Apa Itu Penilaian Risiko?

Penilaian risiko adalah proses mengidentifikasi bahaya yang bisa berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi dalam menjalankan bisnisnya. Proses ini membantu menemukan risiko bisnis yang melekat dan mendorong langkah-langkah, proses, serta kontrol untuk mengurangi dampak risiko terhadap operasional bisnis.

Penilaian risiko juga memastikan keselamatan dan kesehatan karyawan serta pelanggan dengan mengidentifikasi potensi bahaya. Tujuan utama dari proses ini adalah menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengurangi risiko. Misalnya, beberapa risiko dapat menentukan jenis perlengkapan atau alat pelindung yang dibutuhkan pekerja.

Setiap industri memiliki jenis bahaya yang berbeda, sehingga metode penilaian risiko pun bervariasi tergantung pada industrinya.

Saat penilaian risiko dilakukan, kelemahan atau titik rentan yang bisa meningkatkan risiko dalam bisnis akan dianalisis. Kerentanan ini bisa meliputi kekurangan dalam konstruksi, masalah keamanan, atau kesalahan dalam sistem proses. Perusahaan dapat menggunakan kerangka kerja penilaian risiko (Risk Assessment Framework/RAF) untuk memprioritaskan dan membagikan detail dari hasil penilaian, termasuk risiko yang ada pada infrastruktur TI mereka. RAF membantu organisasi dalam mengidentifikasi bahaya, aset bisnis yang berisiko, serta dampak potensial jika risiko tersebut terjadi. Jika suatu bahaya memiliki dampak besar, maka strategi mitigasi dapat disusun.

Dalam perusahaan besar, chief risk officer atau manajer risiko utama biasanya yang menjalankan proses penilaian risiko.

Penilaian risiko juga merupakan bagian penting dari analisis risiko — proses serupa yang berfokus pada identifikasi dan analisis potensi masalah yang dapat berdampak buruk pada proyek atau inisiatif bisnis utama.

Langkah-Langkah Penilaian Risiko

Proses penilaian risiko dapat bervariasi tergantung pada industri dan peraturan kepatuhan yang berlaku. Namun, secara umum, organisasi dapat mengikuti lima langkah utama berikut ini:

Langkah 1: Identifikasi bahaya. Cari tahu bahaya apa saja yang bisa mengganggu operasional bisnis. Contoh bahaya yang bisa diperhitungkan termasuk bencana alam, pemadaman listrik, serangan siber, dan kegagalan sistem.

Langkah 2: Tentukan siapa atau apa yang bisa terkena dampak. Identifikasi aset bisnis yang berisiko terkena dampak dari bahaya tersebut, seperti infrastruktur penting, sistem TI, operasional bisnis, reputasi perusahaan, hingga keselamatan karyawan.

Langkah 3: Evaluasi tingkat risiko dan buat langkah pengendalian. Analisis risiko dapat membantu memahami bagaimana bahaya berdampak pada aset bisnis dan menentukan kerangka kerja manajemen risiko untuk mengurangi dampaknya.

Langkah 4: Catat hasil temuan. Perusahaan harus mendokumentasikan hasil penilaian risiko, termasuk bahaya yang ditemukan, risiko yang mungkin terjadi, dan rencana pencegahannya.

Langkah 5: Tinjau dan perbarui penilaian risiko secara berkala. Lingkungan bisnis terus berubah, sehingga penting untuk selalu memperbarui penilaian risiko agar tetap relevan.

Bagaimana Cara Menggunakan Matriks Penilaian Risiko?

Matriks penilaian risiko digunakan untuk menunjukkan kemungkinan suatu peristiwa terjadi dan dampaknya. Contohnya, Probabilitas menggambarkan seberapa besar kemungkinan seseorang mengalami cedera jika terpapar bahaya, sedangkan Dampak menunjukkan tingkat keparahan cedera tersebut.

Risk Matrix
Likelihood (Kemungkinan) Impact (Dampak)
Negligible Minor Major Critical
Highly Likely High High Very High Extreme
Likely Medium High Very High Extreme
Unlikely Low Medium High Very High
Highly Unlikely Very Low Low Medium High

Penjelasan:

  • Likelihood (Kemungkinan): Seberapa sering suatu risiko bisa terjadi.
  • Impact (Dampak): Seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut.
  • Warna pada tabel:
    • Hijau: Risiko sangat rendah.
    • Kuning: Risiko rendah.
    • Oranye: Risiko sedang.
    • Merah: Risiko tinggi.
    • Merah tua: Risiko ekstrem (paling berbahaya).

Tabel ini bisa digunakan untuk menilai risiko dalam berbagai bidang, seperti keamanan siber, proyek IT, atau manajemen perusahaan.

Penilaian Risiko Kuantitatif vs. Kualitatif

Penilaian risiko dapat dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif:

  • Kuantitatif: Menggunakan angka untuk menilai probabilitas suatu peristiwa dan dampaknya. Hasilnya sering dikaitkan dengan nilai finansial.
  • Kualitatif: Menggunakan analisis subjektif untuk mengurutkan risiko berdasarkan tingkat bahayanya tanpa angka spesifik.

Tujuan Penilaian Risiko

Tujuan utama dari penilaian risiko adalah mengidentifikasi bahaya dan menentukan cara terbaik untuk mengatasinya. Dalam dunia IT, misalnya, penilaian risiko bertujuan untuk menemukan celah keamanan dalam sistem serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi keamanan informasi.

  • Menyusun profil risiko untuk menganalisis ancaman yang dihadapi perusahaan.
  • Melakukan inventarisasi aset TI dan data.
  • Menjustifikasi biaya keamanan untuk mengurangi risiko dan kerentanan.
  • Mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mendokumentasikan risiko yang berpotensi merugikan.

Contoh Penilaian Risiko Berdasarkan Bidang

  • Penilaian risiko siber: Menilai risiko terkait ancaman dunia maya terhadap sistem dan data perusahaan.
  • Penilaian risiko IT: Mengevaluasi risiko terhadap jaringan dan sistem informasi.
  • Penilaian risiko kesehatan dan keselamatan: Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja, seperti bahaya biologis atau kimia.
  • Penilaian risiko lingkungan: Menentukan tingkat bahaya lingkungan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *