Apa Itu Remote Sensing?

Remote sensing adalah penggunaan berbagai teknologi untuk melakukan observasi dan pengukuran pada target yang biasanya berada pada jarak atau skala yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Remote sensing digunakan dalam bidang seperti survei lahan, geografi, dan ilmu bumi lainnya, serta dalam internet of things (IoT). Teknologi ini sangat berguna untuk mengumpulkan data di area yang berbahaya atau sulit dijangkau, seperti mengukur perubahan ukuran gletser di Arktik.

Teknologi remote sensing mencakup LiDAR, RADAR, radiasi inframerah (IR), pencitraan termal, seismik, sonar, sensor medan listrik, dan GPS. Bergantung pada objek yang diamati, sensor-sensor ini dapat dipasang pada satelit, pesawat, kapal, kapal selam, drone UAV, atau dari titik observasi lain seperti puncak gedung.

Remote sensing merupakan salah satu teknologi fundamental dalam IoT, di mana hampir semua entitas dapat dilengkapi dengan unique identifiers dan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan secara otomatis. Beberapa aplikasi remote sensing memerlukan observasi berkelanjutan atau sering, misalnya saat objek yang diukur mengalami perubahan kecil seiring waktu. Dalam kasus seperti ini, IoT sering digunakan, di mana sensor IoT mengirimkan data secara terus-menerus.

Contoh Penerapan Remote Sensing

Data yang dikumpulkan dari remote sensing digunakan untuk berbagai aplikasi dalam bidang geologi, oseanografi, hidrologi, ekologi, dan meteorologi.

Sebagai contoh, sensor IoT dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan tekanan katup dalam pipa. Sensor eksternal juga dapat dipasang di luar pipa untuk memberikan data tambahan. Selain itu, remote sensing IoT dapat digunakan untuk mengamati tren terkait populasi burung air dan pola curah hujan.

Dalam konteks ilmu bumi, remote sensing digunakan untuk:

  • Kartografi.
  • Eksplorasi sumber daya alam.
  • Pengukuran kandungan kimia atmosfer.
  • Pemantauan kesehatan.
  • Surveilans.
  • Pelacakan GPS.
  • Pemetaan dasar laut menggunakan sonar.
  • Melacak pergerakan bencana alam.
  • Memantau penggunaan dan perkembangan lahan.

Jenis Remote Sensing

Remote sensing dapat dilakukan melalui sensor pasif atau aktif. Dalam sensor pasif, fenomena yang sudah ada diamati dan diukur. Sebagai contoh, sinar matahari dapat ditangkap oleh sensor seperti kamera charge-coupled device (CCD) yang dipasang pada satelit.

Sementara itu, dalam sensor aktif, perangkat sensor memancarkan sinyal untuk mengumpulkan data. Sensor ini biasanya dilengkapi pemancar yang mengirimkan sinyal, misalnya dalam bentuk panjang gelombang cahaya tertentu atau elektron yang dipantulkan dari target. Setelah dipantulkan, data dikumpulkan oleh sensor. Contoh teknologi ini adalah RADAR dan LiDAR.

Pemrosesan Data dalam Remote Sensing

Setelah data diterima, baik melalui sensor pasif maupun aktif, data tersebut diproses untuk mengekstrak informasi yang paling relevan. Data akan melalui beberapa tahap pemrosesan, mulai dari data mentah hingga menjadi dataset yang lebih terfokus.

Terdapat tiga tingkatan data dalam remote sensing:

  1. Tingkat pertama: Data masih tidak terstruktur, mengandung artifak, serta mungkin memiliki informasi yang duplikat.
  2. Tingkat kedua: Data sudah lebih terstruktur, telah dikurangi ukurannya, dan lebih fokus pada target tertentu.
  3. Tingkat ketiga: Data telah dikompresi lebih lanjut, membutuhkan lebih sedikit penyimpanan, dan lebih sering digunakan untuk analisis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *