Apa itu risk analysis?

Risk analysis atau analisis risiko adalah proses untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi masalah yang bisa berdampak negatif terhadap proyek atau inisiatif bisnis penting. Proses ini bertujuan untuk membantu organisasi menghindari atau mengurangi risiko tersebut.

Saat melakukan risk analysis, kita mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kejadian buruk yang bisa disebabkan oleh proses alam, seperti badai besar, gempa bumi, atau banjir, maupun kejadian akibat aktivitas manusia, baik yang disengaja maupun tidak. Salah satu bagian penting dari analisis risiko adalah mengidentifikasi potensi bahaya dari kejadian-kejadian tersebut, sekaligus mengevaluasi seberapa besar kemungkinan itu terjadi.

Kenapa risk analysis itu penting?

Risk analysis memberikan pendekatan yang terstruktur untuk menilai ketidakpastian, sehingga organisasi bisa lebih adaptif dan sukses dalam jangka panjang.

Perusahaan dan organisasi lain menggunakan risk analysis untuk tujuan-tujuan berikut:

  • Mengantisipasi dan meminimalkan dampak dari kejadian negatif yang mungkin terjadi.
  • Menilai apakah risiko dalam suatu proyek seimbang dengan keuntungannya — ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan apakah proyek akan dilanjutkan atau tidak.
  • Menyusun rencana tanggap darurat terhadap kegagalan teknologi atau kehilangan peralatan akibat kejadian buruk, baik yang alami maupun buatan manusia.
  • Mengenali dampak perubahan lingkungan bisnis, misalnya munculnya kompetitor baru atau perubahan kebijakan regulasi pemerintah.
  • Mendistribusikan sumber daya seperti waktu, dana, dan tenaga kerja ke area yang paling membutuhkan.

Jenis-jenis risk analysis

Risk analysis punya beberapa jenis, dan tiap organisasi biasanya pakai metode yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Berikut beberapa metode risk analysis yang umum digunakan:

  • Risk-benefit analysis. Biasanya dipakai di sektor kesehatan dan lingkungan, metode ini membandingkan keuntungan dan risiko dari suatu keputusan. Tujuannya adalah memastikan keputusan yang diambil itu rasional dan membawa lebih banyak manfaat dibanding risikonya — atau sebaliknya.
  • Business impact analysis (BIA). BIA digunakan untuk menilai dampak dari gangguan terhadap proses bisnis penting. Dari sini, organisasi bisa tahu proses mana yang paling krusial dan bikin rencana cadangan supaya operasional tetap jalan walau ada bencana.
  • Needs assessment analysis. Needs assessment adalah metode langkah demi langkah buat tahu apa yang dibutuhkan organisasi dan bagian mana yang kurang efektif. Ini bantu manajer buat prioritas dan alokasi sumber daya yang lebih tepat.
  • Root cause analysis. Root cause analysis fokus mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah. Beda dengan risk analysis lain yang cenderung prediktif, metode ini lebih retrospektif, menggali penyebab utama dari kejadian-kejadian negatif yang sudah atau sedang terjadi.

Apa manfaat dari risk analysis?

Risk analysis bisa memberi banyak manfaat buat organisasi. Bergantung pada jenis dan cakupannya, hasil analisis bisa dipakai untuk:

  • Meminimalkan kerugian. Menilai dan membandingkan dampak risiko, baik secara finansial maupun operasional, membantu manajemen menyusun rencana mitigasi risiko yang matang.
  • Memperkuat keamanan. Mengidentifikasi celah keamanan bisa jadi langkah awal buat perbaikan sistem keamanan informasi organisasi.
  • Mitigasi risiko. Dengan memasang kontrol keamanan, organisasi bisa mengurangi risiko-risiko utama.
  • Optimalisasi sumber daya. Prioritas risiko yang tepat bantu organisasi mengalokasikan sumber daya secara efisien.
  • Meningkatkan kesadaran. Proses analisis risiko bisa jadi sarana edukasi untuk karyawan, manajer, dan pemangku kepentingan tentang langkah-langkah pengamanan yang terbaik.
  • Mengelola biaya. Dengan memahami dampak finansial dari potensi ancaman, organisasi bisa menerapkan kebijakan keamanan informasi yang hemat biaya tapi tetap efektif.

Kekurangan dari risk analysis

Meski bermanfaat, risk analysis juga punya beberapa tantangan, seperti:

  • Hasil tidak pasti. Karena bersifat probabilistik, analisis ini tidak bisa memberikan hasil yang benar-benar akurat dan bisa saja melewatkan risiko tertentu, seperti peristiwa black swan yang tidak terduga sama sekali.
  • Kompleksitas tinggi. Menilai semua risiko yang mungkin terjadi itu bukan hal gampang, apalagi kalau faktor risikonya beragam dan saling berkaitan.
  • Makan waktu. Menyiapkan, mengumpulkan, dan menganalisis data untuk risk analysis yang lengkap seringkali butuh waktu dan tenaga yang besar.
  • Terlalu fokus pada analisis. Kadang organisasi terlalu sibuk menganalisis tanpa langsung ambil tindakan nyata, bahkan bisa sampai mengalihkan sumber daya dari hal-hal yang lebih produktif.

Langkah-langkah dalam proses risk analysis

Strategi keselamatan dan kesehatan organisasi harus mencakup langkah-langkah risk assessment supaya siap menghadapi berbagai jenis risiko.

Secara umum, proses risk analysis terdiri dari beberapa tahap berikut:

  1. Identifikasi risiko. Tujuan awal dari risk assessment adalah untuk mengevaluasi sistem IT atau komponen organisasi lain guna menemukan potensi risiko terhadap software, hardware, data, dan tim IT. Apa saja kemungkinan ancaman, seperti human error, kebakaran, banjir, atau gempa? Seberapa besar kemungkinan integritas sistem terganggu atau tidak tersedia?
  2. Lakukan risk assessment. Pendapat dari manajemen dan kepala divisi sangat penting dalam proses ini. Survei risk assessment bisa dipakai untuk mulai mendokumentasikan risiko-risiko spesifik di tiap bagian.
  3. Analisis risiko. Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi seberapa besar kemungkinan tiap risiko terjadi, konsekuensi yang mungkin muncul, serta dampaknya terhadap tujuan proyek.
  4. Buat rencana risk management. Berdasarkan analisis terhadap aset yang paling bernilai dan potensi ancaman terhadapnya, hasil analisis risiko bisa digunakan untuk menyusun rencana risk management serta rekomendasi kontrol untuk menghindari, menerima, mentransfer, atau mengurangi risiko tersebut.
  5. Implementasi rencana manajemen risiko. Tujuan akhir dari risk assessment adalah menerapkan langkah-langkah nyata untuk menghapus atau setidaknya mengurangi risiko yang ada.
  6. Pemantauan risiko. Proses identifikasi, penanganan, dan pengelolaan risiko harus terus berjalan dan menjadi bagian penting dari risk analysis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *