Apa Itu Staging Environment?

Staging environment (atau “stage”) adalah replika hampir identik dari production environment yang digunakan untuk software testing. Staging environment digunakan untuk menguji kode, build, dan update guna memastikan kualitasnya sebelum deployment ke aplikasi yang sebenarnya. Staging environment harus memiliki konfigurasi yang sama dengan production environment, termasuk hardware, server, database, dan cache, agar pengujian lebih akurat.

Pentingnya Staging Environment

Proses deployment software umumnya melalui beberapa tahap, yaitu: development, integration, testing dan quality assurance (QA), staging, dan akhirnya production. Karena pengguna tidak suka aplikasi yang lemot atau bermasalah, menemukan bug dan error software sebelum rilis adalah hal yang sangat penting. Staging environment memungkinkan pengujian yang lebih mendekati kondisi nyata sebelum aplikasi benar-benar digunakan oleh pengguna.

Staging terjadi di tahap akhir dalam proses pengembangan software. Kode sudah ditambahkan dan dimodifikasi, build telah dibuat, dan pengujian awal sudah dilakukan. Namun, meskipun build sudah diuji, tetap ada risiko jika langsung di-deploy ke production. Apalagi jika aplikasi tersebut sangat krusial atau menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Dengan adanya staging, aplikasi dapat diuji lebih lanjut sebelum benar-benar dirilis.

Tujuan staging adalah untuk memberikan kesempatan kepada tim developer, manajer proyek, dan stakeholder untuk mengevaluasi software di bawah tekanan tertentu dan menentukan apakah software siap untuk dirilis atau tidak. Hasil pengujian di staging biasanya menghasilkan tiga kemungkinan:

  1. No go. Jika ditemukan banyak error atau performa buruk, maka software dikembalikan ke developer untuk diperbaiki.
  2. No go. Dalam metode pengembangan Agile, build yang diuji di staging tidak harus selalu langsung di-deploy. Bisa jadi build tersebut masih membutuhkan fitur tambahan sebelum layak dirilis.
  3. Go. Jika software telah lolos semua pengujian di staging, maka bisa langsung di-deploy ke production. Beberapa metode deployment seperti blue/green atau A/B deployment bisa digunakan untuk memastikan pengalaman pengguna tetap optimal.

Jenis Pengujian di Staging Environment

Beberapa jenis pengujian yang biasa dilakukan di staging environment antara lain:

  • Smoke testing: Menguji fungsi utama aplikasi untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.
  • User Acceptance Testing (UAT) (UAT): Pengujian dari sudut pandang pengguna untuk memastikan pengalaman pengguna tetap optimal.
  • Regression testing: Menguji fitur lama untuk memastikan perubahan baru tidak menyebabkan error.
  • Chaos engineering: Pengujian ekstrem yang mencoba “merusak” sistem guna menemukan potensi kelemahan sebelum masuk ke production.

Manfaat Staging Environment

Beberapa keuntungan menggunakan staging environment adalah:

  • Pengujian lebih baik. Staging memungkinkan pengujian dalam lingkungan yang sangat mirip dengan production.
  • Kualitas lebih tinggi. Hasil pengujian yang sukses meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas software sebelum rilis.
  • Risiko lebih kecil. Staging dapat membantu dalam kepatuhan regulasi serta mengurangi kemungkinan kesalahan besar setelah deployment.
  • Strategi pemasaran yang lebih baik. Staging juga bisa digunakan untuk memberikan “sneak peek” atau akses awal kepada pengguna sebelum rilis resmi.

Keterbatasan Staging Environment

Walaupun staging environment memberikan banyak manfaat, tetap ada beberapa keterbatasan:

  • Simulasi terbatas. Tidak semua kondisi bisa direplikasi, misalnya lonjakan trafik tinggi.
  • Kesalahan konfigurasi. Jika staging dan production tidak 100% identik, hasil pengujian bisa kurang akurat.
  • Perencanaan jangka panjang. Beberapa masalah seperti kebocoran memori mungkin baru terlihat dalam jangka waktu lama.

Alternatif Staging Environment

Beberapa perusahaan memilih untuk tidak menggunakan staging dan langsung menguji di production dengan metode lain, seperti:

  • Staging in production. Software baru diuji langsung di production dengan metode deployment bertahap (A/B testing).
  • Immutable infrastructure. Setiap perubahan software dibuat dalam bentuk instance baru, bukan upgrade pada versi lama.
  • Parallel deployment. Versi lama dan baru berjalan bersamaan sebelum versi lama dihentikan sepenuhnya.

Keputusan untuk melewatkan staging biasanya hanya dilakukan pada aplikasi nonkritikal atau eksperimen. Untuk aplikasi yang lebih besar dan penting, staging tetap menjadi bagian penting dari proses deployment.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *