Apa itu Soft Token?

Soft token adalah security token berbasis perangkat lunak yang menghasilkan nomor identifikasi pribadi (PIN) sekali pakai untuk login. Secara tradisional, security token berupa perangkat keras, seperti key fob atau USB token, yang menghasilkan PIN unik dan aman untuk setiap penggunaan serta menampilkannya di layar LCD. Sistem ini aktif setelah pengguna menekan tombol atau memasukkan PIN awal.

Security token umumnya digunakan di lingkungan dengan kebutuhan keamanan tinggi sebagai bagian dari sistem autentikasi multifaktor (MFA). Meskipun hardware token lebih aman dibandingkan soft token, mereka juga lebih mahal dan sulit diterapkan dalam skala besar, seperti yang dibutuhkan untuk layanan perbankan online.

Soft token, yang juga dikenal sebagai software token, adalah upaya untuk mereplikasi keunggulan keamanan MFA, sambil menyederhanakan distribusi dan menurunkan biaya. Soft token tersedia di perangkat umum seperti smartphone yang dilengkapi aplikasi soft token dengan fungsi serupa hardware token. Smartphone menjadi lokasi yang mudah dilindungi dan diingat untuk informasi login yang aman. Namun, karena perangkat ini terhubung secara nirkabel, tingkat keamanannya bergantung pada sistem operasi perangkat dan perangkat lunaknya.

Dalam sistem soft token, pengguna yang login ke portal perusahaan investasi keuangan diminta untuk memasukkan nama pengguna dan kata sandi. Setelah itu, sistem mengirimkan one-time password (OTP) ke nomor telepon atau alamat email yang terhubung dengan akun pengguna. OTP tersebut kemudian dimasukkan ke layar login untuk mendapatkan akses.

Mengapa Soft Token Penting?

Soft token memiliki peran penting dalam keamanan siber dengan menyediakan metode autentikasi berbasis perangkat lunak yang meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi biaya.

  • Keamanan. Soft token memastikan akses ke sistem dilindungi oleh autentikasi dua faktor, melindungi dari akses tidak sah dan pencurian identitas, serta menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi.
  • Kenyamanan. Soft token dapat dengan mudah diterapkan pada perangkat seluler pengguna, membuatnya menjadi teknik keamanan yang fleksibel dan efisien.
  • Efisiensi biaya. Soft token lebih murah dibandingkan hardware token karena tidak memerlukan perangkat fisik dan dapat dengan mudah didistribusikan. Teknologi ini juga lebih mudah diadaptasi seiring pertumbuhan organisasi atau peningkatan kebutuhan keamanan.

Siapa yang Menggunakan Soft Token?

Soft token digunakan oleh individu dan organisasi untuk meningkatkan keamanan siber dengan menyediakan lapisan autentikasi tambahan. Soft token sering diterapkan untuk menyediakan akses jarak jauh yang aman, jaringan pribadi virtual (VPN), dan aplikasi cloud.

Industri seperti perawatan kesehatan, lembaga keuangan, dan badan pemerintah adalah pengguna utama soft token, terutama karena data pribadi yang mereka kelola bersifat rahasia. Selain itu, soft token ideal untuk pengguna dan aplikasi yang beragam karena aksesibilitas dan kemudahannya.

Hard Token vs. Soft Token

Hard token dan soft token memiliki tujuan yang sama, tetapi berbeda dalam cara penggunaannya.

Hard Token

Hard token lebih dahulu ada sebelum soft token dan masih digunakan, meskipun penggunaannya menurun drastis. Contoh populer adalah RSA SecurID, sebuah perangkat kecil dengan layar LCD untuk menampilkan PIN token. Algoritma di perangkat tersebut mengubah enam karakter yang ditampilkan pada interval tertentu. Selama proses login, pengguna memasukkan ID, kata sandi, dan nomor yang ditampilkan pada token.

Namun, hard token lebih mahal dan sulit dikelola dibandingkan soft token. Perangkat ini juga dapat hilang, salah tempat, atau dicuri.

Soft Token

Pengguna yang login menggunakan soft token melalui proses serupa dengan hard token. Mereka memasukkan ID, kata sandi, dan OTP yang dikirim ke perangkat atau email mereka untuk menyelesaikan autentikasi.

Soft token lebih ekonomis dibandingkan hard token karena tidak memerlukan perangkat fisik, sehingga tidak dapat hilang atau dicuri. Sistem ini cocok untuk implementasi modern seperti autentikasi biometrik dan infrastruktur berbasis cloud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *