Software stack adalah kumpulan komponen independen yang bekerja sama untuk mendukung eksekusi sebuah aplikasi. Komponen-komponen ini disusun secara hierarkis—berlapis-lapis dari bawah ke atas—yang bisa mencakup sistem operasi (OS), lapisan arsitektural, protokol, lingkungan runtime, bahasa pemrograman, aplikasi, database, dan pemanggilan fungsi.

Biasanya, komponen level rendah di hierarki ini berinteraksi langsung dengan perangkat keras, sedangkan komponen level tinggi menjalankan tugas-tugas khusus dan menyediakan layanan untuk pengguna akhir. Komponen-komponen ini berkomunikasi dengan aplikasi melalui serangkaian instruksi kompleks yang melintasi seluruh stack.

Mengapa software stack itu penting?

Software stack mempermudah proses pembuatan dan penyebaran aplikasi maupun website. Stack ini membantu mengurangi masalah kompatibilitas, mengoptimalkan fungsionalitas, serta meningkatkan performa dan produktivitas sistem. Lapisan-lapisan software di dalam stack ini bekerja sama untuk memperlancar proyek pengembangan. Tiap bagian stack biasanya disesuaikan dengan kebutuhan sistem atau tujuan tertentu.

Software stack juga menentukan sumber daya perangkat keras dan jaringan yang dibutuhkan untuk proyek pengembangan aplikasi atau website. Kerangka kerja ini menyederhanakan proses pengembangan, sehingga lebih efisien dan mudah diskalakan.

Selama bertahun-tahun, banyak jenis stack yang telah dikembangkan. Oleh karena itu, penting untuk memilih stack yang sesuai dengan proyek. Para developer juga bisa membangun stack-nya sendiri sesuai kebutuhan.

Bagian-bagian dari software stack

Sebuah software stack bisa sederhana ataupun kompleks, tergantung pada fitur yang ingin dicapai oleh aplikasinya. Stack bisa mencakup komponen dari sumber daya lokal (on-premises), penyedia pihak ketiga seperti software-as-a-service, atau penyedia cloud.

Tidak ada standar baku soal apa saja yang harus ada dalam sebuah software stack, kecuali bahwa semua komponennya harus mendukung pengembangan, pengiriman, dan operasional aplikasi. Paling tidak, biasanya terdiri dari OS, database, tools untuk mendukung bahasa pemrograman, dan aplikasinya sendiri. Untuk stack yang lebih kompleks, bisa juga mencakup sumber daya fisik yang sudah di-*abstract*, virtualisasi, penjadwalan dan orkestrasi, keamanan, UI, dan lain-lain.

Software stack vs. Technology stack

Perbedaan paling simpel antara software stack dan technology stack bisa dilihat dari namanya. Software stack hanya mencakup komponen software yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi, meskipun kadang ada juga elemen seperti virtualisasi atau hardware abstrak. Sementara itu, technology stack mencakup komponen software dan hardware dari infrastruktur TI.

Technology stack secara keseluruhan melibatkan semua aspek infrastruktur TI yang dibutuhkan untuk menyebarkan dan mengelola aplikasi dan layanan: mulai dari perangkat keras, software, database, middleware, penyimpanan data, sampai jaringan.

Berikut beberapa contoh jenis technology stack:

  • Server stack. Berisi hardware, OS, dan software pendukung seperti runtime environment, database, dan software untuk berbagai layanan web.
  • Storage stack. Meliputi server, software server, virtualisasi, dan komponen jaringan.
  • Cloud infrastructure stack. Termasuk infrastruktur abstrak (fisik dan virtual), platform seperti server aplikasi dan database, serta layanan lainnya seperti machine learning, keamanan, dan monitoring.
  • Marketing stack. Terdiri dari platform email, sistem manajemen konten, software CRM, serta alat analitik dan pelacakan. Cek lebih lanjut soal marketing stack.
  • Web stack. Stack ini umum dipakai untuk pengembangan situs dan aplikasi web, mencakup OS, bahasa pemrograman, database, dan web server. Web stack bisa digunakan ulang untuk berbagai proyek. Front-end stack berfokus pada antarmuka pengguna, sedangkan back-end stack lebih ke fungsi administratif. Full stack mencakup keduanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *