Apa itu kecanduan smartphone?
Kecanduan smartphone adalah kondisi di mana seseorang menggunakan perangkat seluler secara berlebihan dan kompulsif. Biasanya, kecanduan ini diukur berdasarkan seberapa sering seseorang mengakses perangkatnya dan/atau total waktu yang dihabiskan online dalam periode tertentu.
Kecanduan teknologi dan smartphone
Penggunaan smartphone secara kompulsif hanyalah salah satu bentuk kecanduan teknologi. Namun, teknologi lain yang rentan terhadap penggunaan berlebihan, seperti media sosial dan game, sering diakses melalui perangkat seluler. Smartphone sangat mudah digunakan secara berlebihan karena, tidak seperti desktop atau laptop, perangkat ini bisa dibawa ke mana saja.
Akibatnya, smartphone semakin menjadi perangkat utama untuk komputasi pribadi. Didukung oleh paket data dan jaringan Wi-Fi yang tersedia hampir di mana-mana, konektivitas menjadi lebih mudah. Integrasi berbagai aplikasi, platform media sosial, serta notifikasi yang terus-menerus semakin meningkatkan potensi penggunaan berlebihan.
Ciri-ciri dan perilaku kecanduan smartphone
Meskipun kecanduan smartphone belum secara resmi diklasifikasikan sebagai gangguan psikologis, para ahli telah mengidentifikasi pola dan perilaku bermasalah. Salah satu tanda yang paling mencolok adalah rasa takut kehilangan akses ke ponsel atau tidak memiliki koneksi internet.
Kecemasan ini begitu umum hingga memiliki nama tersendiri: nomophobia (no mobile phone phobia). Beberapa tanda kecanduan smartphone yang sering terlihat meliputi: jarang atau tidak pernah mematikan perangkat, tidur dengan ponsel di dekatnya, dan selalu mengaktifkan notifikasi suara.
Selain itu, seseorang yang kecanduan ponsel mungkin menunjukkan perilaku seperti langsung memeriksa ponselnya saat bangun tidur, menggunakan ponsel saat berbicara dengan orang lain, serta merasa gelisah atau cemas saat ponsel tidak dalam jangkauan.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh International Center for Media & the Public Agenda di University of Maryland, para peneliti mengambil akses media sosial dari peserta selama 24 jam. Reaksi mereka menggambarkan gejala yang mirip dengan kecanduan, seperti merasa “sakau, sangat cemas, gelisah, sengsara, gemetar, dan hampir gila.”
Penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan smartphone secara berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif, seperti menurunnya produktivitas, gangguan dalam interaksi sosial, serta masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Strategi untuk mengatasi kecanduan smartphone
Mengelola kecanduan smartphone membutuhkan kesadaran diri dan strategi yang efektif untuk mengurangi ketergantungan pada perangkat seluler. Berikut beberapa strategi yang direkomendasikan oleh para ahli:
- Tentukan waktu khusus untuk menggunakan ponsel. Tetapkan jadwal kapan kamu boleh menggunakan smartphone. Cara ini membantu menciptakan batasan dan mencegah kebiasaan memeriksa ponsel secara terus-menerus.
- Nonaktifkan notifikasi yang tidak penting. Matikan notifikasi dari aplikasi yang tidak mendesak. Dengan begitu, kamu tidak akan terganggu dan tergoda untuk selalu mengecek ponsel.
- Lakukan aktivitas lain. Temukan kegiatan alternatif yang tidak melibatkan layar, seperti membaca buku, berolahraga, atau menikmati waktu di luar ruangan. Dengan begitu, ketergantungan pada smartphone bisa berkurang.
- Gunakan aplikasi pembatas waktu layar. Ada banyak aplikasi yang dapat membantu melacak dan membatasi waktu layar. Aplikasi ini bisa memberikan wawasan tentang pola penggunaan smartphone dan membantu menetapkan batasan.
- Ciptakan zona bebas teknologi. Tetapkan area atau waktu tertentu di rumah di mana smartphone tidak boleh digunakan, seperti saat makan atau sebelum tidur. Cara ini bisa membantu mengurangi kebiasaan scrolling tanpa tujuan atau doomscrolling, serta meningkatkan interaksi langsung dengan orang lain.
- Latih kesadaran dan kontrol diri. Sadari kebiasaan penggunaan smartphone dan kenali kapan penggunaannya mulai berlebihan. Kesadaran diri dapat membantu mengidentifikasi pemicu yang menyebabkan penggunaan berlebihan dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.
Dengan menerapkan strategi ini, kamu bisa lebih mengontrol penggunaan smartphone dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan perangkat digitalmu.