Apa itu Screen Door Effect?
Screen door effect adalah munculnya garis-garis tipis atau tampilan seperti jaring akibat celah di antara piksel pada layar atau gambar yang diproyeksikan. Efek ini—yang mirip dengan melihat melalui kawat nyamuk di pintu layar—umumnya terlihat pada layar beresolusi rendah yang lebih lama dan di headset virtual reality (VR).
Apa penyebab Screen Door Effect?
Celah di antara piksel dalam sebuah layar menyebabkan screen door effect. Teknologi liquid crystal display (LCD) yang paling umum menggunakan transistor film-tipis (thin-film transistors/TFTs) kecil untuk menghalangi atau membiarkan cahaya melewati lampu latar. Setiap transistor memiliki filter untuk menampilkan satu warna—merah, hijau, atau biru (RGB). Subpiksel ini bekerja sama untuk menciptakan ilusi berbagai warna dalam satu area kecil yang disebut piksel.
Piksel-piksel ini tidak bisa ditempatkan berdempetan; perlu ada celah kecil di antara mereka untuk keperluan produksi dan pengkabelan. Pada layar lama, ukuran piksel yang besar membuat celah ini lebih terlihat. Sementara itu, pada layar modern dengan DPI tinggi, piksel dan celahnya sangat kecil dan rapat sehingga hampir menghilangkan screen door effect.
Pola susunan subpiksel juga dapat menyebabkan screen door effect. Biasanya, subpiksel merah, hijau, dan biru dalam sebuah layar memiliki ukuran yang sama dan terdistribusi secara merata. Namun, pada beberapa layar, terutama televisi, urutannya diubah menjadi biru, hijau, dan merah, yang bisa menyebabkan efek color-fringing. Beberapa teknologi layar, seperti layar PenTile dari Samsung, menggunakan subpiksel dengan ukuran dan susunan berbeda, yang bagi sebagian orang bisa memperjelas screen door effect.
Proyektor digital berbiaya rendah (digital projector) juga menggunakan LCD untuk membuat gambar. Jika gambar yang diproyeksikan terlalu besar dibandingkan resolusi, screen door effect bisa terjadi. Proyektor digital light processing (DLP) menggunakan cermin mikro untuk menghasilkan gambar, tetapi celah di antara cermin juga dapat menyebabkan screen door effect. Proyektor berkualitas tinggi biasanya menggunakan mikro-lensa untuk mengoreksi celah piksel.
Di headset VR dan augmented reality (AR), layar LCD biasa diperbesar dan difokuskan oleh lensa, yang dapat membuat screen door effect lebih terlihat. Oleh karena itu, layar di headset VR harus memiliki resolusi sangat tinggi dan DPI tinggi. Karena screen door effect adalah masalah persepsi visual, efek ini bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain dan antar-headset.
Cara Meminimalkan Screen Door Effect pada Headset VR dan XR
Tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap screen door effect di headset VR/AR adalah layar, lensa, dan pengguna.
- Layar: Layar sudah terpasang di dalam headset dan tidak bisa diubah atau disesuaikan. Memilih headset dengan resolusi lebih tinggi dan tampilan DPI tinggi bisa membantu meminimalkan screen door effect.
- Lensa: Lensa fokus berada di antara layar dan mata pengguna dalam headset VR. Penyesuaian posisi headset, lokasi, dan jarak pupil harus sesuai dengan pengguna. Mata harus sejajar dengan bagian tengah lensa. Melihat melalui lensa dari sudut yang tidak pas bisa menyebabkan efek fringing dan memperjelas screen door effect. Lensa juga harus bersih. Jika pengguna memakai kacamata, mereka perlu mencari kacamata yang pas dengan headset.
- Persepsi Pengguna: Screen door effect adalah masalah persepsi visual individu. Dengan lebih fokus pada konten daripada layar itu sendiri, efek ini bisa menjadi kurang terlihat. Pada tampilan sederhana dengan blok warna solid besar, screen door effect akan lebih jelas. Sementara itu, melihat konten dengan grafis yang lebih kompleks akan mengurangi efeknya.
Lihat juga: 360-degree VR, penggunaan VR di perusahaan, penguatan kasus penggunaan AR dan VR