Apa Itu RAM-Based Solid-State Drive (SSD)?
RAM-based solid-state drive (SSD) adalah perangkat penyimpanan berbasis silikon microchip yang tidak memiliki komponen bergerak dan menyimpan data secara elektronik, bukan secara magnetik.
Ada dua jenis utama SSD: berbasis flash dan berbasis RAM. Saat ini, mayoritas SSD yang digunakan berbasis NAND flash. Namun, NAND flash memiliki batasan jumlah siklus baca/tulis dan tidak secepat RAM. SSD berbasis RAM menawarkan performa lebih tinggi serta daya tahan lebih baik dibandingkan NAND flash.
SSD berbasis RAM biasanya menggunakan chip dynamic RAM (DRAM), meskipun ada juga yang memakai static RAM (SRAM). Kedua jenis memori ini bersifat volatil, yang berarti data akan hilang saat daya dimatikan. Untuk mencegah kehilangan data, SSD berbasis RAM biasanya dilengkapi dengan baterai yang memungkinkan data disalin ke memori non-volatil sebelum perangkat mati atau saat terjadi pemadaman listrik mendadak.
Masa Depan SSD Berbasis RAM
Dulu, SSD berbasis RAM mendominasi industri penyimpanan dan sering digunakan dalam sektor keuangan, telekomunikasi, e-commerce, dan lingkungan lain yang tidak mentoleransi latensi tinggi atau downtime. Namun, seiring berkembangnya SSD berbasis flash yang semakin cepat, murah, dan andal, perangkat ini mulai menggantikan SSD berbasis RAM di pasar komersial maupun konsumen.
Meskipun demikian, SSD berbasis RAM belum sepenuhnya punah. Walaupun harganya lebih mahal dibandingkan SSD berbasis flash atau hard drive mekanis, SSD jenis ini tetap menjadi pilihan bagi sistem yang memerlukan performa tinggi, terutama untuk workload yang membutuhkan kecepatan tulis tinggi. Namun, SSD berbasis RAM semakin sulit ditemukan di pasaran.
Salah satu perusahaan yang masih menawarkan penyimpanan berbasis RAM adalah Atto. Pada November 2020, mereka meluncurkan perangkat SiliconDisk, yang menggunakan DRAM untuk menghadirkan latensi di bawah 600 nanodetik dan mencapai hingga 6,4 juta operasi I/O 4K per detik (IOPS). Perangkat ini juga mendukung NVMe over Ethernet dengan empat port Ethernet 100 Gbps yang dapat memberikan throughput hingga 25 GB/detik.
Meskipun SSD berbasis RAM menawarkan performa luar biasa, industri penyimpanan lebih fokus mengembangkan teknologi lain untuk menjembatani kesenjangan antara SSD berbasis flash dan memori sistem tradisional.
Intel, misalnya, telah mengembangkan perangkat storage class memory (SCM) melalui lini Intel Optane. Seperti SiliconDisk, Optane dirancang sebagai lapisan penyimpanan berkecepatan tinggi di antara SSD flash dan RAM tradisional. Namun, keunggulan Optane adalah sifatnya yang non-volatil, sehingga tidak bergantung pada teknologi NAND flash untuk menyimpan data.
Selain itu, para peneliti juga sedang mengembangkan teknologi yang menyatukan memori dan penyimpanan dalam satu unit, menggabungkan sifat non-volatil dari flash dengan kecepatan DRAM. Ini bisa mengurangi jumlah komponen dalam sistem sekaligus meningkatkan performa aplikasi.
Sebagai contoh, peneliti dari Lancaster University di Inggris baru-baru ini menerbitkan penelitian mengenai teknologi memori baru bernama UltraRAM. Teknologi ini menjanjikan penyimpanan non-volatil dengan performa setara DRAM serta mampu menyimpan data hingga lebih dari 1.000 tahun.
UltraRAM dan SCM bukan satu-satunya inovasi di bidang penyimpanan non-volatil berkecepatan tinggi. Vendor lain juga sedang mengembangkan teknologi seperti magnetoresistive RAM (MRAM) dan spin-transfer torque MRAM, yang memanfaatkan sifat magnetik untuk menyimpan data. Dengan banyaknya inovasi ini dan terus berkembangnya industri SSD, masa depan penyimpanan berbasis RAM masih belum bisa dipastikan.