Red herring adalah kesalahan logika (logical fallacy) di mana informasi yang tidak relevan disajikan bersamaan dengan informasi yang relevan, sehingga mengalihkan perhatian dari poin utama. Hal ini bisa dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja.
Red herring sering digunakan dalam film, televisi, dan sastra. Misalnya, dalam novel misteri, karakter yang mencurigakan bisa diperkenalkan sebagai red herring untuk membuat pembaca percaya bahwa ia adalah pelaku kejahatan. Padahal, karakter ini sebenarnya hanya digunakan untuk mengalihkan perhatian dari bukti yang mengarah pada pelaku sebenarnya.
Dalam dunia bisnis, red herring lebih sering digunakan dalam argumen yang mendukung atau menolak suatu tindakan. Contohnya, dalam perdebatan tentang kenaikan gaji, seseorang mungkin berargumen, “Kita tidak bisa menaikkan gaji, tapi kita tetap memberikan tunjangan yang bagus untuk karyawan.” Ini adalah contoh red herring karena pembicaraan tentang tunjangan justru mengalihkan perhatian dari poin utama, yaitu keputusan untuk tidak menaikkan gaji.
Asal-usul istilah “red herring” masih diperdebatkan. Salah satu penjelasan yang sering dikutip adalah teknik melatih anjing pemburu dengan menggunakan ikan asap (kipper) untuk mengasah indra penciuman mereka. Namun, penjelasan ini ternyata kurang akurat karena cerita tersebut sebenarnya berasal dari kesalahan penerjemahan instruksi pelatihan kuda yang digunakan dalam perburuan, bukan anjing.