Apa itu RFx?
RFx (request for x) mencakup seluruh proses permintaan formal, termasuk request for bid (RFB), request for information (RFI), request for proposal (RFP), request for quotation (RFQ), dan request for tender (RFT).
Bagaimana proses RFx bekerja?
Proses RFx terjadi dalam konteks bisnis ke bisnis (B2B) selama negosiasi dan membantu mengelola ekspektasi sebelum pembelian atau pengadaan dilakukan. Setiap permintaan membutuhkan dokumentasi standar yang diajukan langsung ke perusahaan terkait. Beberapa perusahaan memiliki tim khusus untuk menangani RFx, sementara lainnya membagi proses ini ke berbagai departemen.
Dalam proses RFx, beberapa permintaan seperti RFI dapat mencakup skenario “what if” untuk memahami kompatibilitas atau pendekatan dalam menyelesaikan masalah. Permintaan seperti ini berguna selama proses penjualan atau sebelum beralih dari produk atau penyedia layanan lain.
Perbedaan RFB vs. RFP
Request for bid (RFB), yang juga dikenal sebagai invitation to bid atau request for quotation (RFQ), adalah proses di mana sebuah perusahaan atau organisasi mengundang kontraktor atau pemasok produk untuk mengajukan penawaran pada proyek tertentu. RFB atau RFQ lebih berfokus pada harga produk atau layanan dibandingkan aspek lain dalam proyek.
Dalam proses ini, harga menjadi faktor penentu utama, sehingga pemasok atau kontraktor yang menawarkan harga terendah dengan tetap memenuhi kebutuhan proyek biasanya memenangkan kontrak.
Sementara itu, RFP lebih kompleks karena mempertimbangkan faktor selain harga, seperti kualitas produk, keahlian perusahaan yang mengajukan penawaran, efisiensi pengerjaan proyek, dan kemampuan manajemen proyek.
Dengan RFP, perusahaan diharapkan menawarkan nilai unik dalam proyek, sehingga pemenang kontrak tidak selalu yang menawarkan harga terendah, tetapi yang dapat memberikan solusi terbaik.
Perbedaan RFT vs. RFP
Request for tender (RFT) mirip dengan RFP tetapi memiliki beberapa perbedaan utama. RFT umumnya digunakan di sektor publik dan merupakan undangan terbuka bagi pemasok untuk mengajukan penawaran pada proyek tertentu, berbeda dengan RFP yang lebih sering digunakan dalam B2B.
Karena RFT biasanya melibatkan dana publik, proses ini dilakukan secara terbuka untuk memastikan persaingan yang adil dan transparan. Pihak yang mengajukan penawaran biasanya harus memenuhi standar regulasi tertentu, persyaratan kelayakan, serta ketentuan hukum yang berlaku.