul adalah: Apakah algoritma tersebut benar-benar “acak” hingga tak terhingga? Karena tidak ada yang bisa menjawabnya dengan pasti—karena kita tidak bisa menjelajah hingga tak terhingga untuk memastikannya—maka pertanyaan ini lebih bersifat filosofis daripada matematis.